Bola.com, Jakarta - Keputusan Fachri Husaini menerima penunjukkan PSSI untuk jadi pelatih Timnas Indonesia U-16 menimbulkan penasaran. Pasalnya, pada akhir April 2016, mantan kapten timnas itu memutuskan meninggalkan dunia sepak bola. Fachri ingin fokus pada keluarga serta pekerjaannya di PT Pupuk Kaltim, Bontang.
Fachri mengambil keputusan itu juga didasari karena kekecewaannya kepada sepak bola Indonesia yang kala itu karut-marut. Akibat situasi yang memanas antara Menpora RI dan PSSI, sanksi FIFA pun jatuh pada akhir Mei 2015. Imbasnya, timnas U-16 dan U-19 yang sudah dilatih Fachri untuk Piala AFF U-16 dan U-19 2015, dibubarkan, karena timnas dilarang beraktivitas di kancah sepak bola internasional.
Pengorbanan baik materi dan nonmateri yang diberikan Fachri Husaini selama mempersiapkan dan membangun tim selama beberapa waktu lamanya bak hilang begitu saja. Tidak heran Fachri sangat kecewa.
Advertisement
Baca Juga
Saat sanksi FIFA dicabut pada 13 Mei 2016 dan timnas bisa tampil lagi, Fachri masih kecewa dan belum bersedia kembali menduduki jabatannya hingga PSSI akhirnya menunjuk Eduard Tjong untuk jadi pelatih kepala timnas U-19 yang tampil di Piala AFF U-19 2016.
Namun, kini Fachri melunak. Dia bersedia kembali aktif di sepak bola Indonesia dengan menerima penunjukkan dirinya sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-16. Bahkan demi Tim Merah-Putih, pelatih 51 tahun itu menolak tawaran lima klub kasta teratas dan satu klub kasta kedua, yang menginginkan servisnya untuk melatih di kompetisi musim 2017.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sepak Bola itu Candu
Kepada Bola.com, Fachri Husaini mengungkapkan apa yang membuatnya berubah pikiran. "Saya teringat kata-kata almarhum Ronny Pattinasarani kepada saya. Beliau bilang ke saya bila sepak bola itu seperti candu. Saya tidak akan pernah bisa meninggalkan sepak bola. Hal itu saya rasakan sendiri, setelah hampir setahun tidak aktif di sepak bola, saya tidak bisa tidak kembali ke sepak bola," ungkap Fachri, belum lama ini.
Selain itu kondisi sepak bola di Tanah Air yang makin kondusif ikut memperkuat niat Fachri kembali ke pentas sepak bola negeri ini.
"Saya memiliki keyakinan di bawah kepengurusan baru PSSI, sepak bola kita membaik. Saya melihat komunikasi PSSI dengan pemerintah, sekarang ini membaik," ujar pelatih kelahiran Lhokseumawe, Aceh itu.
Meski sudah menerima tawaran jadi pelatih Timnas Indonesia U-16 lagi, Fachri mengaku masih memiliki ganjalan. Apalagi bila bukan terkait urusan pekerjaannya di PT Pupuk Kaltim.
Fachri mengungkapkan sebelum meneken kontrak dengan PSSI, induk federasi sepak bola di Indonesia itu diharapkan bisa ikut membantu mencarikan jalan keluar bagi persoalan yang dihadapinya.
Sebagai karyawan, Fachri Husaini menyebut tidak bisa meninggalkan tugas dan kewajibannya di PT Pupuk Kaltim, meski beberapa opsi dimilikinya.
"Saya bisa mengajukan cuti di luar tanggungan atau bahkan pensiun dini. Tapi, saya harap PSSI bisa menjembatani saya dengan perusahaan di mana saya bekerja," kata Fachri, yang masa jabatannya di PT Pupuk Kaltim menyisakan 4,5 tahun lagi sebelum memasuki masa pensiun.
Fachri Husaini menambahkan ia juga berkonsultasi dengan keluarga untuk mengambil keputusan terbaik. "Dulu ketika saya memutuskan mundur dari sepak bola, salah satu pertimbangannya karena ingin lebih fokus dengan keluarga. Sekarang ketika ingin kembali ke sepak bola untuk kepentingan negara, saya tentu melibatkan mereka dalam mengambil keputusan," kata bapak dari dua putra dan satu putri itu.
Â
Advertisement