Bola.com, Malang - Jebloknya prestasi Arema Cronus U-21 di kancah ISC U-21 memantik reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya striker legendaris Singo Edan, Singgih Pitono.
Pria yang kini mengelola Akademi Arema Tulungagung dan sempat membesut Perseta Tulungagung di Liga Nusantara ini memberikan tips untuk membentuk tim yang tangguh lantaran dia juga merupakan mantan pelatih Arema U-21 di musim 2014.
"Kalau sampai kalah telak, kualitas timnya yang kemungkinan besar kalah bersaing," kata top scorer Arema era Galatama musim 1992 dan 1993.
Singgih Pitono berpesan agar manajemen dan tim pelatih mencari materi pemain yang mumpuni. Sekalipun kebijakan saat manajemen dalam tim U-21 murni menggunakan produk Akademi Arema.
"Kalau materi pemain sudah bagus, tinggal menyusun program untuk membuat tim seimbang. Baik dalam hal menyerang maupun bertahan," imbuh pelatih berlisensi A Nasional itu.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Singgih enggan berkomentar tentang kinerja pelatih Arema U-21 saat ini, Dony Suherman. Sebab, dia merasa tidak etis jika kalau menilai kemampuan pelatih lain. "Sebenarnya saya tidak mengikuti permainan Arema U-21 sekarang karena hanya tahu skor pertandingan saja," tepisnya.
Perlu diketahui, Arema U-21 jadi bulan-bulanan di Grup 2 ISC U-21. Dari delapan laga yang sudah dilewati, hanya satu poin yang diraih. Sedangkan gawang mereka sudah kemasukan 35 gol.
Rata-rata Arema U-21 kebobolan lebih dari empat gol di setiap pertandingannya. Kini Singo Edan Muda masih menyisakan dua pertandingan lagi tetapi sudah dipastikan jadi juru kunci grup.
Saat Singgih membesut Arema U-21 dua tahun lalu, dia masih diberikan kebebasan untuk melakukan seleksi pemain dari luar karena waktu itu Akademi Arema baru memiliki pemain berusia 10-16 tahun saja.
Prestasinya tergolong apik.
Pria 49 tahun asal Ngunut, Tulungagung itu, membawa Arema U-21 lolos ke fase 12 besar ISL U-21. Namun, di fase selanjutnya posisinya sebagai pelatih kepala digantikan oleh Agus Yuwono karena faktor lisensi kepelatihan.