Bola.com, Bangkalan - Kongres Pemilihan PSSI yang rencananya digelar pada 17 Oktober 2016 terancam. Hal ini terjadi setelah rapat Komite Eksekutif PSSI yang digelar di Aston Hotel Rasuna, Jakarta (13/10/2016) malam, memutuskan kongres tetap digelar di Makassar.
Hal ini terjadi lantaran Komite Eksekutif (Exco) PSSI menganggap Kemenpora mengumumkan keputusan kongres digelar di Jakarta hanya secara sepihak.
Plt. Ketua Umum PSSI, Hinca Pandjaitan, menyatakan sebenarnya tidak ada kesepakatan antara Kemenpora dengan PSSI layaknya yang dilontarkanDeputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora dalam konferensi pers, Rabu (12/10/2016).
Advertisement
Baca Juga
Menyikapi hal itu, anggota Kelompok 85 sekaligus manajer Madura United, Haruna Soemitro, tak mau pusing dengan polemik penentuan arena kongres yang terbaru ini. Ia hanya berpatokan pada izin yang diberikan Mabes Polri.
"Keputusan Kemenpora itu kan sebatas rekomendasi. PSSI juga boleh saja memutuskan kongres digelar di Makassar. Tapi, saya dan kelompok 85 hanya akan hadir di arena kongres yang mendapatkan izin dari Mabes Polri. Saya rasa sikap kami sangat jelas," kata Haruna.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tergantung izin dari Mabes Polri
Pertimbangan Haruna, jika masih sebatas rekomendasi saja tidak punya kekuatan, sehingga hajatan itu bisa dengan mudah dibubarkan. Namun, jika sudah ada izin dari Mabes Polri, ia yakin kongres akan berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti.
Jika mengacu pada izin Mabes Polri yang hanya diberikan kepada daerah yang direkomendasi pemerintah dalam hal ini Kemenpora, Haruna dan kelompok 85 tidak akan menghadiri kongres pemilihan yang akan dilaksanakan oleh PSSI di Makassar.
Sebaliknya, mereka hanya akan hadir jika kongres dilaksanakan di daerah yang ditunjuk Kemenpora karena mengantongi izin keramaian dari Mabes Polri. "Yang pasti kami tidak mau konyol," tegasnya.
Soal calon ketua umum PSSI yang dijagokan, Haruna tetap komitmen mendukung Edy Rahmayadi sebagai calon ketum PSSI. Ia tidak peduli dengan isu terkait permintaan jenderal senior yang meminta Edy mundur dari bursa calon ketum PSSI.
Bagi Haruna, isu itu tidak memengaruhi sikap dan komitmennya untuk mengusung Edy dalam pemilihan ketum PSSI di kongres pemilihan nanti.
"Menjelang detik-detik terakhir pelaksanaan kongres, hal-hal semacam ini sudah biasa. Tidak perlu menggubris isu-isu semacam ini sekali pun itu dilontarkan jenderal senior lainnya," tutur Haruna.
Jika ada pihak yang meminta Edy Rahmayadi mundur dari pencalonannya, Haruna menilai hal yang sama juga bisa dilontarkan pihak lain kepada pesaingnya. "Bisa jadi nanti ada yang meminta Pak Moeldoko, misalnya, mundur dari bursa. Bagaimana kalau seperti itu? Apakah Pak Moeldoko mau mundur?" tanya Haruna.
Advertisement