Bola.com, Bangkalan - Laga Arema Cronus menjamu Madura United di pekan ke-18 Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo lalu menyisakan luka di hati salah satu elemen suporter Madura United K-Conk Mania.
Penyebabnya, mereka mengalami sejumlah insiden buruk selama tur ke Malang itu. K-Conk Mania memberangkatkan anggotanya sebanyak lima bus ke Stadion Kanjuruhan.
Namun, niat mereka memberikan dukungan pada tim kesayangannya tak kesampaian lantaran sesampainya di depan pintu tiket mereka tidak diizinkan masuk ke stadion, padahal mereka sudah membeli tiket masuk.
Setelah terjadi perdebatan dengan panpel Arema Cronus, puluhan K-Conk Mania itu diperbolehkan masuk dengan syarat harus melepas semua atribut K-Conk Mania. Tentu saja, permintaan panpel Arema Cronus itu ditolak.
Advertisement
Baca Juga
Mereka pun memilih kembali pulang ketimbang harus melepas semua atribut kebanggaan mereka. Dengan mengendarai bus yang mengantarkan mereka ke Malang, mereka pun meninggalkan Kota Malang. Tapi saat memasuki flyover Arjosari, bus yang mereka tumpangi diserang oleh sekelompok orang yang mengenakan atribut Aremania.
Karena tak sampai berakibat fatal, bus yang ditumpangi K-Conk Mania pun terus melaju ke arah pulang. Tapi saat memasuki daerah Singosari tiba-tiba ada oknum Aremania dengan jumlah yang lebih banyak menyerang bus mereka. Kaca bus pun pecah karena dihujani batu. Serpihan kacanya juga melukai sejumlah K-Conk Mania. Untung, tidak ada sampai terluka parah akibat insiden ini.
"Kami ini datang atas undangan mereka. Bahkan sebelum keberangkatan, kami sudah berkoordinasi dengan mereka. Tapi sampai di sana kami dipermalukan," ujar Jimhur Saros, Presiden K-Conk Mania.
Jimhur juga mengkritik sikap manajer Madura United Haruna Soemitro yang tidak bereaksi apa pun terkait insiden tersebut. Kalau pun Haruna punya hubungan dekat dengan CEO Arema Cronus Iwan Budianto, menurut Jimhur Haruna maupun Iwan seharusnya tidak tinggal diam.
Ia tak melarang Haruna bersahabat karib dengan Iwan. "Tapi seharusnya mereka tidak tinggal diam, karena peristiwa di Malang itu tidak hanya melukai K-Conk Mania dan Taretan Dhibi' saja, tapi juga masyarakat Madura pada umumnya," ujar Jimhur.