Bola.com, Makassar - Meski bertabur bintang, PSM Makassar menuai dua kekalahan di Grup 3 Piala Presiden 2017. Hasil ini membuat tim Juku Eja hampir pasti tersingkir dari persaingan turnamen pramusim paling bergengsi di Tanah Air ini.
Tak pelak, kegagalan ini menuai kecaman. Salah satu di antaranya datang dari Andi Darussalam Tabussalla, mantan manajer Timnas Indonesia. "Kegagalan PSM murni karena kebijakan Robert dalam melakukan rotasi pemain," tegas ADS, sapaan akrabnya kepada Bola.com, Senin (13/2/2017).
Menurut ADS, secara pribadi dia menilai, pelatih PSM, Robert Alberts, salah besar menganggap Piala Presiden tidak penting atau mengganggu persiapan PSM.
"Seharusnya Robert memanfaatkan Piala Presiden untuk mencoba komposisi terbaik tim. Dia kan sudah menangani PSM sejak TSC 2016. Kalau pun ada pemain yang baru masuk, semua berdasarkan rekomendasinya. Jadi untuk apa menjadikan Piala Presiden untuk ajang coba-coba. Apalagi, hampir semua pemain sudah teken kontrak bukan seleksi lagi," papar ADS.
Advertisement
Baca Juga
Menurut ADS, dengan sederet pemain bintang seperti Hamkah Hamzah, Ferdinand Sinaga, Raphael Maitimo, Rasyid Bakri, Zulkifli Syukur, Rizky Pellu, Titus Bonai plus dua pemain asing Wiljan Pluim dan Steven Paulle, PSM sangat pantas untuk jadi kandidat juara di Piala Presiden 2017.
"Saya yakin, kalau para pemain dan suporter ditanya soal Piala Presiden, pasti mayoritas dari mereka ingin PSM juara. Apalagi selain bergengsi, turnamen ini menyediakan hadiah yang lumayan besar. Tapi, semuanya mentah karena keputusan Robert," jelas ADS.
ADS menilai sejak ditangani Robert, PSM seperti kehilangan semangat juara karena selalu ada pembenaran setiap kali timnya gagal. Dia merujuk kiprah Robert dan PSM di TSC 2016.
"Menurut saya, peringkat enam yang ditempati PSM bukan prestasi. Apalagi TSC 2016 tidak memberlakukan sistem degradasi, jadi tidak ada tekanan buat klub," kata ADS yang membawa Robert pertama kali ke Indonesia saat menangani Arema Indonesia pada Liga Super Indonesia 2009-2010.
Hal senada dikatakan Syamsuddin Umar, pelatih yang sukses membawa PSM juara Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 1999-2000. "Dulu PSM sangat antusias mengikuti turnamen sebelum liga dimulai. Kami pun selalu mematok target juara. Di era Robert sepertinya ada yang hilang dari PSM," ungkap Syamsuddin.
ADS dan Syamsuddin berharap suporter bersikap kritis demi PSM. "Karakter Makassar selalu ingin memberi bukti kala dipandang remeh. Kami terbiasa menerima tantangan untuk menjadi yang terbaik. Ini dengan materi mentereng, targetnya hanya coba-coba di Piala Presiden," pungkas ADS mengakhiri pembicaraan.