Sukses


Andik Vermansah, 3 Tahun Merindu Tampil di Timnas Terbayar Lunas

Bola.com, Jakarta - Pada 7 September 2016, Andik Vermansah melakukan perjalanan seru di kereta api ekonomi jurusan Solo-Yogyakarta, setelah menjalani laga bersama Timnas Indonesia.

Kepada Bola.com, Andik bercerita tentang perasaannya kembali ke Skuat Garuda setelah tiga tahun absen.   

Sebelum masuk skuat Indonesia 2016 saat uji coba melawan Malaysia, 6 September lalu, Andik terakhir kali berseragam Merah-Putih pada SEA Games 2013 di Myanmar. Tahun berikutnya, Andik tak masuk daftar panggil Alfred Riedl pada Piala AFF 2014.   

Tak masuk radar timnas bukan berarti Andik putus asa. Pemain kelahiran Jember, 23 November 1991 itu malah mengepakkan sayap di luar Indonesia. Pada akhir 2013, Andik mengikuti trial di klub Jepang.

Andik akhirnya memilih berkarier di Malaysia bersama Selangor FA mulai musim 2014. Pada masa inilah jadi momen terbaik dalam karier Andik yang sukses membawa Selangor juara Piala Malaysia 2015. Kontrak Andik di Selangor pun diperpanjang hingga 2017 dan menurut kabar, nilai kontraknya permusim mencapai Rp 3 miliar.

Andik mengakui lebih percaya diri saat kembali ke timnas dengan berbekal kesuksesan dari Malaysia. Setidaknya, dia sekarang sudah semakin dewasa dan punya modal pengalaman di Negeri Jiran.

“Ada perasaan campur aduk ketika kembali ke timnas. Senang, terharu, lalu saya sempat canggung karena sudah lama tidak main di timnas. Tetapi momen pertandingan melawan Malaysia cukup berarti buat saya, terutama merasakan dukungan dari suporter di negeri sendiri,” tutur Andik.

Skuat Timnas Indonesia yang diturunkan melawan Malaysia memang belum final. Tapi Andik sangat bersyukur bisa kembali dan bereuni dengan rekan-rekannya seperti Irfan Bachdim, Fachrudin W. Aryanto, dan Andritany Ardhiyasa. Irfan dan Fachrudin menjadi rekan Andik di Piala AFF 2012 sementara Andritany di SEA Games 2013.

Evan Dimas dan Andik Vermansah setelah menjalani laga Timnas Indonesia melawan Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tak hanya itu, Andik juga merasa gembira akhirnya bisa bermain bersama Evan Dimas, pemain yang juga besar di Surabaya. "Saya menunggu untuk bisa main bareng Evan." 

“Saya melihat timnas tahun ini prospeknya bagus dan sekarang cukup bersejarah setelah lepas dari sanksi FIFA. Itu modal bagus untuk Piala AFF,” imbuhnya.

Saat pertandingan Indonesia versus Malaysia berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Andik merasa terharu dengan ribuan penonton yang memberinya dukungan. Peristiwa terindah bagi Andik pada saat itu adalah ketika namanya dibacakan oleh MC pertandingan, lalu penonton memberi tepuk tangan.

“Waktu dulu di SEA Games dan Piala AFF 2012 di luar Indonesia, jadi ini pertama kalinya saya mendengar suporter memberi dukungan saat saya bermain di timnas. Rasanya sangat bangga dan terharu.”

Kebanggaan Andik bertambah ketika Alfred Riedl memberinya kesempatan jadi deputi kapten Boaz Solossa. Andik mengaku tak menyangka karena di tim sudah ada pemain yang lebih senior seperti Bayu Pradana, Irfan Bachdim, atau Dedi Gusmawan. Tak hanya itu, Andik yang dulu tak terpantau Alfred Riedl kini jadi salah satu pemain yang dapat perhatian lebih.

"Andik jadi pembeda dalam pertandingan (Indonesia melawan Malaysia), lihat saja bagaimana pemain lawan memberikan tekel keras kepada dia," tutur Alfred Riedl.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Dewasa berkat Kritikan

Saat masih bermain di Indonesia, Andik Vermansah dikenal egois. Dia pun mengakui hal itu, baik saat membela klub (Persebaya 1927) maupun timnas. Andik lebih sering menonjolkan aksi individu ketimbang kerjasama tim. Namun sejak pindah ke Selangor FA dua musim lalu, permainan Andik mengalami perubahan. Ia lebih dewasa dan lebih mengedepankan kolektivitas.

Andik mengatakan, perubahan permainannya dipengaruhi oleh kritik dan masukan yang dilontarkan para pengamat sepak bola, pelatih di klub maupun timnas, pemain senior, serta jurnalis Tanah Air terhadapnya.

Saat gagal mengantarkan Timnas U-23 menjuarai SEA Games 2011 di Jakarta, Andik memang menjadi sorotan. Pemain mungil ini dinilai terlalu individu. Apalagi gol kedua Malaysia pada laga itu disebabkan kesalahannya.

Ya, kala itu Andik terlalu memaksakan melakukan penetrasi ke pertahanan Malaysia, namun bola mampu dicuri oleh pemain Malaysia. Akibatnya, serangan balik Malaysia berbuah gol.

"Sejak saat itu saya berpikir keras soal apa saja kekurangan yang harus saya perbaiki. Dan bagaimana supaya saya bisa bermain lebih baik dari sebelumnya. Semua masukan saya coba, dan perlahan-lahan saya mampu mengubahnya," kata Andik.

Pemain jebolan Kedawung Setia Indonesia (KSI) itu semakin matang di musim keduanya bersama Selangor. Hal itu bisa dilihat dari lebih banyaknya assist ketimbang gol (6 gol).

Andik Vermansah berusaha mengontrol bola dengan kepala saat latihan jelang laga ujicoba melawan Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

"Selain kritik, bertambahnya usia juga memengaruhi cara berpikir. Saya jadi lebih terbuka dan banyak mendengar, serta meningkatnya kemauan belajar dari setiap kegagalan," terang Andik.

Andik mengakui, banyak keuntungan yang didapatkan dari cara bermainnya saat ini. Selain tak terlalu menguras tenaga, permainannya lebih efektif. Andik sekarang juga tahu kapan harus bermain kolektif, dan kapan melakukan penetrasi sendiri.

Ia tidak memaksakan bermain individu jika kondisi di lapangan tak memungkinkan. Namun jika hanya berhadapan satu lawan satu dengan pemain belakang lawan, Andik akan memilih untuk menembusnya sendiri.

Karena perubahan gaya bermainnya inilah Andik tak hanya menuai pujian dari banyak pihak, termasuk pelatih Jacksen F. Tiago. Mantan pelatih Persebaya dan Persipura itu mengakui, permainan Andik sudah berubah dan lebih dewasa.

"Andik mengharumkan sepak bola Indonesia saat ini. Nama sepak bola Indonesia tenggelam dalam level internasional. Ini membuktikan bahwa secara individu Andik berkembang pesat, terutama menyangkut pemahaman dia terhadap aspek taktik," kata Jacksen.

Andik pun berterima kasih kepada semua pihak, termasuk eks pelatihnya di Selangor FA, Mehmet Durakovic. Pelatih asal Australia itu dianggap berjasa dalam proses pendewasaan permainannya.

3 dari 3 halaman

Andik yang Semakin Melayu..

Anda masih ingat video teaser Selangor FA di Piala Malaysia berjudul Pakcik Power? Di antara pemain lain, Andik dipilih untuk menjadi ikon klub berjulukan Gergasi Merah lewat video kocak tersebut. Hal itu jadi bukti Andik tak hanya sukses di lapangan dengan image yang sangat positif di mata para fans.

Penampilan Andik di luar lapangan juga mengalami perubahan semenjak bergabung Selangor FA. Dia lebih memperhatikan penampilan, mulai gaya rambut hingga pakaian.

Andik mengaku belajar dari Kim Jeffrey Kurniawan soal cara berdandan. Andik juga semakin profesional sebagai pemain yang berstatus bintang. Dia akan sangat sabar melayani permintaan fans untuk berfoto bersama atau sekadar meminta tanda tangan.

Dua tahun tinggal di Malaysia juga membuat gaya bicara Andik berubah. Bila bertutur bahasa Indonesia, aksen Andik mulai bernada Melayu. Tapi, Andik tetaplah medok seperti selaiknya warga Jawa Timur apabila diajak berkomunikasi dengan bahasa Jawa.  

"Saya sangat betah di Malaysia karena mereka di tim, manajemen, dan suporter menerima saya seperti keluarga. Pertandingan kemarin cukup menguji saya, ditekel teman sendiri, tapi saya pikir itu wajar dalam sepak bola," ucapnya.

Andik Vermansah memberi tanda tangan jersey Timnas Indonesia untuk seorang fans. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Betah di Malaysia, Andik belum berpikir untuk kembali memperkuat klub Indonesia setelah kontraknya dengan Selangor habis. Bagi Andik, setelah melangkah ke kompetisi Malaysia, dia harus menaikkan level karier di klub yang lebih bagus, atau setidaknya bertahan di Malaysia Super League

"Tidak ada target khusus akan kemana setelah kontrak di Selangor habis, tapi saya berharap tetap di level sekarang dan dapat kesempatan main di luar negeri, mungkin di luar Malaysia juga boleh."

Saat ditanya adakah kemungkinan kembali ke Persebaya, klub yang membesarkan namanya, Andik masih belum memberikan jawaban pasti. Yang jelas, banyak faktor yang menjadi pertimbangan Andik untuk berpindah klub. Pertama dari sisi level kompetisi, finansial, kemudian pemain-pemain yang ada di klub tersebut.

Keinginan Andik bertahan di Selangor bukan karena gaji semata, tapi juga jam terbang dan kesempatan-kesempatan lain. Kabarnya, Andik mendapat tawaran untuk menjalani latihan dan trial di West Ham United, sebagai bentuk kerjasama dengan Selangor FA.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer