Bola.com, Jakarta - Alfred Riedl dituntut lebih berani bereksperimen mengubah komposisi pemain utama Timnas Indonesia saat melakoni duel pamungkas penyisihan Grup A Piala AFF 2016 melawan Singapura, Jumat (25/11/2016). Pelatih asal Austria tersebut cenderung mononton memilih starting eleven di dua laga sebelumnya.
Timnas Indonesia menurunkan 10 pemain yang sama saat berduel melawan Thailand dan Filipina. Kurnia Meiga dipercaya menjadi kiper utama didampingi kuartet Beny Wahyudi-Yanto Basna-Fachrudin Aryanto-Abduh Lestaluhu.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu di sektor tengah, trio Andik Vermansah, Stefano Lilpaly, serta Rizky Rizaldi Pora selalu jadi pilihan utama. Di sektor depan duet Boaz Solossa dengan lerby Eliandry jadi poros sisi ofensif.
Evan Dimas turun sebagai pemain utama di lini kedua saat pertandingan versus Filipina, menggantikan posisi Bayu Pradana. Saat pertandingan berjalan, Alfred hanya memberikan kesempatan kepada dua pemain serep Zulham Zamrun serta Ferdinand Sinaga untuk menjajal lapangan. Menit bermain keduanya tidak terlalu lama.
Gebrakan diharapkan dilakukan oleh sang mentor pada duel penentu nasib menghadapi Tim Negeri Singa. Menginhat hasil dua pertandingan sebelumnya, tak begitu menggembirakan.
Tim Garuda kalah 2-4 dari Thailand serta bermain imbang 2-2 vs Filipina. Banyak pengamat menyoroti kinerja lini belakang Timnas Indonesia. Duo stoper dinilai tidak kompak, kerap bocor dicecar serangan bergelombang dari tim lawan.
Demikian pula sektor tengah, ketiadaan gelandang jangkar murni membuat pertahanan tidak terlapisi dengan baik. Di sisi lain performa Kurnia Meiga sebagai kiper utama dinilai tidak dalam level terbaik, pasca sang pemain cedera di klubnya dua bulan jelang perhelatan Piala AFF 2016. Menghadapi Singapura, Timnas Indonesia yang butuh kemenangan wajib memperbaiki penampilan.
Dari total 23 pemain yang ada, Alfred Riedl sejatinya bisa memberdayakan sejumlah pemain yang punya potensi memberi perbedaan. Siapa-siapa saja mereka?
Manahati Lestusen
1. Manahati Lestusen
Bersama Evan Dimas, sosok Manahati Lestusen jadi pemain Timnas Indonesia junior yang promosi cepat ke skuat senior pada Piala AFF 2014 silam. Pasca tampil trengginas bersama Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2013 serta Asian Games 2014, Manahati langsung naik kelas ke skuat Timnas Indonesia Senior.
Di Piala AFF 2014 ia langsung jadi pemain inti berduet dengan Raphael Maitimo, di jantung lini tengah Tim Garuda, yang saat itu bermain dengan patron 4-2-3-1.
Manahati yang lulusan program pelatnas jangka panjang SAD Uruguay, pemain serbabisa yang bisa turun di beberapa posisi. Ia bisa jadi seorang gelandang bertahan, bek tengah, fullback kanan, sama bagusnya.
Jika melihat buruknya kinerja pertahanan Timnas Indonesia di dua laga penyisihan Grup A, Manahati bisa diberdayakan untuk menambal poros belakang. Sebagai stoper, Manahati dikenal sebagai bek yang cerewet. Ia bisa jadi solusi komunikasi yang macet di duel kontra Thailand dan Filipina.
Skill individunya sebagai bek mumpuni. Ia jago duel udara dan amat tangguh dalam duel satu lawan satu. Manahati juga disiplin, tidak mudah terpancing meninggalkan area pertahanan.
Di sisi lain, Manahati juga bisa dimaksimalkan mengisi kekosongan posisi gelandang bertahan. Mengusung formasi 4-4-2 Tim Merah-Putih butuh sosok gelandang yang kuat bertahan, untuk mengantisipasi serangan-serangan balik Tim Negeri Singa.
Andritany Arhiyasa
2. Andritany Arhiyasa
Performa Kurnia Meiga di dua pertadingan penyisihan Grup A versus Thailand serta Filipina dikritik. Kiper utama Timnas Indonesia sejak 2013 tersebut dinilai bermain tidak pada level terbaik. Di masa Piala AFF 2016 ini ia sudah kebobolan sembilan gol.
Tiga gol saat uji coba terakhir melawan Vietnam (2-3), empat kontra Thailand (2-4), serta dua dalam duel versus Filipina (2-2). Sang pemain yang menghilang hampir dua bulan karena cedera lutut, terlihat belum nyetel dengan atmosfer pertandingan keras.
Di masa persiapan Piala AFF 2016, Alfred Riedl konsisten menurunkan Andritany Ardhiyasa. Penjaga gawang Persija Jakarta tersebut tampil penuh dalam duel uji coba melawan Malaysia (3-0), Vietnam (2-2), dan Myanmar (0-0).
Andritany tengah onfire di pentas kompetisi domestik. Ia jadi kartu As Tim Macan Kemayoran di lini belakang lewat penyelamatan-penyelamatan krusial yang konsisten dari laga ke laga. Kehadiran seorang kiper yang dalam kondisi terbaik akan membuat para bek kian percaya diri.
Mereka yakin ada orang yang bisa diandalkan untuk menggagalkan peluang-peluang emas yang didapat tim lawan. Selain itu, pemain asli Betawi ini bisa jadi jembatan komunikasi di sektor belakang. Ia dikenal sebagai kiper yang doyan memberi komando pada para bek.
Dedi Kusnandar
3. Dedi Kusnandar
Duet Stefano Lilipay-Bayu Pradana serta Evan Dimas-Lilipaly terlihat kurang kokoh di sektor tengah. Menghadapi lawan-lawan yang bermain dengan skema 3-4-3 dan 4-2-3-1 mereka terlihat keteteran, sering kalah duel satu lawan satu.
Jarak duet gelandang tengah Timnas Indonesia seringkali terlalu renggang. Saat Stefano asyik membantu serangan baik Bayu maupun Evan terlihat tidak kokoh menjaga keseimbangan permainan di sektor tengah. Mereka terlihat tak siap jadi pelapis pertahanan.
Enam gol yang bersarang ke gawang Tim Merah-Putih terjadi karena lawan-lawan dengan mudah menerobos lini tengah. Timnas butuh gelandang angkut air yang bisa jadi tembok kokoh.
Di skuat Timnas Indonesia ada sosok Dedi Kusnandar yang bisa menjalankan peran tersebut. Pemain asal klub Malaysia, Sabah FA, dikenal gelandang yang amat kuat dalam bertahan. Daya jelajahnya juga tinggi sebagai pemain berkarakter box to box.
Dedi amat membantu memberi rasa tentram bagi lini pertahanan. Para penyerang serta gelandang ofensif bisa fokus menyerang tanpa rasa khawatir lini tengah bolong. Sisi positif lain dari pemain jebolan Timnas Indonesia SEA Games 2013 tersebut adalah kemampuannya mengatur tempo permainan.
Dedi dengan kemampuan olah bola di atas rata-rata bisa memperlambat tempo saat Timnas Indonesia dalam posisi unggul.
Zulham Zamrun
4. Zulham Zamrun
Dibebani target wajib menang melawan Singapura untuk mengamankan tiket ke semifinal Piala AFF 2016, Timnas Indonesia dituntut bermain lebih agresif saat menyerang. Tim asuhan Alfred Riedl butuh banyak pemain kreatif untuk membongkar pertahanan Tim Negeri Singa yang amat solid di duel melawan Filipina dan Thailand.
Zulham Zamrun memenuhi kualifikasi tersebut. Pemain yang beroperasi di posisi sayap ini amat tajam dalam menjebol gawang lawan. Bukti paling sahih adalah kala ia jadi Top Scorer Piala Presiden 2015 bersama Persib Bandung.
Ia sendiri sudah mengoleksi sebiji gol di Timnas Indonesia, yakni saat laga uji coba perdana kontra Vietnam yang berkesudahan 2-2.
Pemain asal Ternate tersebut amat berbahaya saat melakukan tusukan ke area kotak penalti. Selain itu Zulham juga pemain dengan kemampuan eksekusi bola mati yang bagus.
Beroperasi di sayap kiri, Zulham Zamrun bakal jadi duet ganas bareng Andik Vermansah. Mereka bisa memecah konsentrasi lini pertahanan Singapura, yang terfokus mengawal pergerakan mesin gol utama Timnas Indonesia, Boaz Solossa.
Ferdinand Sinaga
5. Ferdinand Sinaga
Semenjak Irfan Bachdim menepi karena cedera, publik menanti-nanti siapa predator yang akan menjadi duet Boaz Solossa di lini depan Timnas Indonesia. Di dua pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF 2016, Alfred Riedl memilih sosok Lerby Eliandry. Sang pemain pun unjuk ketajaman di duel perdana melawan Thailand.
Sayang, di pertandingan selanjutnya penyerang Pusamania Borneo FC tersebut performanya jeblok. Boaz Solossa terlihat berjuang sendirian menggedor pertahanan The Azkals. Sementara itu, Lerby lebih sering bermain pasif dan jarang menguasai bola.
Saat menjajal Singapura, tak ada salahnya Alfred mencoba kemampuan Ferdinand. Sang pemain memang punya gaya bermain sama dengan Boaz, sama-sama mengandalkan speed and power.
Buat variasi permainan memang terkesan tak bagus.Namun, dibanding Lerby, Ferdinand lebih matang jam terbang internasional. Ia terakhir jadi andalan Timnas Indonesia U-23 plus di Asian Games 2014.
Di ajang tersebut ia mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak. Di level klub Ferdinand selalu muncul sebagai raja gol. Entah saat membela Semen Padang, Persib Bandung, serta sekarang PSM Makassar.