Bola.com, Karawaci - Evan Dimas Darmono mengungkapkan perubahan yang ada di Timnas Indonesia, dari era Alfred Riedl ke Luis Milla. Evan saat ini mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-22 yang diproyeksikan ke SEA Games 2017.
Evan mengatakan saat ditangani Alfred Riedl, para pemain dibiasakan untuk melakukan pressing ketat dengan kombinasi umpan panjang. Bedanya dengan gaya Luis Milla adalah pressing dilakukan dengan kecepatan dan pemain diharuskan memiliki mobilitas tinggi.
Jarak antara satu pemain ke pemain lainnya juga tidak jauh, itu terlihat dalam sesi latihan. Luis Milla membuat area persegi di tengah lapangan untuk para pemain tengah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, ada kesamaan gaya antara Alfred dengan Milla, yakni serangan balik yang mematikan. Hal itu sukses diterapkan Alfred Riedl dalam Piala AFF 2016, di mana Timnas Indonesia yang menjadi kuda hitam justru lolos ke final.
"Kalau sekarang mungkin harus lebih cepat, kami juga harus cepat berpikir sebelum menerima bola dan pergerakan harus lincah," kata Evan.
Kendati ada perubahan, Evan dan rekan-rekannya tidak mengalami kendala besar. Hanya faktor bahasa yang membuat mereka tidak secara langsung memahami apa yang diungkapkan pelatih.
Bagi Evan, dengan adanya pelatih baru, para pemain juga mendapat ilmu baru. "Pelatih punya gaya yang berbeda itu hal biasa. Pemain tinggal menyesuaikan. Tapi, yang jelas siapapun pelatihnya kami harus disiplin di posisi masing-masing," katanya.
Seleksi Timnas Indonesia U-22 gelombang pertama akan berakhir pada Kamis (23/22/2017) pagi. Setelah itu, pemain kembali ke klub masing-masing. Khusus Evan Dimas, dia bersama tiga rekannya dari Bhayangkara FC langsung terbang ke Solo untuk menjalani babak delapan besar Piala Presiden 2017.