Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia diwajibkan menang dari Singapura pada laga terakhir babak penyisihan Piala AFF di Grup A demi menjaga asa lolos ke fase selanjutnya. Para pengamat di sepak bola yang berasal dari Jawa Timur pun memiliki pendapat soal kans Timnas Indonesia di pertandingan yang akan berlangsung pada Jumat (25/11/2016) di Stadion Rizal Memorial, Manila.
Mantan striker Timnas Indonesia, Yusuf Ekodono, menilai jika Timnas Indonesia bermain seperti lawan Filipina, ia optimistis bisa memenangkan pertandingan kontra Singapura. Hanya saja, Boaz Solossa dkk. dituntut lebih kreatif karena pertahanan Singapura sangat kuat. Sebagai bukti, Singapura baru kebobolan sekali dari dua laga yang mereka jalani.
“Saya tak meragukan para pemain Indonesia dalam mendobrak pertahanan lawan. Tapi dari dua lawan sebelumnya, Singapura tampaknya paling sulit ditembus lantaran mereka memainkan sepak bola bertahan,” tuturnya.
Advertisement
Baca Juga
Untuk menghadapi lawan semacam ini, tak cukup hanya kreativitas, tapi juga butuh kesabaran ekstra. Sebab jika terburu-buru, serangan yang dibangun Indonesia bisa jadi bakal sia-sia karena akan mudah dipatahkan oleh para pemain belakang Singapura.
Hal senada dilontarkan Ferryl Raymond Hattu. Eks pemain Petrokimia yang mengantarkan timnas juara SEA Games 1991 itu yakin timnas lebih berpeluang memenangkan pertandingan kontra Singapura. Pasalnya, kekuatan Singapura di Piala AFF kali ini tak sekuat beberapa edisi sebelumnya.
Pengoleksi empat gelar Piala AFF Thailand itu bisa tumbang di tangan Indonesia dengan sejumlah catatan. Menurutnya, pelatih timnas, Alfred Riedl, harus mengubah komposisi pemainnya, karena Boaz Solossa pasti dikawal ketat. “Bisa saja tak perlu ganti komposisi, tapi harus mengoptimalkan semua sektor untuk menembus pertahanan Singapura,” katanya.
Salah satu perubahan yang dimaksud adalah tandem Boaz di depan. Bagi Ferryl, Alfred perlu mencoba Ferdinand Sinaga karena di mata Ferryl, pemain yang satu ini bertipikal petarung dan memiliki kecepatan. Keberanian dan kebengalan Ferdinand ini tampaknya lebih cocok untuk lawan yang cenderung bertahan macam Singapura.
Selain soal komposisi pemain, bagi Ferryl, Indonesia pantang melupakan pertahanan karena Singapura juga memiliki pemain-pemain yang memiliki kecepatan di atas rata-rata. Jika terlalu asyik menyerang, Singapura bisa membawa petaka bagi timnas melalui serangan baliknya.
“Pertahanan masih menjadi titik paling rawan di Timnas Indonesia. Transisi dari menyerang ke bertahan, komunikasi dan koordinasi para pemain harus rapi, sehingga tidak ada celah yang bisa mereka manfaatkan,” terangnya.