Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia bakal berjumpa musuh bebuyutan Malaysia dalam laga uji coba menjelang Piala AFF 2016 di Stadion Manahan, Solo, pada Selasa (6/9/2016) malam. Walau sebatas persahabatan duel pertandingan ini sarat gengsi.
Kedua negara saudara serumpun selalu bersaing di dunia sepak bola internasional. Pertandingan yang mempertemukan Indonesia dengan Malaysia selalu berlangsung sengit. Hasil akhir yang digelar menjadi pertaruhan harga diri negara.
Pertandingan hari ini terasa bersejarah bagi Tim Merah-Putih. Selepas SEA Games 2015, Indonesia tidak pernah lagi berkecimpung di persaingan internasional.
Advertisement
Baca Juga
Sanksi pembekuan PSSI yang dilakukan Menpora, Imam Nahrawi, berbuntut panjang. FIFA menganggap hal tersebut sebagai bagian dari intervensi. Efeknya, keanggotan Indonesia ikut dibekukan.
Efek dominonya terasa menyesakkan. Ranking Indonesia selama setahun terakhir melorot tajam.Per September, posisi Indonesia ada di 191. Berbanding jauh dengan Malaysia, yang kini berada di ranking 167.
Posisi Tim Garuda di antara sesama negara Asia Tenggara paling rendah. Kalah jauh dibandingkan pesaing utama macam Thailand (120), Filipina (134), Vietnam (138), Myanmar (159), Singapura (159).
Yang paling mengenaskan negara kelas dua ASEAN, Laos (177) dan Kamboja (180) , atau Timor Leste (186) posisinya lebih baik.
Walau memang hal itu tak jadi jaminan kalau kualitas permainan Indonesia kalah dibanding negara-negara yang disebut di atas. Selama setahun Indonesia tidak mendapat tambahan poin apa-apa, karena absen menjalani pertandingan Kualifikasi Piala Asia, Dunia, atau persabahatan antarnegara.
Pemain-pemain terbaik Tanah Air hanya bisa unjuk kemampuan di level kompetisi domestik bersama klubnya masing-masing.
Sisi jeleknya mereka tidak merasakan atmosfer pertandingan sarat tekanan. Tapi keuntungannya, kekuatan Timnas Indonesia tidak bisa teraba oleh negara-negara pesaing di Piala AFF 2016.
"Buat saya pribadi ini tugas berat. Persiapan menghadapi Piala AFF 2016 bisa dibilang tidak ideal. Akan tetapi Indonesia beruntung punya banyak pemain berbakat alam. Semoga saja mereka bisa menunjukkan level permainan terbaik saat bertarung di pentas turnamen," kata Alfred Riedl, pelatih Timnas Indonesia.
Pelatih Malaysia, Ong Kim Swee, enggan meremahkan Timnas Garuda dan menganggap calon lawannya tetap punya kualitas meski setahun lebih vakum dari ajang internasional akibat sanksi FIFA.
"Sampai kapanpun Indonesia adalah tim yang berkarakter tinggi untuk menang, terlebih mereka bermain di kandang sendiri. Saya tak sedikit pun melihat mereka mengalami penurunan secara kualitas pemain meski lama vakum," kata Ong Kim Swee dalam konfrensi pers di Hotel Lorin Solo, Senin (5/9/2016).
Pernyataan Ong Kim Swee rasanya masuk akal, jika mengacu pada sejarah yang menunjukkan Malaysia selalu dibuat kesulitan oleh Indonesia, sekalipun sang lawan dalam kondisi serbasulit.
Bola.com memunculkan sejumlah alasan yang membuat Timnas Indonesia tetap diunggulkan bisa memenangi duel uji coba melawan Harimau Malaysia. Simak dengan seksama.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rekor Pertemuan Memihak Indonesia
Sepanjang sejarah total sudah 94 kali kedua tim bertemu. Timnas Indonesia memenangi 38 laga, sedangkan Malaysia 35 pertandingan. Sebanyak 21 duel disudahi hasil imbang. Jumlah duel ini terbanyak antarnegara sesama Asia Tenggara.
Pertandingan pertama yang mempertemukan kedua tim terjadi pada 7 September 1957 di ajang Merdeka Games yang dimainkan di Kuala Lumpur, Malaysia. Bertanding di kandang lawan, Tim Merah-Putih yang diperkuat pemain tempo dulu layaknya Ramang serta Malwi Saelan sukses mengalahkan tuan rumah dengan skor 4-2.
Dalam sejumlah pertemuan Indonesia kerap menang telak. Ambil contoh dalam sebuah laga persabahatan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 20 Aprol 1960, di mana Indonesia membantai Malaysia dengan skor 5-0. Kemenangan dengan skor 6-1 diraih pada 28 November 1968 di ajang Kings Cup.
Kekalahan memalukan didapat Tim Negeri Jiran di SEA Games 1991 Vietnam. Saat itu mereka dilibas 6-0 oleh Indonesia. Terakhir pada penyisihan Grup A Piala AFF 2010 di SUGBK, Malaysia juga dihantam 5-1 oleh Tim Garuda. Saat itu Timnas Indonesia juga dilatih oleh Alfred Riedl.
Advertisement
Kondisi Timnas Malaysia Tidak Kondusif
Jelang pelaksanaan Piala AFF 2016, isu pergantian pelatih membayangi timnas Malaysia. Posisi pelatih timnas Harimau Malaysia saat ini, Ong Kim Swee, disebut rawan tergusur saat pucuk kepemimpinan di Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berubah.
Hanya, kemungkinan pencopotan Ong Kim Swee itu paling cepat dilakukan tahun depan, tepatnya setelah Kongres Pemilihan FAM digelar. Sesuai keputusan Komite Eksekutif FAM, Kongres Pemilihan FAM yang semestinya baru digelar pada 2018 dimajukan tahun depan menyusul pengunduran diri Presiden FAM saat ini, Tengku Abdullah, beberapa waktu lalu.
Isu pergantian pelatih timnas Malaysia ini kali pertama diembuskan bos Johor Darul Ta'zim, Tunku Ismail Sultan Ibrahim, yang juga Putra Mahkota Kesultanan Johor, dalam akun Facebook resmi klub (1/9/2016).
Dalam bocoran yang disampaikannya, tidak hanya Ong Kim Swee yang rawan didepak dari posisi pelatih kepala timnas, melainkan juga Frank Bernhardt yang sekarang menjabat sebagai pelatih kepala timnas Malaysia U-22 yang disiapkan untuk SEA Games 2017.
Skuat timnas Malaysia yang datang ke Solo bisa dibilang bukan yang terbaik. Ong Kim Swee terpaksa melakukan perubahan draktis komposisi skuat karena ada beberapa pemain yang mengalami cedera.
Total, jumlah pemain Malaysia yang cedera ada enam orang, lalu empat dicoret, dan tiga lainnya memutuskan pensiun. Para pemain yang pensiun kabarnya karena faktor pelatih. Mereka menilai metode kepelatihan Ong Kim Swee terlalu keras.
Dukungan Suporter yang Berlimpah
Penggemar sepak bola Solo amat antusias menyongsong duel Timnas Indonesia kontra Malaysia pada Selasa (6/9/2016) di Stadion Manahan, Solo.
Hal tersebut terlihat dari pemesanan tiket laga itu di Balai Persis, Jalan Gadjah Mada, Solo, Sabtu (3/9/2016). Meski pemesanan baru dibuka sekitar dua jam, ribuan tiket sudah dipesan oleh masyarakat.
Panitia pelaksana (panpel) menurunkan empat petugas untuk melayani pemesanan tiket. Mereka memesan tiket untuk tribune belakang gawang seharga Rp 30 ribu dan tribune timur Rp 50 ribu. Panpel memang hanya menjual tiket untuk dua tribune itu melalui jalur pemesanan yang dibuka hingga Senin (5/9/2016).
"Agar semua masyarakat kebagian, maksimal satu KTP pemesan untuk dua tiket. Sekaligus menghindari adanya calo. Ada sekitar 10 ribu lembar tiket. Sisanya dijual saat hari pertandingan," kata Ketua Asosiasi Kota PSSI Solo, Paulus Haryoto.
Total 22 ribu lembar tiket dicetak panpel. Stadion Manahan diyakini penuh sesak saat hari pertandingan. Maklum saja, masyarakat Solo sudah memendam kerinduan mendalam ingin menyaksikan Timnas Indonesia bertanding.
Advertisement
Kekuatan Timnas Indonesia Tidak Mudah Diraba
Alfred Riedl melakukan perubahan ekstrem skuat Timnas Indonesia saat menantang Malaysia. Sebanyak 22 pemain yang dipanggil mayoritas belum punya pengalaman membela Tim Merah-Putih senior.
Mereka eks veteran Timnas Indonesia U-23 dan U-19. Perubahan ini membuat Tim Harimau Malaysia lebih sulit meraba gaya bermain Tim Garuda.
Apalagi selama setahun terakhir ini pemain-pemain Indonesia hanya berkiprah di kompetisi domestik. Malaysia mungkin mengenal sejumlah nama pemain beken Indonesia macam Evan Dimas, Zulham Zamrun, Boaz Solossa, serta Irfan Bachdim, namun mereka tidak bisa mendapat gambaran penuh perkembangan performa pemain-pemain tersebut.
Mungkin hanya Andik Vermansah, yang berkiprah di klub Negeri Jiran, Selangor FA yang permainannya terpantau secara kontinu oleh Ong Kim Swee.
Di sisi lain, keterlibatan banyak pemain belia menguntungkan dari sisi semangat juang di lapangan. Mereka haus pengakuan, ingin membuktikan pantas membela negara.
Bocoran Kekuatan Malaysia dari Andik Vermansah
Alfred Riedl sudah sedikit banyak mengantongi kekuatan Malaysia sang calon lawan. berulangkali menyaksikan rekaman video pertandingan Tim Negeri Jiran.
Tak hanya itu, dia juga mengadakan pertermuan empat mata dengan striker Andik Vermansah. Maklum Andik saat ini tercatat sebagai penggawa Selangor FA di Liga Super Malaysia.
"Saya juga butuh masukan dari Andik Vermansah karena dia tentu tahu banyak soal Timnas Malaysia. Jadi informasi dari Andik akan dikomparasikan dengan video pertandingan," ungkap Alfred Riedl.
Andik Vermansah sudah tiga tahun berkarir di Malaysia. Tak hanya itu, empat bintang Selangor FA yang notabene rekan setim turut serta diboyong ke Solo. Mereka adalah kiper Khairul Azhan Khalid, dua
gelandang Adam Nor Azlin, Veenod Subramaniam, dan penyerang Hazwan Bakri.
Andik mengaku tahu betul kemampuan keempat rekannya tersebut. Jika nantinya dipercaya tampil mantan pemain Persebaya Surabaya itu paham apa yang akan dilakukan jika berhadapan dengan mereka.
Selain Andik, Alfred bisa menggali informasi timnas Malaysia dari Rahmad Darmawan, pelatih asal Indonesia yang saat ini menangani klub T-Team. Selain itu, ada juga sosok Jacksen F. Tiago, pelatih Brasil yang sempat berkarier di Negeri Jiran bersama Penang FA.
Â
Advertisement