Bola.com, Solo - PSSI mengultimatum seluruh perangkat pertandingan termasuk wasit untuk tak berkomunikasi dengan klub peserta Babak 8 Besar Piala Presiden 2017. Federasi ingin para pengadil independen tidak terkena intervensi dengan pihak manapun.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Staf Umum PSSI sekaligus Ketua Panpel Pusat, Iwan Budianto demi menjaga kredibilitas dan juga sportivitas dalam seluruh pertandingan, termasuk duel-duel babak perempat final di Stadion Manahan, Solo, Sabtu-Minggu (24-25/2/2017), yang bakal berlangsung dalam tensi tinggi.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa langkah pun dilakukan panitia untuk menjamin netralitas sang pengadil, termasuk menerjunkan tim Komisi Etik dan Wasit di lokasi menginap wasit.
''Kami sudah ada tim khusus yang bertugas mengawasi aktivitas wasit. Termasuk melarang seluruh tim untuk bertemu dengan perangkat pertandingan,'' tegas Iwan kepada Bola.com pada Jumat (24/2/2017).
Meski demikian, Iwan menjamin seluruh perangkat pertandingan termasuk wasit di Piala Presiden 2017 bersih dari praktek suap. Pernyataan itu sekaligus menampik rumor yang berkembang jika tiga wasit yang dibebastugaskan terindikasi menerima suap.
Keyakinan Iwan jika wasit bebas dari praktek haram tersebut karena 40 wasit dan asisten wasit yang bertugas di Piala Presiden, telah menjalani sumpah tugas di depan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dan Komite Etik PSSI.
''Tiga wasit itu dibebastugaskan lebih kepada kejelian dalam memimpin pertandingan. Artinya mereka memang kurang maksimang dalam bertugas. Kami percaya 100 persen jika wasit bersih dari suap,'' ujar Iwan.
Mantan bos Arema FC itu menambahkan, seluruh kontestan Piala Presiden 2017 juga menandatangani pakta integritas untuk tidak melakukan intimidasi maupun komunikasi apapun dengan perangkat pertandingan.
”Kami percaya temanteman bekerja dan bertanding secara sportif. Karena kami ingin memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia, salah satunya kinerja wasit,'' ujar Iwan Budianto.