Bola.com, Sleman - Panpel PSS Sleman melayangkan laporan resmi ke PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ISC B 2016 terkait aksi pengeroyokan pemain Persinga Ngawi kepada wasit dan hakim garis dalam laga PSS versus Persinga Ngawi di Grup 5 di Stadion Maguwoharjo, Minggu (7/8/2016).
Ketua Panpel PSS, Ediyanto, mengatakan pihaknya juga menyiapkan beberapa bukti termasuk rekaman pertandingan untuk bahan laporan ke operator. Pelaporan sebelumnya juga dilakukan pengawas pertandingan setelah laga usai.
"Kami akan siapkan banyak bukti baik foto saat pengeroyokan maupun rekaman pertandingan. Kami siap mengikuti proses yang ada," kata Ediyanto kepada Bola.com, Senin (8/8/2016).
Seperti diketahui, kericuhan terjadi saat pemain Persinga dalam dua momen mengeroyok dan memukul asisten wasit Iswah Indiarto dan Asep Rohendi asal Bandung serta wasit Hipni (Jakarta).
Advertisement
Baca Juga
Kejadian pertama di menit empat saat sundulan striker PSS, Tri Handoko, sudah masuk melewati garis gawang langsung dibuang keluar kiper Persinga, Moch Pujiantoro. Dari pengamatan hakim garis bola sudah masuk ke dalam gawang dan terjadilah keributan karena kubu tim tamu menganggap bola itu belum melewati garis gawang.
Kejadian yang hampir mirip di menit 60 saat sepakan striker Riski Novriansyah yang menerpa tiang lalu melewati garis gawang. Akibat insiden itu, dua pemain tim Laskar Ketonggo, M. Fakhur Rosi dan Andre Eka Prasetya, diganjar kartu merah.
Ediyanto menjelaskan meski terjadi aksi brutal terhadap wasit, dirinya menilai jika standar keamanan di lapangan sudah berjalan sesuai prosedur. Bahkan diakuinya ada peningkatan kualitas pengamanan dalam laga tersebut meski jumlah personel keamanan yang disiagakan sama dengan laga-laga kandang PSS sebelumnya yakni jumlah personel sebanyak 650 orang.
"Dalam aturan kan posisi petugas keamanan memang tidak boleh berada di tepi lapangan bahkan masuk ke dalam. Hanya kemarin kejadian begitu cepat dan di luar perkiraan sehingga agak sedikit terlambat melerai kericuhan," ungkapnya.