Bola.com, Semarang - PSIS Semarang tampil aoik dengan menjungkalkan rival abadi Persijap Jepara, 4-0 dalam lanjutan Grup 4 ISC B di Stadion Jatidiri, Sabtu (16/7/2016). Striker Johan Yoga Utama jadi bintang utama di laga itu dengan borongan empat gol. Menariknya, itulah gol debut mantan striker PSM Makasar di pentas ISC B.
"Rasanya campur aduk senang dan bangga apalagi di laga klasik Jateng. Setelah empat pertandingna tidak cetak gol akhirnya bisa pecah telur langsung empat," kata Johan Yoga kepada Bola.com, Minggu (17/7/2016).
Tak mencetak gol di empat laga awal jelas bukan performa sesungguhnya yang ditunjukkan Johan. Maklum dia merupakan top skor Piala Polda Jateng 2015 saat berkostum tim Mahesa Jenar.
Hasrat mengakhiri paceklik gol langsung dia tunjukkan saat laga berlangsung lima menit. Umpan terukur Hari Nur Yulianto mampu diselesaikan dengan manis oleh pemain kelahiran Semarang, 19 Februari 1990 itu. Johan lantas mencetak tiga gol tambahan, menit 24, 49, dan 79.
Advertisement
Baca Juga
Meski tampil memukau dengan borongan empat gol, Johan tetap kalem. Menurutnya kunci sukses dirinya termasuk kemenangan PSIS tak lepas dari seluruh pemain bekerja keras dan saling percaya.
Dia juga mendapat instruksi khusus dari pelatih M. Dofir sebelum laga guna menuntaskan rasa penasaran tak mecentak gol di empat laga.
"Pelatih bilang saya fokus sebagai ujung tombak dan jangan terlalu turun minta bola ke bawah. Hasilnya luar biasa bisa cetak gol. Saya rasa pelatih cukuo jeli meilihat situasi ini,"jelas dia.
Moncernya Johan melawan Persijap membuatnya berpeluang meraih gelar top scorer. Namun dirinya enggan berpuas diri dan tetap berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan performa terbaik.
"Paling penting membawa PSIS juara. Apalagi persaingan cukup berat namun saya tetap optimistis setidaknya lolos dari grup dulu," tutur Johan.
Dengan hasil itu, PSIS Semarang mengkudeta Persijap di puncak klasemen dengan 11 poin atau seleisih satu angka dengan tim Laskar Kalinyamat. Anak-anak Kota Atlas bisa memperlebar jarak mengingat mereka memainkan satu laga lebih sedikit.