Bola.com, Makassar - Kehadiran Robert Alberts membawa harapan baru di kalangan suporter dan manajemen PSM Makassar. Pelatih asal Belanda ini diyakini bisa mengembalikan kejayaan Juku Eja yang terakhir jadi juara Liga Indonesia 1999-2000.
Robert diberikan wewenang penuh selama menukangi PSM. Manajemen pun terkesan pasang badan saat Robert membuat keputusan tidak populer dengan mendepak empat pemain asing Juku Eja, Alex Silva (Brasil), Lamine Diarrasouba, Boman Aime (Pantai Gading), dan Paulo Martins (Timor Leste) saat putaran pertama Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 masih tersisa sembilan pertandingan.
Advertisement
Baca Juga
Manajemen Juku Eja tidak masalah ketika pelatih asal Belanda itu mendatangkan empat pemain asing baru, Luiz Ricardo (Brasil), William Pluim, Ronald Hikspoors (Belanda), dan Kwon Jun (Korsel) meski mereka baru dimainkan pada putaran kedua nanti.
Tiga kekalahan beruntun, termasuk dua di kandang sendiri, tetap tidak menurunkan kepercayaan suporter dan manajemen terhadap terhadap pelatih yang mundur dari Sarawak FA setelah menelan empat kekalahan dari lima partai di Malaysia Super League 2015.
Padahal, selama ini, kalah di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin termasuk hal yang tabu buat PSM baik di era Perserikatan dan Liga Indonesia. Berada dalam posisi aman, Robert pun kian percaya diri. Saat berbincang dengan Bola.com, Robert juga mengutarakan keyakinan bisa mewujudkan mimpi suporter dan pihak manajemen. Berikut petikan wawancaranya:
Manajemen dan suporter berharap Anda bisa membawa PSM kembali berprestasi. Anda tidak terbebani?
Saya punya prinsip jelas saat menerima tawaran sebuah tim atau klub. Sebagai pelatih, saya tentu ingin membawa tim berprestasi. Saya menilai manajemen PSM punya ambisi besar mengembalikan status mereka sebagai salah satu klub elite Indonesia. Saya tentu ingin ambil bagian dalam proses itu. Soal beban atau tidak, saya tidak mau memikirkannya karena lebih baik saya fokus menangani tim.
Anda mencoret empat pemain asing saat putaran pertama masih tersisa sembilan partai. Tidak merasa rugi?
Saya punya kriteria sendiri dalam memilih pemain. Intinya, keempat pemain asing itu tidak sesuai dengan kriteria. Saya melihat kemampuan mereka tidak lebih baik dari pemain lokal. Jadi untuk apa dipertahankan? Lebih baik saya memaksimalkan pemain yang ada sekaligus memperbanyak kesempatan buat pemain lokal menambah jam terbang.
Anda belum mempersembahkan satu poin pun buat PSM dari tiga partai TSC 2016. Bisa Anda jelaskan penyebabnya?
Tidak anda yang instan dalam sepakbola, butuh proses dan kesabaran. Bagi saya, hasil adalah nomor dua karena yang terpenting penampilan dan disiplin pemain terus mengalami peningkatan. Dua faktor ini yang menjadi fokus pembenahan saya di PSM. Saya juga ingin membangun jiwa profesional di PSM. Bukan hanya pemain tapi juga seluruh elemen tim, termasuk hal yang mendasar seperti sarana, fasilitas, dan gizi pemain.
Saya yakin bila semuanya berjalan normal, PSM pelan tapi pasti bakal jauh lebih baik dari sebelumnya. Sebenarnya, saya sudah memulainya saat pertama kali menangani PSM pada Liga Indonesia 2010-2011. Anda lihat sendiri, meski belum optimal, PSM sempat bertengger di peringkat dua klasemen sementara.
Saat jumpa media, manajemen menargetkan Anda bisa membawa PSM bertengger di peringkat tiga klasemen akhir TSC 2016. Anda yakin bisa mewujudkannya?
Sekali lagi, ini bukan soal yakin atau tidak. Yang utama bagi saya adalah semua elemen tim punya tekad yang sama.
Anda ingin menciptakan kompetisi antarpemain dalam merebut posisi starter. Sejauh ini sudah berjalan?
Saya selalu tekankan kepada pemain bahwa mereka punya kesempatan yang sama jadi pemain inti. Nama besar atau senioritas bukan prioritas saya.
Sejauh ini, saya melihat pemain sangat antuasias dalam berlatih. Salah satunya adalah Rayid Bakri. Dalam penilaian saya, dia selalu tampil prima dan stabil saat membela PSM di TSC 2016. Saya berharap pemain lain bisa seperti dia.
PSM akan bertandang menghadapi tuan rumah Persib Bandung, Sabtu (2/7/2016). Anda yakin bisa memupus rekor buruk tiga kekalahan beruntun?
Persib adalah tim bagus, tapi bukan berarti mereka tidak bisa dikalahkan. Saya pernah membawa PSM mengalahkan Persib 2-1 di Bandung pada ISL 2010-2011. Memang situasi dan kondisinya berbeda, tapi, dalam sepak bola tidak ada yang tidak mungkin.
Sekali lagi saya yakin dengan kemampuan pemain saat ini. PKami nyaris mengimbangi Sriwijaya di Palembang sebelum kebobolan di menit terakhir pada pekan ke-7. Dengan asumsi penampilan pemain kian membaik, saya optimistis PSM bisa menyulitkan Persib di Bandung.