Bola.com, Jakarta - Marcio Souza adalah sosok kontroversial. Jauh sebelum ditangkap di Brasil karena dugaan pengaturan skor dan terlibat dalam jaringan bandar judi, pria berusia 36 tahun itu sudah lekat dengan kasus selama bermain di Indonesia.
Memang, kasus yang dialami Marcio Souza kebanyakan adalah perilaku buruk, baik di dalam maupun luar lapangan. Dia misalnya, pernah dilaporkan ke polisi karena menganiaya ketua panpel Persisam Putra Samarinda, Tommy Ermanto.
Ketika itu Marcio yang memperkuat Deltras Sidoarjo, bertandang ke markas Persisam di Samarinda. Usai pertandingan terjadi keributan karena dipicu ulah suporter yang melempari bangku pemain Deltras, Marcio yang membalas lemparan itu terlihat emosi.
Advertisement
Baca Juga
Nahas, Tommy Ermanto yang coba meredam emosi Marcio Sousa malah diberi tinju. Tidak terima dengan kejadian itu Tommy lantas melakukan visum dan melapor ke polisi. Marcio Souza pun dipanggil penyidik untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dari berbagai sumber yang ada, Marcio pertama kali bermain di Indonesia memperkuat Persela Lamongan. Marcio cukup lama membela klub berjulukan Laskar Joko Tingkir itu. Kariernya di Stadion Surajaya Lamongan berlangsung sampai 2008.
Gol pertama pemain yang biasa menempati posisi penyerang ini di Indonesia tercipta ke gawang PKT Bontang. Dalam pertandingan Persela melawan PKT Bontang di Stadion Surajaya, Marcio mencetak satu gol pada menit ke-81 untuk melengkapi kemenangan menjadi 3-0.
Setelah itu pemain kelahiran Rio de Janeiro ini pindah ke Semen Padang, bermain di kompetisi Divisi Utama. Saat di Padang dia pernah diberitakan memeluk agama Islam. Proses menjadi mualaf disaksikan pemuka agama Islam setempat.
Tetapi, di Semen Padang dia kembali terjerat kasus. Akibat perilaku buruk terhadap perangkat pertandingan, Marcio Souza dihukum larangan bermain oleh Komdis PSSI selama satu tahun.
Alhasil, Marcio Souza tidak bisa meneruskan kiprahnya bersama Semen Padang di babak 8 besar Divisi Utama pada musim 2010-2011.
Lepas dari sanksi larangan bermain satu tahun, tidak membuat pamor Marcio Souza meredup. Ia justru menerima tawaran dari Arema, yang saat itu mengalami perpecahan. Tawaran itu datang dari Arema yang berkompetisi di ISL.
Arema merekrut Marcio dengan alasan sudah berpengalaman di Indonesia. Jumlah golnya di setiap musim terbilang konsisten. Oleh karena itu Arema tidak ragu untuk merekrut Marcio, meski pernah dihukum satu tahun karena perilaku buruk.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiprah di Persib
Hanya, kiprah Marcio bersama Arema di ISL 2011-2012 kurang mulus. Dalam 17 pertandingan putaran pertama, Arema hanya menang tiga kali, lima kali seri, dan sisanya kalah. Arema pun tidak keberatan saat Persib datang ingin merekrut Marcio Souza. Sebagai penggantinya Arema mendatangkan Herman Dzumafo Epandi.
Keputusan Persib merekrut Marcio Souza di putaran kedua ISL 2011-2012 terbilang berisiko. Tetapi, rekam jejaknya sebagai pemain yang emosional dan kerap merugikan tim sendiri, tidak membuat Persib mundur. Saat itu Persib yakin masuknya Marcio, yang menggantikan Moses Sakyi, di putaran kedua mampu memperbaiki performa tim.
Salah satu yang membuat Persib yakin karena sebelum tanda tangan kontrak, manajemen membuat aturan yang melarang Marcio berperilaku buruk, terutama di dalam lapangan. Pasalnya, Persib tidak ingin dirugikan dengan larangan bermain dan denda yang kemungkinan bisa dimunculkannya karena perilaku buruk.
Namun apa daya, Persib tetap kena getah. Marcio Souza di putaran kedua ISL tetap rajin mengoleksi kartu. Bahkan pelatih Persib ketika itu, Robby Darwis, mengaku karakter emosional Marcio menular ke pemain lain. "Ada perubahan mental pemain dengan tingkah laku Marcio," ucap Robby saat itu.
Di akhir musim prestasi Persib juga tidak bagus. Tim Maung Bandung hanya mampu finis di peringkat kedelapan dan bisa ditebak, musim berikutnya Marcio tidak lagi dikontrak.
Apesnya lagi, PT Liga Indonesia pada September 2012 mengeluarkan nota merah buat klub ISL dilarang merekrut Marcio Souza karena perilaku buruk selama beberapa tahun terakhir.
Dilarang bermain di ISL, Marcio tidak hilang akal. Ia coba melamar ke Perseman Manokwari yang bermain di IPL 2013. Namun, ceritanya juga sama. Lebih parah lagi Marcio Souza pernah dikeroyok teman-temannya sendiri di lapangan usai pertandingan melawan Persepar Palangkaraya.
Setelah itu Marcio sempat mendapat ancaman pembunuhan yang membuatnya melapor ke polisi. Namun, kasus itu menguap dan Marcio Souza pun tidak terdengar lagi aktivitasnya di Indonesia hingga pada Rabu (6/7/2016) namanya muncul di media massa lantaran ditangkap pihak berwenang Brasil.
Â
Advertisement