Bola.com, Yogyakarta - Timnas U-19 menjalani pemusatan latihan di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dalam persiapan menuju Piala AFF U-19 di Vietnam, 11-24 September 2016. Timnas Indonesia U-19 pernah menampilkan performa cemerlang saat meraih juara di ajang serupa, pada 2013.
Banyak pemain andal yang muncul dari Timnas U-19 era racikan Indra Sjafri saat itu, seperti Evan Dimas Darmono, Septian David Maulana, Maldini Pali, maupun Ichsan Kurniawan.Kini Timnas U-19 racikan Eduard Tjong bertekad meriah hasil serupa atau bahkan lebih baik.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, besar kemungkinan bakal muncul bintang muda baru Indonesia. Salah satunya, stopper Bagas Adi Nugroho. Pemain kelahiran Yogyakarta, 8 Maret 1997 itu digadang-gadang jadi penerus Evan Dimas, jadi kapten Timnas U-19.
Bagas terbilang pemain "senior" di antara rekan-rekannya yang saat ini menjalani seleksi dan pelatnas di tim U-19. Ia merupakan kapten Timnas U-19 era Fachry Husaini, sebelum aktivitas timnas vakum akibat jatuhnya sanksi FIFA.
Lantas bagaimana pemain yang pernah menjalani trial di Jepang ini menyikapi hal itu? Bagaimana pula pendapat eks pemain PBR ini perihal peluangnya dalam seleksi? Berikut petikan perbincangan Bola.com dengan Bagas Adi.
Bagaimana tanggapan Anda soal pemusatan latihan di Yogyakarta?
Sebagai orang asli Yogya, tentu senang bisa kembali ke rumah. Apalagi orang tua bisa nonton seleksi maupun pertandingan jadi lebih nyaman. Kalau libur pulang ke rumah juga dekat.
Proses seleksi terbilang berat karena pelatih lebih bertumpu pada fisik. Bagaimana Anda menjalani proses itu?
Selama di Jakarta dan Yogyakarta memang ditempa fisik berat. Namun, sebagai pemain sepak bola bagi saya tidak masalah karena ini juga untuk kepentingan tim dan diri saya sendiri. Apalagi teman-teman yang lain juga menikmati proses ini.Anda salah satu pemain senior di tim ini.
Apakah ada beban dengan masyoritas pemain berusia di bawah Anda?
Tidak ada beban karena meski senior, usia pemain tak terpaut jauh sehingga proses komunikasi berjalan lancar. Saya buat santai saja.
Bagaimana Anda melihat ekspektasi yang tinggi dari masyarakat terhadap Timnas U-19 setelah juara Piala AFF?
Mungkin ada beban karena masyarakat masih terbawa kesuksesan Timnas U-19 sebelumnya. Meski persiapan minim, kami termotivasi untuk meraih hasil serupa. Sebisa mungkin dibuat enjoy agar beban berkurang.
Selama proses seleksi apakah terdapat kendala? Bagaimana Anda melihat persaingan di seleksi ini?
Kendala utama memang persiapan yang mepet, namun itu bukan jadi alasan. Sebagai seorang atlet, kami harus siap sedia meski hanya ada sedikit waktu. Kalau soal persaingan memang ketat karena materi pemain bagus-bagus. Semua ingin menunjukkan kualitas yang terbaik.
Target pribadi Anda?
Paling penting masuk skuat inti di Piala AFF U-19 2016 agar selalu bermain. Setelah itu baru memikirkan klub selanjutnya karena banyak tawaran dari tim-tim namun belum ada keputusan. Saya serahkan ke manajemen.
Sudah siapkah Anda jika benar-benar ditunjuk sebagai kapten Timnas U-19 lagi?
Kalau memang jadi kapten tentu senang karena pasti selalu bermain. Tugas pemimpin pasti bisa menambah motivasi dalam performa di lapangan.