Bola.com, Jakarta - Kasus penangkapan Marcio Souza menarik perhatian Menpora RI, Imam Nahrawi. Menpora terkejut karena kasus yang menimpa Marcio Souza diduga melibatkan unsur dari Indonesia. Bahkan Marcio Souza sudah lama berkarir di Indonesia dan pernah membela klub-klub besar seperti Arema dan Persib Bandung.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua sebagai bagian dari sepak bola dan olahraga Indonesia. Di luar negeri, berhasil mengungkapnya, kenapa di negara kita tidak? Kuncinya kita harus instropeksi," jelas Imam Nahrawi.
Baca Juga
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Erick Thohir Melting Setelah Koreografi Gundala Vs Godzilla Suporter Timnas Indonesia Dipuji FIFA: Kita Pasti Termehek-mehek
Advertisement
Setelah melihat adanya kerja sama pihak kepolisian Brasil dengan Asosiasi sepak Bola Brasil (CBF), Imam mengharapkan hal tersebut juga terjadi di Indonesia. Pria asal Bangkalan, Madura, itu melihat bahwa kerja sama dua pihak seperti itu bisa membuat sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
[bacajuga:Baca Juga](2548097 2549057 2548675)
Kerja sama tersebut dikatakan Menpora, bisa mencegah dan meminimalisasi terjadinya kecurangan dan pengaturan skor. Imam juga menginginkan hal tersebut juga dilakukan pihak terkait di Indonesia.
"Indonesia harus segera menyeriusi agar kasus pengaturan skor bisa diantisipasi dan diminimalisasi. Pengaturan-pengaturan itu, secara tidak langsung pasti memengaruhi prestasi dan pembinaan. Mungkin saja prestasi Brasil merosot karena adanya kasus tersebut," lanjut Imam.
Marcio Souza diciduk kepolisian Brasil setelah diduga terlibat kasus pengaturan skor di Serie A2, A3 (Campeonato Paulista) dan kasta liga lebih rendah. Marcio diketahui merupakan bagian dari sindikat pengaturan skor dari bandar besar di Asia hingga Indonesia yang melibatkan pemain, pelatih, agen, hingga presiden klub.
"Kami menginvestigasi keberadaan sindikat yang banyak melakukan kegiatan di wilayah Sao Paulo dan Rio, juga sindikat tak dikenal dari Malaysia, Cina, dan Indonesia," ucap Kelly Cristina yang merupakan kepala investigasi kasus pengaturan skor tersebut.