Sukses


Analisis: Strategi Kembar Alfred Riedl dengan Murid Berbuah 4 Gol

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia meraih kemenangan meyakinkan 3-0 pada uji coba perdana jelang Piala AFF 2016. Selanjutnya saat menjajal Timnas Vietnam, Alfred Riedl terlihat menghadapi banyak kendala. Partai uji coba yang dilangsungkan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, pada Minggu (9/10/2010) berlangsung menarik. Kedua tim yang menggunakan pendekatan taktik kembar akhirnya menghasilkan skor 2-2 yang serupa pula.

Strategi sama yang diusung kedua tim tidaklah mengherankan. Pelatih Timnas Vietnam, Nguyen Huu Thang, murid dari Alfred Riedl. Ia punya ikatan erat dengan arsitek asal Austria tersebut, saat menukangi Vietnam pada periode pertamanya (1998-2000).

HuuThang menjabat sebagai kapten tim. Saat itu Tim Negeri Paman Ho menjadi runner-up di Piala Tiger 1998. Ia pastinya sudah amat kenal dengan filosofi permainan gurunya, Alfred Riedl.

Saat Tim Merah-Putih menjamu Vietnam akhir pekan lalu, Alfred kembali memakai formasi 1-4-4-2, serupa dengan pertandingan sebelumnya menghadapi Malaysia.

Andritany Ardhiyasa mengawal gawang Tim Garuda dikawal kuartet Abdul Rahman, Fachruddin Wahyu, Yanto Basna dan Benny Wahyudi.

Empat pemain di lini tengah diisi oleh Zulham Zamrun, Evan Dimas, Dedi Kusnandar dan Andik Vermansah. Di lini gedor, Irfan Bachdim mendampingi Boaz Solossa, yang berstatus kapten.

Di sisi lain Vietnam juga memainkan formasi 1-4-4-2. Formasi yang sama membuat hampir di setiap lini terjadi situasi duel 1 Vs 1 antarpemain.

Analisis Indonesia vs Vietnam 1  (Bola.com/KickOff! Indonesia)

Boaz Solossa dkk. memainkan blok pertahanan medium dengan pergeseran serta marking-cover yang rapi. Vietnam sendiri tidak melakukan rotasi posisi saat melakukan build up. Mereka tetap mem-build up serangan melalui back four yang beroperasi di kedalaman. Merekapun hanya memainkan bola ke kiri-kanan. Dengan struktur posisi seperti itu, jalur passing vertikal ke depan nyaris sulit didapatkan.

Sayangnya, build up pasif Vietnam kurang disikapi teliti oleh Indonesia. Meski tak berbahaya, Tim Garuda seperti tidak sabar melihat Vietnam terus melakukan possession. Tak heran, Andik Vermansah mulai naik agak tinggi untuk mempressing Sam Ngoc Duc, bek kiri Vietnam.

Kondisi ini sangat tidak terkoordinasi. Sehingga saat Andik menaikkan blok pertahanan, tidak semua pemain ikut bersamanya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Prahara 2 Gol Vietnam

Situasi ini harus dibayar mahal oleh Timnas Indonesia. Naiknya Andik diikuti oleh naiknya Benny Wahyudi. Pada kesempatan yang sama Yanto Basna juga harus naik ikuti striker kubu lawan, Pham Than Luong yang ikut drop ke bawah.

Prahara pun terjadi, kombinasi Luong dan Vu Minh Tuan berhasil mengeksploitasi ruang di belakang Yanto dan Benny. Meski serangan berhasil diredam, tetapi bola kedua masih bisa dimanfaatkan Le Van Thang menjadi gol.

Analisis Indonesia vs Vietnam 2  (Bola.com/KickOff! Indonesia)

Serangan Vietnam terus menerus dilancarkan ke sektor kanan Indonesia. Rotasi sederhana sayap dan striker kiri Vietnam cukup mematikan. Variasi pertama Nguyen Trong Huang Trong, sayap kiri turun untuk menarik Benny Wahyudi.

Lalu Luong, sang striker akan eksploitasi ruang di belakang Benny. Variasi lain Trong masuk ke area halfspace menarik Yanto dan Benny. Lagi-lagi ruang di belakang Yanto dan Benny dihajar oleh Luong.

Itu sebabnya di menit ke-11, Vetnam lewat kombinasi operan pendek 1-2 sentuhan cepat mengeksploitasi ruang di belakang Yanto dan Benny. Terpaksa Benny yang sudah tertinggal mengganjal Tuan. Seolah belum jera, ruang di belakang Benny kembali dimanfaatkan Vietnam lewat tendangan bebas berupa through pass.

Analisis Indonesia vs Vietnam 3  (Bola.com/KickOff! Indonesia)

Through pass tendangan bebas Vietnam masih bisa diselamatkan oleh recovery run yang dilakukan Benny dan Dedi Kusnandar. Sayangnya saat pemain Vietnam mendribble ke belakang, koordinasi marking covering Tim Merah-Putih tak kunjung membaik.

Untuk ketiga kalinya lubang besar di belakang Benny kembali dimanfaatkan pemain Vietnam. Sebelum diakhiri sebuah cross ke tiang jauh yang berbuah gol cantik.

Analisis Indonesia vs Vietnam 4  (Bola.com/KickOff! Indonesia)

3 dari 4 halaman

Rotasi Serupa

Ketinggalan skor 0-2 mendorong Timnas Indonesia lebih aktif menyerang. Ternyata selain formasi serupa, taktik progresi serangan Indonesia juga serupa dengan Vietnam.

Langkah awal yang dilakukan Indonesia saat build up adalah menurunkan Evan Dimas di sebelah kiri Fachruddin Wahyu atau Dedi Kusnandar di sebelah kanan Yanto. Sehingga sejenak Tim Garuda bertransformasi menjadi tiga pemain di belakang.

Turunnya salah satu gelandang membuat Abdul Rahman dan Benny lebih leluasa untuk naik lebih tinggi. Naiknya kedua fullback membuat Indonesia bisa memainkan rotasi andalannya. Yaitu Andik atau Zulham masuk ke area halfspace. Gerakan sayap ke dalam ini membingungkan fullback Vietnam. Bila ia tidak ikut, posisi sayap akan kosong. Bila ia ikut, maka akan tercipta ruang besar di belakangnya.

Analisis Indonesia vs Vietnam 5  (Bola.com/KickOff! Indonesia)

Ruang besar di belakang fullback Vietnam merupakan makanan empuk. Terkadang ruang itu dieksploitasi striker melebar atau fullback yang naik. Rotasi sederhana yang mirip dengan rotasi Vietnam cukup manjur. Bahkan terasa lebih manjur, mengingat baik Andik, Zulham, Boaz atau Irfan memiliki kemampuan solo play yang lebih baik ketimbang sayap dan striker Vietnam.

Varian serangan lainnya mengandalkan kecerdikan Irfan Bachdim mencari posisi di ruang antar lini (4 bek dan 4 gelandang). Dalam beberapa kesempatan Irfan sering turun lebih dalam sebagai koneksi serangan dari tengah ke depan. Gerakan Irfan ini sering membuat back four Vietnam agak keteteran, karena salah satu bek harus mengikutinya. Praktis ruang di belakang bek yang ikuti Irfan bisa dimanfaatkan pemain lain.

Meski varian progresi serangan ini cukup manjur, tetapi tak cukup membuat Indonesia bisa mencetak banyak gol. Eksekusi pergerakan dengan intensitas rendah, serta kualitas penyelesaian akhir buruk merupakan masalah besar anak asuh Alfred Riedl. Praktis, dua gol Indonesia tercipta lebih diakibatkan karena kesalahan individu lawan.

4 dari 4 halaman

Ruang Perbaikan

Pada momen bertahan, Timnas Indonesia terlihat makin mantap dengan strategi block pressing medium. Hanya saja, bila situasi permainan menuntut perubahan menjadi low atau high block, tim asuhan Alfred Riedl terlihat gagap dan kompaksi tembok pertahanan menjadi berantakan.

Saat block dinaikkan, ada pemain yang masih tercecer di belakang. Sebaliknya saat block diturunkan, pemain depan sering tercecer juga.

Pada momen penyerangan, varian rotasi dan progresi serangan harus diperhalus dengan intensitas lebih tinggi. Jika menurunkan gelandang satu lini dengan stoper menjadi pilihan untuk mem-build up serangan, maka rotasi sayap-fullback-striker harus lebih dipertajam. Dalam banyak momen, saat gelandang turun segaris dengan stoper, fullback juga masih rendah membuat opsi di depan menjadi minim.

Pertandingan uji coba Timnas Indonesia kontra Vietnam ini terbukti lebih menantang ketimbang kontra Malaysia. Di samping itu Tim Garuda juga memperoleh banyak pelajaran berharga yang bisa dijadikan bahan evaluasi menjelang Piala AFF 2016.

Harapannya Alfred Riedl dapat memperbaiki dinamisasi tembok pertahanan dan varian progresi serangan. Bukan apa-apa, lawan-lawan yang dihadapi di fase penyisihan Grup A: Filipina, Singapura, dan Thailand, kualitas permainannya di atas rata-rata negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Ganesha Putera

@ganeshaputera

Co-Founder www.kickoffindonesia.com

Pusat Kepelatihan Sepak Bola

 

 

 

 

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer