Bola.com, Surabaya - Isu soal rencana kepindahan Bhayangkara Surabaya United ke Semarang mendapat atensi Indra Kahfi dkk. Mereka pun angkat bicara soal kabar yang santer beredar sejak Polri melalui Prima Koperasi Polisi (Primkoppol) mengambil alih 90 persen saham Bhayangkara SU.
Sang kapten Indra Kahfi sendiri meyakini, isu tersebut tidak benar. Sebab, ia mendengar rumor ini sejak lama, namun hingga kini tidak ada realisasi. “Kalau isu itu benar, pasti sudah jauh-jauh hari kita dapat kabar kalau mau pindah ke Semarang,” katanya.
Indra juga menyebutkan, meski Pak Condro Kirono saat ini bertugas di Kapolda Jateng, ia tak yakin pria yang menjabat General Manager Bhayangkara SU itu akan memindahkan markas Bhayangkara SU ke wilayah kekuasaannya.
“Di Semarang sudah ada PSIS. Meski di Divisi Utama, suporter mereka militan. Saya rasa, tidak ada jaminan juga suporter di sana akan mendukung kami,” jelas Indra.
Advertisement
Baca Juga
Ungkapan senada juga dilontarkan Rudi Widodo. Pemain Bhayangkara SU itu tak mempercayai isu tersebut. Apalagi, ada wacana Polda Jatim memindahkan markas mereka ke salah satu rumah yang saat ini digunakan sebagai mes Bhayangkara SU U-21.
Apalagi sebelumnya petinggi Polda Jatim berencana memboyong mereka ke Markas Polda Jatim. Kabarnya, mereka akan ditempatkan di mes anggota yang tak dipakai. Di sana mereka juga disediakan lapangan untuk latihan rutin.
“Yang saya dengar seperti itu. Saya belum tahu perkembangan terkini mengenai kabar tersebut,” ujar Rudi.
Hanya, soal setuju atau tidak markas mereka dipindahkan ke Semarang, para pemain menyerahkan sepenuhnya kepada para petinggi klub tersebut. Mereka sebagai pemain akan mengikuti titah manajemen klub.
“Kalau kami, mau dipindah kemana saja kami ikut. Karena kami ini sepertu prajurit, kemana ditugaskan, kami siap menajalaninya,” tutur I Putu Gede Juni Antara, pilar Bhayangkara SU yang baru-baru ini terpanggil seleksi Timnas proyeksi Piala AFF.
Tak hanya Putu, pemain Bhayangkara SU yang selama ini tidak menetap di mes Jemursari Selatan, Surabaya, Fandi Eko Utomo pun tak ambil pusing jika niat pindah markas itu direalisasikan. “Saya tidak punya kewenangan untuk menolak. Kalau memang pindah, mau bagaimana lagi. Tapi hati saya kok mengatakan tidak,” ucapnya.