Bola.com, Pasuruan - Laga tandang saat melawat ke markas Persekap Kota Pasuruan, Jatim, menyebabkan pelatih PSPS Pekanbaru, Philip Hansen Maramis, tertekan. Persaingan babak 16 besar ISC B yang keras membuat pria berdarah Manado ini sulit tidur.
"Sejak tiba di Pasuruan, jam tidur saya kacau. Saya kurang istirahat. Pertandingan melawan Pasuruan sangat berat karena kami harus menjaga tren permainan yang sedang naik," tutur Philip Hansen Maramis.
Lebih runyam lagi, mantan pelatih tim PON Riau 2012 ini tipe penakut tidur sendirian. Sebagai pelatih kepala, Philip Hansen Maramis dapat privasi berupa fasilitas kamar yang dihuni sendirian. Tetapi, dia memilih mengajak asistennya menemani tidur untuk menghilangkan rasa takutnya.
"Saya memang takut tidur sendiri. Saya punya pengalaman tak menyenangkan ketika PSPS tandang ke Bangka. Pada tengah malam ada ketukan di pintu kamar saya. Ketika pintu saya buka tak ada orang sama sekali. Akhirnya, saya pindah ke kamar salah satu pemain," ungkapnya.
Advertisement
Baca Juga
Tur ke Pasuruan juga jadi "penderitaan" bagi Philip Hansen Maramis. Selain susah tidur, dia juga terpaksa menyantap nasi bungkus tiap hari karena menu makanan yang disajikan di hotel tempat menginap rombongan PSPS tidak sesuai selera lidahnya.
"Rasa masakannya aneh di lidah. Saya sudah paksa makan, tapi rasanya tak enak di perut karena lidah saya sudah akrab dengan masakan Melayu. Cara memasak nasinya juga lain. Sepertinya terlalu keras," ujarnya.
Penderitaan Philip Hansen Maramis makin terasa karena pada laga kontra Persekap (14/10/2016) di Stadion Untung Suropati, Kota Pasuruan, PSPS menelan kekalahan 2-3.