Bola.com, Jakarta - Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo telah berakhir dan melahirkan Persipura Jayapura sebagai juara. Direktur Utama PT Gelora Trisula Semesta, Joko Driyono, mengakui berkat komitmen seluruh pihak TSC 2016 berjalan sukses. Namun, Wakil Ketua Umum PSSI itu juga merasa belum puas karena sepak bola Indonesia masih harus mengejar keunggulan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Selama kurang lebih delapan bulan, sejak 29 April 2016, TSC 2016 bergulir dan telah berakhir pada Minggu (18/12/2016). Persipura Jayapura yang sempat terseok-seok di awal turnamen akhirnya keluar sebagai juara setelah bersaing ketat dengan Madura United dan Arema Cronus dalam perjalanan sebanyak 34 pertandingan.
Advertisement
Joko Driyono sebagai Dirut PT GTS yang menjadi operator berlangsungnya turnamen mengaku perencanaan dan pelaksanaan turnamen tereksekusi dengan baik. Komitmen bersama para partner, seperti Torabika, Emtek Group, IM3 Ooredoo, Kuku Bima, dan BTPN, berjalan baik membuat TSC 2016 berakhir dengan positif.
"Secara umum apa yang telah direncanakan bisa tereksekusi dengan baik. PT GTS memulai dengan melakukan pertemuan intens dengan pemegang saham, dalam hal ini klub-klub. Perencanaan itu bisa tereksekusi dengan baik," ujar Joko Driyono dalam konferensi pers akhir musim TSC 2016 di SCTV Tower, Rabu (21/12/2016).
"Komitmen untuk menjual produk kompetisi ini juga direspons dengan baik oleh partner. Komitmen partner untuk memenuhi kewajiban tentang hak-hak komersial itu pun tertunaikan. Oleh karena itu, kami merasa regulasi yang disepakati oleh teman-teman klub dan berkat partner yang memegang kuat komitmen, membuat ini semua bisa selesai dengan sangat positif," lanjut pria yang juga kini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI itu.
Namun, Joko Driyono tidak puas begitu saja dengan pencapaian yang diraih oleh timnya beserta partner dalam menyelenggarakan TSC 2016. Menurutnya, sepak bola Indonesia masih dalam posisi mengejar keunggulan dari sejumlah negara-negara pesaing, terutama di kawasan Asia Tenggara, seperti Thailand dan Malaysia.
"Kami tetap belum puas dengan kondisi yang kami capai. Kami harus mengejar keunggulan negara-negara lain di ASEAN dan dalam kompetisi global. Harapannya agar sepak bola Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pasar sepak bola di sini besar, sepak bola Indonesia harus menjadi pilihan utama dari semua sepak bola yang ada di dunia," lanjut Joko Driyono.
Sebagai master dari penyelenggaraan kompetisi di Indonesia, Joko Driyono tidak luput dari teka-teki penyelenggaraan kompetisi pada 2017. Namun, Waketum PSSI itu hingga saat ini masih menyatakan bahwa Maret 2017 masih menjadi waktu yang ideal untuk memulai musim kompetisi sepak bola yang baru di Indonesia.