Bola.com, Semarang - Hubungan PSIS Semarang dengan Persik Kediri ibarat kawan tapi juga lawan. Ikatan mereka dipenuhi rasa rindu juga kesal. Maklum, sejarah kekerabatan yang penuh keharmonisan sempat retak akibat pertemuan keduanya pada final Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2006 di Stadion Manahan, Solo.
Saat itu Persik menjegal langkah Mahesa Jenar dengan skor 2-1 untuk merebut gelar juara. Kerinduan untuk kembali bertemu dengan Macan Putih sangat terbuka di babak 16 besar ISC B 2016. Rasa kangen sekaligus penasaran itulah yang kini sedang dirasakan manajer PSIS, Wahyu 'Liluk' Winarto.
"Kami sangat ingin satu grup dengan Persik di babak 16 besar. Apalagi posisi kami saat ini sama-sama sebagai juara grup. Atmosfer pertandingan pasti bakal seru bila kami bertemu. Ini akan mengingatkan kembali pada final 2006," tutur Liluk.
Advertisement
Baca Juga
Sebenarnya PSIS dan Persik sempat bentrok pada Piala Indonesia 2011 saat era IPL. PSIS ditangani Gusnul Yakin, sedangkan Persik diarsiteki Joko Malis. Kedua tim ini juga sempat menggelar uji coba yang berakhir rusuh pada 2004 di Stadion Brawijaya, Kediri.
Ketika LI 2003, PSIS 'membantu' langkah Persik meraih gelar juara dengan menjegal 'Si Bayi Ajaib' Persikota Tangerang di Semarang.
"Jika saat itu kami tak mengalahkan Persikota, laga penutup kompetisi saat itu akan terjadi perebutan gelar di Kediri. Peluang Persikota musnah di Semarang. Jadi, hubungan antara PSIS dan Persik ini seperti teman tapi juga lawan yang selalu merindukan," ujar Liluk.
Pelatih Persik, Kas Hartadi, mengaku tidak akan memilih lawan di fase lanjutan ISC B 2016 nanti.
"Siapa pun lawannya pasti berat. PSIS juga tim hebat dengan sejarah panjangnya di sepak bola Indonesia. Saya senang saja bila Persik satu grup dengan PSIS. Dilihat saja nanti, apakah undian grup nanti menyatukan kami," kata Kas Hartadi.