Bola.com, Malang - Sebuah aksi damai menyuarakan aspirasi dilakukan sekelompok suporter asal Malang, Rabu (30/11/2016), dari Stadion Gajayana, Malang, menuju Kantor DPRD Kota Malang. Diikuti 150 orang yang menamakan diri sebagai Arek Malang, mereka menyuarakan lima tuntutan yang sebenarnya punya satu tujuan, yaitu berharap klub sepak bola kebanggaan Malang, Arema menjadi satu.
Seperti diketahui, sejak tahun 2012 hingga saat ini ada Arema Cronus dan Arema Indonesia. "Posisi kami tidak mendukung salah satu dari Arema yang ada saat ini. Kami akan memberikan dukungan kalau Arema sudah menjadi satu," kata Firman Agung, Koordinator Aksi Damai Arek Malang.
Sebelumnya beredar kabar bila aksi ini ditujukan untuk memberikan dukungan kepada Arema Indonesia dan Persema Malang untuk kembali berkompetisi di kancah profesional Tanah Air. Tetapi, ternyata tujuan aksi tersebut berbeda. Mereka justru netral di antara dua Arema.
Itu sebabnya dalam aksi itu mereka tidak mengenakan atribut Arema. Peserta demo mayoritas menggunakan pakaian hitam. "Kami akan melakukan aksi ini sampai tujuan terlaksana. Ya, Arema jadi satu," tegas Firman.
Advertisement
Baca Juga
Dalam aksi tersebut, komunitas arek Malang menyuarakan lima poin kepada ketua Wali Kota Malang, Ketua DPRD Kota Malang, dan Askot PSSI Kota Malang. Yang pertama, meminta PSSI melakukan verifikasi ulang PT Arema Indonesia yang sah menurut hukum perseroan.
Kedua, meminta kepada yayasan Arema dengan Pembina Darjoto Setiawan untuk memberikan klarifikasi. Tujuannya agar benang kusut antara Arema Cronus dan Arema Indonesia yang sudah berjalan hampir lima tahun bisa terurai.
Yang ketiga, Arema Indonesia dan Arema Cronus diminta menunjukkan keabsahan legal standing PT Arema Indonesia yang sebelum terpecah merupakan pengelola resmi klub Arema.
Poin keempat mereka meminta pemerintah pusat turun serta dan berperan aktif mendorong kedua tim Arema untuk membuktikan legalitas PT Arema Indonesia.
Sedangkan yang terakhir, Jika PSSI tidak melakukan verifikasi terhadap legalitas PT Arema Indonesia yang sah, mereka akan menyuarakan revolusi PSSI sekalipun pengurus organisasi tertinggi sepak bola Indonesia itu baru saja terpilih pada awal bulan November ini.