Bola.com, Jakarta - Klub anggota Kelompok 85 kompak memberi dukungan pada rpemerintah dalam hal ini Kemenpora terkait rekomendasi lokasi Kongres Pemilihan PSSI.
CEO PSIS Semarang, AS Sukawijaya atau Yoyok Sukawi, mempertanyakan ngototnya Komite Eksekutif (Exco) PSSI agar kongres tetap dilangsungkan di Makassar. Menurutnya, hasil pertemuan antara PSSI-Kemenpora yang menghasilkan Jakarta sebagai lokasi kongres terbaru, merupakan solusi terbaik agar kongres segera berjalan.
"Keputusan di Jakarta adalah win-win solution dan sudah disepakati bersama. Kami mempertanyakan mengapa Exco PSSI tidak setuju dan ngotot di Makassar. Kalau seperti ini kisruh lokasi kongres menjadi berlarut-larut," kata Yoyok Sukawi kepada Bola.com, Jumat (14/10/2016).
Advertisement
Baca Juga
Yoyok menjelaskan selain solusi terbaik, pertemuan yang menghasilkan keputusan di Jakarta sudah ideal mengingat dihadiri pihak yang terlibat seperti Plt. Ketua Umum, Hinca Panjaitan, dan Sekjen Azwan Karim, serta Ketua Komite Pemilihan yang jadi pelaksana kongres, Agum Gumelar. Untuk itu, adanya keputusan yang berbeda dari Exco PSSI dinilai aneh.
"Seharusnya Exco bisa menerima karena sudah keputusan bersama tinggal dibawa ke FIFA dan AFC. Kalau kalau bersikeras di Makassar saya rasa mereka tidak bersikap bijak," tuturnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
KN jilid dua?
Manajer Persatu Tuban, Fahmi Fikroni, bahkan menuding Hinca Panjaitan menyalahgunakan wewenang mengatasnamakan PSSI.
Fahmi meminta Hinca untuk tidak memaksakan diri tetap berkeras menggelar kongres di Makassar yang jelas-jelas tidak mendapat izin dari Mabes Polri. Fahmi yakin pelaksanaan kongres yang digelar tanpa seizin Mabes Polri bakal sia-sia.
Lebih keras, Fahmi menilai Plt. Ketum PSSI yang menggantikan posisi La Nyalla Mattalitti yang sedang menjalani proses hukum itu telah berlaku di luar batas kewenangannya. "Ada upaya dari saudara Hinca untuk menggagalkan kongres. Padahal kongres itu milik anggota PSSI dan seluruh rakyat Indonesia, bukan punya saudara Hinca," seloroh Roni, panggilan karib Fahmi.
Persatu menegaskan hanya akan menghadiri kongres yang sesuai dengan rekomendasi pemerintah dan mendapatkan izin dari Mabes Polri. Dengan itu, perwakilan Persatu tidak akan datang ke arena Kongres PSSI yang digelar di Makassar.
Hal tidak jauh beda dilontarkan Ketua Asprov PSSI Jateng, Johar Lin Eng, yang menilai Exco PSSI bersikap arogan karena ngotot menggelar kongres di Makassar. Menurutnya, sikap Exco menentang keputusan pemerintah membuat PSSI tidak memiliki kredibilitas baik di hadapan pengurus, para voter maupun pemerintah.
"Kalau memang tetap di Makassar, ini jadi kekecewaan kami untuk kesekian kalinya. Kalau memang tidak deal di Jakarta, seharusnya saat pertemuan disampaikan sekalian, tidak membuat pernyataan sendiri. Kalau agenda ini tidak terlaksana, kemungkinan FIFA akan menurunkan Komite Normalisasi (KN) jilid kedua. Saat itulah kredibilitas PSSI benar-benar hancur di mata FIFA," tegas Johar.
Advertisement