Sukses


Indra Kahfi: Lebih Baik Telat daripada Tidak Sama Sekali

Bola.com, Surabaya - Nama Indra Kahfi Ardhiyaksa masuk daftar 22 pemain Timnas Indonesia yang disiapkan untuk melawan Malaysia di laga uji coba internasional yang digelar 6 September 2016 di Stadion Manahan, Solo. Masuknya kakak kandung kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, ini tidak lepas dari penampilan impresifnya bersama Bhayangkara Surabaya United.

Kabarnya bukan hanya saat di Bhayangkara Surabaya United, konon nama Indra sudah masuk dalam radar asisten pelatih Timnas Wolfgang Pikal sejak dirinya memperkuat PS Polri di turnamen pramusim bertitel Piala Bhayangkara 2016.

Itulah mengapa ketika sang pelatih kepala Alfred Riedl meminta masukan tentang siapa saja wajah baru yang layak diberi kesempatan seleksi bersama Timnas proyeksi Piala AFF, salah satu nama yang disodorkan Pikal adalah nama kapten Bhayangkara SU itu.

Di sisi lain, karier Indra bersama timnas bisa dibilang terlambat, sebab ia baru masuk timnas ketika usianya sudah kepala tiga. Namun terlambat atau tidak, yang terpenting Indra kini berdiri sejajar dengan pemain-pemain timnas sebelumnya, termasuk dengan sang adik yang lebih dulu membela Tim Merah-Putih.

Lantas apa saja yang ia rasakan saat mengetahui namanya masuk dalam Timnas Garuda? Berikut penuturan Indra pada Bola.com.

Bagaimana rasanya setelah masuk Timnas?
Campur aduk. kaget, bangga dan senang jadi satu, karena mimpi saya bisa membela Timnas di ajang internasional terwujud meski titelnya hanya uji coba.

Ini akan menjadi pengalaman pertama Anda berkostum Merah-Putih, apakah Anda canggung?
Kalau sekarang tidak. Saya jauh lebih tenang dan rileks dibanding saat awal-awal seleksi. Kala itu saya sempat tegang, tapi berkat dorongan serta masukan dari teman dan senior yang pernah memperkuat timnas, saya sudah bisa mengatasinya.

Upaya apa yang Anda lakukan agar bisa tampil maksimal bersama timnas?
Sebelum masuk timnas, saya berlatih keras bersama Bhayangkara SU. Tak hanya melihat menu yang diberikan pelatih, saya juga menambah porsi latihan sendiri, terutama latihan fisik di pusat kebugaran.

Untuk saat ini tidak banyak yang bisa saya lakukan selain menjalani rutinitas latihan, baik bersama klub maupun sendirian di pusat kebugaran. Itu hanya untuk jaga kondisi. Apalagi waktunya juga sudah mepet.

Apakah saat ini Anda merasa sudah dalam kondisi maksimal?
Sudah, saya merasa dalam kondisi terbaik. Saat ini yang saya butuhkan hanya mempertebal keyakinan bahwa saya bisa tampil bagus dan memberikan yang terbaik untuk timnas.

Komentar Anda soal karier bersama timnas yang bisa dibilang terlambat?
Benar, saya memang terlambat masuk timnas. Adik saya (Andritany Ardhiyasa) dan banyak pemain lain yang jauh lebih muda ketika berkarier bersama Timnas. Tapi, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Saya tetap merasa senang, minimal saya tidak hanya mendengar cerita pengalaman adik saya bermain untuk timnas. Tak kalah penting, saya bisa memberikan kebanggaan pada keluarga.

Menurut Anda, bagaimana kekuatan Timnas Indonesia dengan materi yang ada?
Saya rasa cukup bagus. Semua yang terpanggil adalah pemain yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Mereka juga berkontribusi besar untuk timnya masing-masing selama putaran pertama TSC 2016. Soal peluang, saya optimistis bisa mengalahkan Malaysia di pertandingan nanti.

Harapan Anda bersama timnas?
Jangka pendeknya, saya ingin memenangkan pertandingan uji coba lawan Malaysia. Jangka panjangnya, kalau saya masih terpilih dalam Timnas untuk Piala AFF, saya ingin membawa timnas meraih gelar yang sudah lama tidak kita rasakan.

Bagaimana rasanya bisa bermain bersama adik di Timnas?
Ini memang bukan yang pertama bagi kami karena dulu kami sering bermain bersama membela kampung di sebuah turnamen. Tapi, kali ini rasanya pasti berbeda lantaran bermain untuk Timnas Indonesia.

Yang jelas, saya sangat senang karena kami bisa bahu-membahu membela Merah-Putih. Saya juga ingin tunjukkan ke Andritany bahwa kakaknya tidak kalah darinya (sembari tertawa).

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer