Sukses


5 Pelatih Muda Potensial di Indonesia Soccer Championship B

Bola.com, Jakarta - Pagelaran babak penyisihan grup turnamen jangka panjang, Indonesia Soccer Championship (ISC) B telah selesai. Hasilnya, 16 klub telah memastikan lolos ke babak 16 besar yang rencananya mulai berlangsung pada 30 September-14 November 2016.

Ke-16 tim yang lolos ke babak berikutnya setelah melalui persaingan sengit adalah Persiraja Banda Aceh dan PSPS Pekanbaru (Grup 1), Persita Tangerang, Perserang Serang (Grup 2), PSGC Ciamis, PSCS Cilacap (Grup 3), PSIS Semarang, PSIM Yogyakarta (Grup 4), PSS Sleman, Martapura FC (Grup 5), Persik Kediri, Persepam MU (Grup 6), Perssu Super Madura, Persekap Pasuruan (Grup 7), dan Celebest FC, Kalteng Putra FC (Grup 8).

Selain duel antartim, pagelaran babak penyisihan ISC B juga menjadi panggung adu taktik bagi tiap pelatih dari masing-masing tim sepanjang penyisihan grup lalu. Yang menarik, beberapa di antara para pelatih itu merupakan pelatih muda.

Tak pelak, kehadiran mereka memberikan warna baru bagi persaingan menuju babak 16 besar ISC B. Para pelatih muda ini saling beradu taktik dengan para pelatih kenyang pengalaman seperti Kas Hartadi (Persik Kediri), Bambang Nurdiansyah (Persita Tangerang), Frans Sinatra Huwae (Martapura FC), hingga Salahuddin (Perssu Super Madura).

Lantas, siapa saja lima pelatih muda potensial yang meramaikan persaingan di ISC B musim ini? Berikut daftanya yang dirangkum Bola.com:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Uston Nawawi

Nama Uston Nawawi terhitung baru di dunia kepelatihan. Sebelum ditunjuk sebagai pelatih kepala di salah satu tim ISC B, Laga FC, Uston belum pernah menangani tim level amatir sekelas Liga Nusantara sekali pun. 

Pengalamannya melatih hanya di Akademi Real Madrid Indonesia di Sidoarjo. Modal lain yang dikantongi pelatih muda berusia (38 tahun) cuma lisensi C AFC yang ia dapatkan setelah mengikuti kursus kepelatihan di Jakarta pada 2015.

Dengan latar belakang seperti itu, manajemen Laga FC memang tak berharap terlalu muluk pada eks pemain Timnas Baretti (program mercusuar PSSI). Terbukti, minimnya pengalaman membuat Uston belum bisa membuat Laga FC berbicara banyak di pentas ISC B musim ini.

Prestasi ini memang terbalik dengan karier Uston sebagai pemain. Maklum, segudang prestasi pernah ia torehkan. Uston pernah membawa tim PON Jatim juara PON 2000, juara Liga Indonesia bersama Persebaya 2004, dan beberapa gelar lainnya.

“Ini pengalaman baru bagi saya. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari karier pertama saya sebagai pelatih kepala di kompetisi nasional. Baru kali ini saya harus menghadapi dinamika di dalam tim yang dihuni pemain dengan beragam karakter dan permasalahannya,” ia menuturkan.

3 dari 6 halaman

Nova Arianto

Kiprah Nova Arianto sebagai pelatih kepala terjadi saat Madiun Putra FC menjamu PS Mojokerto Putra (PSMP) pada 1 Mei 2016. Sempat diragukan, Nova berhasil mengantarkan Madiun Putra FC meraih kemenangan 1-0 atas tamunya. Sebuah debut yang cukup bagus untuk pelatih minim pengalaman seperti dirinya.

Dunia kepelatihan sendiri tak asing bagi eks pemain Persebaya, Persib Bandung dan Timnas itu. Maklum, ayahnya (Sartono Anwar) adalah salah satu pelatih berpengalaman. Maka itu, selain dari kursus kepelatihan yang ia ikuti, wajar jika pria kelahiran Semarang, 4 November 1978 itu juga banyak menimba ilmu dari sang ayah.

Kendati mengikuti jejak sang ayah, bukan berarti Nova mendompleng nama besar Sartono. Hal itu ia buktikan selama memegang Madiun Putra FC. Meski memiliki persiapan lebih singkat dibanding tiga kontestan lainnya di Indonesia Soccer Championship (ISC) B Grup 5, Persinga Ngawi, Martapura FC, dan PSS Sleman, Madiun Putra FC mampu berbicara banyak.

Di tangan Nova Arianto, pencapaian Madiun Putra tak mengecewakan walau akhirnya gagal lolos ke babak 16 besar ISC B. Madiun Putra hanya kalah bersaing dengan PSS Sleman dan Martapura FC, yang punya persiapan lebih bagus dan materi pemain yang lebih matang.  

4 dari 6 halaman

Rudy Eka Priyambada

Jika ada pelatih muda Indonesia yang bisa berkarier di luar negeri, itu pasti Rudy Eka Priyambada. Eks analis Timnas U-19 itu pernah meniti karier sebagai pelatih kepala di salah klub kasta kedua di Bahrain, Al Najma.

Meski baru berkarier sebagai pelatih kepala di Al Najma, Rudy Eka menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pelatih muda berbakat. Buktinya, berbekal kemampuan mumpuni membuat analisa tepat, Rudy Eka berhasil membawa Al Najma promosi ke kompetisi kasta tertinggi setelah di akhir musim menempati urutan kedua klasemen akhir.

Pelatih muda pemegang lisensi A AFC itu menangani Celebest FC sejak beberapa waktu lalu. Tuah Rudy Eka pun terlihat di klub yang bermarkas di Stadion Gawalise itu usai memastikan lolos ke babak 16 besar. Celebest juga lolos ke babak selanjutnya dengan status sebagai juara grup.

5 dari 6 halaman

Purwanto

Mantan penyerang Timnas dan Persija Jakarta, Purwanto mencoba peruntungannya sebagai pelatih kepala. Klub ISC B, PSBI Blitar menjadi tempat untuk membuktikan jika Purwanto tak hanya piawai sebagai pemain.

Namun, tantangan menjadi seorang pelatih bukan hal yang mudah bagi dirinya. Terbukti, mantan tandem Bambang Pamungkas ini tak mampu membawa anak asuhnya lolos ke babak 16 besar ISC B setelah hanya mampu meraih 14 poin dari 10 laga. Singo Lodro pun harus puas berada di peringkat ke-4.

Meski begitu, Purwanto sempat mengundang perhatian pencinta sepak bola setelah ia memutuskan bermain sebagai pemain pengganti ketika tim yang bermarkas di Gelora Penataran itu dikalahkan Persinga Ngawi dengan skor 0-2.

Tidak hanya sekali, Purwanto melakukanya lagi ketika PSBI diimbangi Mojokerto Putera dengan skor 1-1. Kala itu, Purwanto mengaku geram dengan penampilan anak buahnya di lapangan sehingga ia memutuskan untuk bermain. 

6 dari 6 halaman

Aris Budi Prasetyo

Mantan pemain Gresik United dan Persik Kediri ini menukangi Persekap Pasuruan di ISC B musim ini. Di klub berjuluk Walet Kuning itu, Aris Budi menempati dua posisi sekaligus, yakni sebagai pelatih dan juga manajer tim.

Meski minim pengalaman, pemain yang turut andil atas sukses Gresik United meraih gelar Liga Indonesia tahun 2002 mampu membawa Persekap berbicara banyak di penyisihan grup. Aris Budi berhasil membawa Persekap lolos ke babak 16 besar setelah finis sebagai runner-up Grup 7.

Persekap berhasil lolos ke babak selanjutnya mendampingi Perssu Super Madura yang diarsiteki, Salahuddin. Sepanjang penyisihan grup, Persekap mencatatkan 4 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 3 kekalahan. Tim asal Jawa Timur lolos dengan mengoleksi 13 poin dari 8 pertandingan.

Di sisi lain, sosok Aris Budi juga tergolong unik. Selain sibuk melatih, pria berusia 40 tahun itu juga merupakan seorang politisi. Saat ini, Aris Budi masih tercatat sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan dari Partai Amanat Nasional. (Gregorius Aryodamar Pranandito)

Video Populer

Foto Populer