Sukses


6 Pemain Indonesia yang Meninggal Saat Masih Aktif Bermain

Bola.com, Jakarta - Meninggalnya kiper Arema FC, Achmad Kurniawan, pada Selasa (10/1/2017) di Malang meninggalkan rasa duka dan kehilangan pada banyak kalangan. Rekan AK 47, sapaan pemain berusia 37 tahun itu, sesama pemain sepak bola banyak yang merasa kehilangan.

Penampilan AK 47 di turnamen Torabika Soccer Championship 2016 seakan menjadi perpisahan yang manis buat publik sepak bola Indonesia. Status AK 47 yang awalnya hanya menjadi kiper ketiga naik ke posisi starter karena sang adik, Kurnia Meiga, dipanggil ke Timnas Piala AFF dan kiper kedua Kadek Wardhana cedera.

Saat dipercaya menjadi starter, Achmad Kurniawan memperlihatkan kehebatannya yang belum hilang. Dalam sejumlah pertandingan, AK 47 melakukan penyelamatan krusial. Pada akhir musim, Arema tampil sebagai runner up di bawah Persipura.

Achmad Kurniawan bukanlah pemain Indonesia pertama yang meninggal dunia saat masih aktif bermain. Ada beberapa pemain yang juga tutup usia karena berbagai macam sebab, ketika belum pensiun dari lapangan. Siapa saja mereka?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Ansar Razak

1. Ansar Razak
Ansar Razak menjadi gelandang andalan PSM Makassar di era 90-an. Ia meninggal dunia pada tahun 1999 akibat mengalami kecelakaan lalu lintas.

Pemain asli Sulsel itu merupakan anggota timnas Piala Asia 1996. Semasa bermain untuk PSM, Ansar sempat mengantar tim Juku Eja lolos hingga laga final Liga Indonesia 1995-1996.

Kala itu, Ansar bersama pemain Sulsel lain seperti Ayyub Khan (almarhum), Syamsuddin Batolla, Ali Baba, Roni Ririn dan Ansar Abdullah harus mengakui Mastrans Bandung Raya dengan skor 0-2.

3 dari 7 halaman

Eri Irianto

2. Eri Irianto
Eri Irianto adalah gelandang klub Persebaya Surabaya yang meninggal pada 3 April 2000. Eri yang membela Persebaya mengalami benturan dengan pemain PSIM saat bertanding di Stadion Gelora 10 November, Surabaya.

Setelah mengalami benturan, Eri tidak sadarkan diri, diduga karena serangan jantung. Ia sempat dibawa ke RSUD Dr. Soetomo, namun nyawanya tak tertolong.

Eri meninggal pada saat kariernya tengah bersinar di usia relatif muda, 26 tahun. Selain menjadi andalan di klub, pemain dengan kelebihan tendangan geledek jarak jauh ini juga sempat memperkuat Timnas Indonesia di tahun 1995-1997. Untuk mengenang Eri, Persebaya memensiunkan nomor punggung 19 miliknya dan menamai mes pemain Persebaya di Jalan Karang Gayam dengan nama Wisma Eri Irianto.

4 dari 7 halaman

Jumadi Abdi

3. Jumadi Abdi
Gelandang PKT Bontang, Jumadi Abdi, mengalami benturan keras di bagian perut karena ulah Denny Tarkas (Persela) yang mengangkat kaki terlalu tinggi. Pertandingan kedua tim saat itu dimainkan di Stadion Mulawarman, Bontang, pada 7 Maret 2009.

Jumadi langsung terkapar tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Sembilan hari setelah dirawat dan sempat menjalani operasi, eks pemain Timnas SEA Games 2005 ini akhirnya meninggal dunia.

Hasil observasi dokter menemukan bagian usus halus Jumadi robek dan membuat organ bagian dalam lainnya keracunan. Ironisnya, Komdis PSSI hanya menghukum Denny Tarkas dengan skorsing selama empat bulan, setelah dalam pertandingan ia hanya diganjar kartu kuning oleh wasit.

5 dari 7 halaman

Akly Fairuz

4. Akly Fairuz
Penyerang Persiraja Banda Aceh, Akly Fairuz, mengalami hal yang mirip dengan apa yang dialami Jumadi Abdi. Akly menderita cedera parah setelah berbenturan dengan pemain lawan dan akhirnya meninggal dunia.

Akly berbenturan dengan kiper PSAP Sigli, Agus Rohman, saat bertanding pada 10 Mei 2014. Akly kemudian digotong keluar lapangan dan baru dibawa ke rumah sakit pada malam harinya.

Ia sempat dirawat di RS Zainal Abidin lalu didiagnosa mengalami luka dalam bagian perut dan kantong kemih yang bocor. Setelah sempat tak sadar selama beberapa hari, ia meninggal dunia pada 16 Mei 2014. Komdis PSSI kemudian menghukum Agus Rohman dengan skorsing satu tahun.

6 dari 7 halaman

Sukarno Andi Wijaya

5. Sukarno Andi Wijaya
Sukarno Andi Wijaya terakhir tercatat sebagai pemain Persewangi Banyuwangi. Ia meninggal dunia dalam usia 20 tahun pada 2016 karena sakit infeksi paru-paru.

Ia pernah menarik perhatian pelatih Indra Sjafri yang menangani Timnas U-19 sebelum turnamen Piala Asia U-19 2014. Sukarno sempat menjalani seleksi di Timnas Indra tertarik melihat permainannya kala Timnas U-19 meladeni Persewangi dalam Tur Nusantara. Hanya saja, ia akhirnya gagal lolos ke Timnas U-19.

7 dari 7 halaman

Achmad Kurniawan

6. Achmad Kurniawan
Pemain yang akrab disapa dengan panggilan AK 47, merujuk pada inisial dan nomor punggungnya, ini meninggal dunia pada Selasa (10/1/2017) di Malang. Sebelum meninggal, AK 47 dirawat secara intensif sejak tanggal 30 Desember 2016.

Ia tak sadarkan diri karena dugaan sakit jantung dan lambung dan dilarikan ke rumah sakit. Selama dirawat, kakak kandung kiper Timnas Indonesia Kurnia Meiga ini berada dalam kondisi koma.

AK 47 tampil apik dalam usia 37 tahun ketika membela Arema Cronus di kompetisi Torabika Soccer Championship 2016. Ia yang tadinya hanya menjadi kiper ketiga akkhirnya naik ke posisi utama di putaran kedua turnamen. Penampilannya yang masih cukup prima ikut membantu Arema menempati posisi runner up turnamen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer