Bola.com, Jakarta - Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Alfred Riedl dalam persiapan Timnas Indonesia jelang Piala AFF 2016. Dalam pertandingan persahabatan melawan Vietnam yang berakhir 2-2 (9/10/2016), kelemahan Indonesia dalam hal kemampuan menyusun serangan masih jelas terlihat.
Bahkan, laga tersebut memberikan satu lagi pelajaran penting, yaitu perlunya pemain yang lebih memiliki naluri bertahan di salah satu pos gelandang tengah Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Coach Alfred sedikit melakukan perubahan dalam komposisi lini tengah Tim Garuda. Pos milik Bayu Pradana yang sebelumnya menjadi starter saat menghadapi Malaysia, kali ini menjadi milik pemain yang saat ini berkiprah di Negeri Jiran, Dedi Kusnandar.
Mungkin saja, Alfred berharap Dedi yang notabene memiliki keunggulan dalam hal jangkauan operan akan mampu memberikan suplai tambahan bagi lini serang Indonesia yang ditempati oleh empat pemain dengan eksplotivitas yang tinggi. Sayangnya, baik Dedi maupun Evan Dimas, tidak memiliki naluri bertahan sebaik Bayu.
Pada menit-menit awal, lini tengah Vietnam berkali-kali berhasil lolos dan menemukan ruang kosong di antara barisan pertahanan dan lini tengah Indonesia.
Di babak pertama, Evan tidak mampu melepaskan satu pun tekel dan intersep. Dedi memang sempat melepaskan 5 kali percobaan tekel. Namun, persentase suksesnya sangat rendah, hanya menyentuh angka 25%.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
2 gol Vietnam
Strategi Vietnam yang mencoba melepaskan diri dari pressing yang sejak awal dilakukan lini depan Indonesia dengan turunnya satu orang striker untuk ikut membantu penguasaan bola, membuat duet Evan-Dedi harus berhadapan dengan 3 orang di lini tengah. Dua gol Vietnam dalam waktu berdekatan juga dapat dikatakan sebagai akibat dari adanya lubang di lini tengah ini.
Penempatan posisi kedua pemain tersebut juga tampak sering sejajar, baik saat bertahan maupun saat menguasai bola. Hal ini membuat lini tengah Indonesia sempat kesulitan keluar dari pressing yang dilakukan lini tengah Vietnam, sekaligus kesulitan untuk mampu mengalirkan bola menuju area sayap yang ditempati Andik Vermansah dan Zulham Zamrun.
Alhasil, tidak heran apabila pada babak pertama, Andik hanya menerima satu kali operan dari Evan. Kalaupun bola dari Evan Dimas mampu diberikan pada Zulham, semuanya terjadi di area sekitar lingkaran tengah lapangan saja.
Kemampuan Indonesia melakukan build up juga diperparah penempatan posisi kedua bek sayap yang sering kali justru berdiri sejajar dengan kedua bek tengah saat menghadapi tekanan.
Beruntung, semangat para pemain kembali naik setelah berhasil mencuri gol melalui tendangan bebas spektakuler Zulham Zamrun dan disusul gol Irfan Bachdim. Gol Bachdim membuktikan betapa potensialnya kemampuan pressing lini depan Indonesia saat ini.
Advertisement
Kombinasi Evan Dimas-Andik Vermansah
Setelah kedudukan menjadi sama kuat dan diikuti oleh masuknya Bayu Pradana pada babak kedua, Indonesia perlahan mulai menguasai permainan.
Kapten Mitra Kukar tersebut sering kali memosisikan diri untuk tidak berdiri sejajar dengan Evan saat menguasai bola. Hasilnya, Evan dapat berkonsentrasi mengirimkan umpan-umpan jauh langsung menuju Andik yang pada babak pertama minim terjadi.
Meski demikian, menarik untuk diperhatikan bagaimana kemudian koneksi operan antara lini tengah dan Zulham Zamrun justru tidak terjalin dengan baik pada babak kedua. Hanya ada satu kali operan dari dua gelandang tengah Indonesia yang sampai pada Zulham kali ini.
Keadaan sedikit berubah setelah masuknya Rizki Pora menggantikan Zulham pada menit ke-64. Statistik juga mencatat kombinasi umpan terbanyak menuju area sepertiga penyerangan tercipta pada babak kedua melalui kombinasi Evan dan Andik (4).
Leluasanya Indonesia menyusun serangan juga terbantu mulai beraninya Abduh Lestaluhu dan Beny Wahyudi melakukan overlap di sisi sayap. Beny bahkan berhasil menciptakan 1 peluang pada babak kedua. Sayangnya, Indonesia kemudian tetap gagal menambah gol di babak kedua.
Bagaimanapun, kita harus tetap angkat topi terhadap semangat Boaz Salossa dkk. dalam mengejar keunggulan dua gol timnas Vietnam di babak pertama. Semangat menolak menyerah yang dapat menjadi modal berharga pada pertandingan-pertandingan selanjutnya. Maju terus, Garuda!