Bola.com, Jakarta - PSSI era Nurdin Halid dibantu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka keran pemberian paspor Indonesia kepada pesepak bola asing menjelang Piala AFF 2010. Dengan alasan untuk mengerek prestasi Tim Merah-Putih jumlah pemain naturalisasi terus bertambah hampir tiap tahunnya.
Kini tercatat sudah ada 12 pemain dari Benua Amerika Latin, Eropa, dan Afrika yang sudah berstatus WNI.
Advertisement
Baca Juga
Mereka antara lain: Cristian Gonzales (Uruguay), Greg Nwokolo (Nigeria), Raphael Maitimo (Belanda), Diego Michiels (Belanda), Victor Igbonefo (Nigeria), Sergio van Dijk (Belanda), Bio Paulin (Kamerun), Stefano Lilipaly (Belanda), Tonnie Cussel Lilipaly (Belanda), Ruben Wuarbanaran (Belanda) Jhonny van Beukering (Belanda), serta Guy Junior (Kamerun).
Belum ditambah lagi pemain blasteran yang memutuskan menggunakan paspor Indonesia saat usianya jelang 21 tahun macam Kim Jeffrey Kurniawan (Jerman) dan Irfan Bachdim (Belanda).
Mayoritas di antara mereka telah dicoba kemampuannya di berbagai ajang internasional. Mulai dari level SEA Games, Piala AFF, Kualifikasi Piala Asia dan Dunia. Namun, hasilnya tak signifikan mendongkrak prestasi Timnas Indonesia.
Saat Piala AFF 2014 silam tak tanggung-tanggung Alfred Riedl melibatkan empat pemain naturalisasi. Sayang, kehadiran Cristian Gonzales, Sergio van Dijk, Victor Igbonefo, serta Raphael Maitimo, tak membantu Tim Merah-Putih lolos ke fase semifinal.
Belajar dari pengalaman menghadapi Piala AFF 2016, pelatih asal Austria tersebut agak hati-hati melibatkan pesepak bola naturalisasi. Alfred lebih memilih melibatkan pemain-pemain muda muka baru yang lebih segar.
Akan tetapi ia menegaskan kalau sejatinya tidak alergi pada pemain naturalisasi. "Jika ada pemain naturalisasi yang menunjukkan grafik penampilan yang menanjak tentu kami akan mempertimbangkan mereka mengikuti seleksi. Akan tetapi tentu pemain yang dipanggil harus mengikuti kebutuhan strategi," ujar Wolfgang Pikal, asisten pelatih Timnas Indonesia.
Benar saja Alfred Riedl memanggil Stefano Lilipaly untuk melakoni laga uji coba awal November mendatang. Stefano yang kini memperkuat klub Divisi II Belanda, Telstar akan memperkuat Timnas Indonesia saat bersua Vietnam dalam laga tandang, 8 November.
Jika kinerjanya memuaskan, Stefano bakal diberdayakan Timnas Indonesia saat tampil di Piala AFF 2016 nanti.
Melihat komposisi gelandang Tim Garuda saat ini, Alfred butuh pemain dengan tipe gelandang serang. Saat ini, ia praktis hanya mengandalkan sosok Evan Dimas sebagai dirigen permainan. Kehadiran Lilipaly menyajikan alternatif pilihan.
Selain Stefano Lilipaly, Alfred Riedl juga bisa mencoba kemampuan sejumlah pesepak bola naturalisasi lain yang grafik performa di level klub tengah menanjak. Menurut versi Bola.com ada enam pemain 'impor' yang siap pakai di Piala AFF 2016. Siapa-siapa saja mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Greg Nwokolo
Sempat menganggur selama setengah tahun karena memulihkan cedera ACL, Greg Nwokolo kembali unjuk gigi sebagai penyerang haus gol bersama Persija Jakarta.
Tampil dalam tiga pertandingan Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo, pemain naturalisasi berdarah Nigeria tersebut melesakkan dua gol. Pemain yang musim lalu memperkuat klub Thailand, BEC Tero, beberapa tahun terakhir merupakan langganan dipanggil Timnas Indonesia.
Sayangnya, produktivitasnya tak menonjol karena Greg kerap gagal membela Tim Merah-Putih karena cedera.
Ambil contoh saat jelang Piala AFF 2014 silam. Alfred Riedl kala itu amat berharap sang penyerang sayap bisa menjadi andalan skuat besutannya. Sayangnya ia akhirnya terpaksa dicoret karena cedera hamstring. Kini, dalam kondisi prima tak ada salahnya Alfred melirik Greg.
Opsi di sektor sayap Timnas Indonesia proyeksi Piala AFF 2016 masih amat minim. Tim Garuda terlihat terlalu tergantung pada sosok Andik Vermansah dan Zulham Zamrun.
Greg layak dicoba karena ia juga bisa bermain sebagai penyerang tengah. Style bermainnya mirip dengan Boaz Solossa. Cepat, berteknik tinggi, dan amat tajam menjebol gawang lawan.
Advertisement
Sergio van Dijk
Saat memutuskan kembali ke Persib Bandung musim ini, terlihat Sergio van Dijk kesulitan beradaptasi dengan Tim Maung Bandung yang sudah banyak berubah sepeninggalnya. Striker naturalisasi asal Belanda tersebut sempat mandul gol.
Padahal, musim lalu ia amat produktif mencetak 15 gol buat klub Thailand, Suphanburi. Ketiadaan pemain pelayan di sektor tengah membuat striker kelahiran Assen, 6 Agustus 1982 mati kutu.
Namun, perlahan, bermodal pengalaman mengarungi ketatnya kompetisi Australia, Iran, dan Thailand, Sergio berhasil bangkit.
Produktivitasnya kembali meningkat. Saat ini, ia sudah mencetak lima gol buat Tim Maung Bandung dan tak tertutup kemungkinan gol demi gol lainnya bakal menyusul.
Sergio memulai debut di Tim Merah-Putih pada tahun 2013, pada era kepelatihan Jacksen F. Tiago. Sayang pemain yang langsung menarik perhatian pencinta sepak bola nasional di ISL 2013 lewat koleksi 22 gol buat Persib, seperti kehilangan taji saat membela Timnas Indonesia.
Ia menjadi pilihan utama Alfred Riedl di Piala AFF 2014. Namun, dari lima pertandingan yang dilakoni bersama Tim Garuda, sang pemain baru mencetak sebiji gol.
Sergio mengaku didera rasa penasaran. Ia yakin bisa menebus rapor buruknya di Piala AFF edisi sebelumnya tahun ini. Bomber yang kini berusia 34 tahun tersebut hanya berharap mendapat kesempatan karena kesempatan bermainnya tidak lama lagi.Â
Bio Paulin Pierre
Bek asal Kamerun, Bio Paulin Pierre, jadi pemain asing terakhir yang dinaturalisasi. Proses pengurusan perpindahan kewarganegaraan sang pemain dari Kamerun ke Indonesia baru beres pada awal tahun 2015. Sayangnya, walau sudah jadi WNI ia baru sekalimembela Tim Merah-Putih.
Padahal, motivasi bek kelahiran 15 April 1984 tersebut berpindah warna negara karena ia ingin terus berkostum Timnas Indonesia. Apalagi, Bio jadi salah satu pemain impor yang penampilannya terhitung stabil di kompetisi kasta elite Tanah Air.
Ia tercatat bermain di Persipura Jayapura sejak 2007. Ketangguhannya mengawal lini belakang tak perlu diragukan.
Sukses Tim Mutiara Hitam jadi jawara Indonesia Super League musim 2008-2009, 2010-2011, 2013, tak lepas dari kontribusi pemain jangkung bertinggi badan 187 cm tersebut.
Ia bek yang amat tangguh.Di TSC 2016 ini, Bio telah bermain di 14 pertandingan.Jam terbang tertinggi kedua setelah Ricardo Salampessy di sektor belakang Persipura. Penampilan Bio juga terhitung stabil.
Advertisement
Cristian Gonzales
Bicara soal usia, Cristian Gonzales yang kini berumur 40 tahun sudah melewati masa emas sebagai pesepak bola. Akan tetapi, walau sudah amat gaek striker naturalisasi asal Uruguay ini tetap macan gol yang amat produktif.
Striker berjuluk El Loco kini jadi mesin gol utama Arema Cronus di ajang Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 OOredoo dengan jumlah sembilan gol.
Hebatnya, pada TSC 2016 ia sempat cedera patah tulang rusuk di awal musim. Pasca pulih pelan-pelan ia menemukan bentuk permainan terbaiknya.
Gonzales sendiri pemain naturalisasi yang paling tinggi jam terbangnya bersama Timnas Indonesia. Memulai debut di Piala AFF 2010, ia jadi pemain paling produktif bagi Tim Merah-Putih kala itu dengan lesakan tiga gol.
Setelah itu ia juga tampil di Piala AFF 2014. Sayang, ia tidak menyumbang gol di pentas turnamen yang digelar di Vietnam.
Pemain kelahiran 30 Agustus 1976 tersebut tercatat telah mencetak 13 gol buat Indonesia interval tahun 2010–2015. Hingga saat ini ia masih tercatat sebagai pemain pengoleksi gelar top scorer terbanyak kompetisi domestik sebanyak lima kali pada musim 2003-2004 (27 gol), 2005-2006 (30 gol), 2006-2007 (32 gol), 2007-2008 (26 gol), 2008-2009 (28 gol).
Kehebatan El Loco mencetak gol tentu tak bisa dikesampingkan begitu saja oleh oleh Alfred Riedl. Cristian Gonzales pemain yang kenyang pengalaman dan terbiasa menjalani laga-laga sarat tekanan. Ia sosok yang pas bagi Timnas Indonesia saat mengarungi persaingan ketat Piala AFF 2016.
Victor Igbonefo
Semenjak berkiprah di kompetisi Thailand, nama Victor Igbonefo hilang dari peredaran sepak bola Tanah Air. Selama dua musim bek naturalisasi berdarah Nigeria berkostum Osotspa Samutprakan (2015) dan Siam Navy (2016).
Semenjak resmi menjadi warga negara Indonesia pada 10 Oktober 2011 intensitas Victor membela Timnas Indonesia amat tinggi. Ia menjadi pilihan utama di era Rahmad Darmawan, Jacksen F. Tiago, hingga Alfred Riedl.
Namun pasca Piala AFF 2014, namanya bak hilang di telan bumi. Sanksi FIFA ke Timnas Indonesia membuat sang stopper kehilangan kesempatan menambah caps bersama Tim Garuda.
Di sisi lain, bek jangkung kelahiran 10 Oktober 1985 itu menancapkan reputasi di Negeri Gajah Putih. Sempat hanya jadi spesialis cadangan di Osotspa, Victor jadi pelanggan posisi inti di Siam Navy. Ia tampil membela klubnya sebanyak 29 laga dengan sumbangsih dua gol.
Sayangnya, tingginya jam terbang bermain Victor tak berdampak pada prestasi klub. Navy menutup musim dengan berada di peringkat 14, bersama tiga klub lainnya mereka otomatis terdegradasi.
Kompetisi Liga Thailand dihentikan oleh Federasi Sepak Bola Thailand pada pekan ke-31 untuk menghormati meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej. Sisa enam pertandingan tidak dianggap lagi.
Status Victor Igbonefo di Siam Navy belum jelas. Namun, pastinya ia kini berstatus bebas karena tak lagi menjalani pertandingan. Jika mau, pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, dengan mudah memanggilnya untuk mengikuti pelatnas Piala AFF 2016. Kehadiran Victor amat berguna untuk memperkokoh lini belakang Tim Merah-Putih.Â
Advertisement
Raphael Maitimo
Raphael Maitimo merupakan kartu truf pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija dalam persaingan atas pentas Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Posisinya di jantung lini tengah bisa dibilang tak tergantikan.
Pemain berdarah Belanda tersebut tampil dalam 20 laga Tim Singo Edan di TSC 2016. Ia mengoleksi empat assist, tertinggi di timnya.
Raphael yang kelahiran Rotterdam, 17 Maret 1984 tersebut jadi gelandang jangkar yang memperkuat sisi pertahanan Arema. Di sisi lain, ia juga pemain pembagi bola yang ulung. Pemain seangkatan Wesley Sneijder dan Arjen Robben saat membela Timnas Belanda kelompok umur tersebut punya jam terbang tinggi di Tim Merah-Putih.
Sejak pertama kali tampil di PialaAFF 2012, Raphael Maitimo telah mengantungi 20 caps. Ia disukai pelatih-pelatih yang menukangi Tim Merah-Putih karena bisa bermain di banyak posisi.
Raphael Maitimobisa bermain di posisi bek tengah, bek sayap, serta gelandang bertahan. Gelandang yang pernah membela Mitra Kukar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang, masih amat berharap mendapat kesempatan berlaga di Piala AFF 2016. Ia yakin kemampuannya masih kompetitif untuk bersaing di sektor tengah tim asuhan Alfred Riedl.