Bola.com, Sleman - Persebaya Surabaya akhirnya terjun dalam sebuah turnamen setelah vakum kurang lebih empat tahun dari aktivitas sepak bola nasional.
Tim Bajul Ijo berlaga pada ajang Dirgantara Cup 2017 dan langsung memetik kemenangan, 4-2 atas PSN Nagada, dalam laga perdana di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (28/2/2017).
Kembalinya Persebaya pada sebuah pertandingan resmi membuat perasaan kapten sekaligus pemain senior, Mat Halil campur-aduk. Mat Halil bisa disebut sebagai legenda Persebaya.
Advertisement
Baca Juga
Terlebih, saat mayoritas bintang Persebaya 1927 meninggalkan klub yang bermarkas di Jalan Karanggayam No.1 Surabaya itu, pemain 37 tahun itu adalah satu-satunya pemain yang memilih bertahan alias jadi penghuni terakhir di skuat Green Force. Kemudian, ia menggerakkan pemain lain demi eksistensi klub.
"Perasaan campur aduk, ya. Ada senangnya dan juga kebanggaan. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata setelah Persebaya kembali bertanding," ungkap Mat Halil saat berbincang dengan Bola.com usai pertandingan.
Baginya, Dirgantara Cup jadi awal kebangkitan Persebaya di persepakbolaan Tanah Air. Meski hanya turnamen, dirinya bersama seluruh pemain ingin tampil maksimal untuk pembuktian diri.
"Kami akan berjuang sekeras tenaga demi Persebaya,'' tegasnya.
Soal penampilan melawan PSN Ngada, Mat Halil menyebut masih banyak hal yang harus dibenahi. Sebab, tim saat ini berisikan mayoritas pemain baru dan butuh adaptasi.
"Namun melihat potensi pemain muda yang ada, saya rasa mereka bisa menjadi bintang Persebaya di masa depan. Tapi perlu proses dan kerja keras," tukasnya.
Pemain yang sempat bergabung dengan Persida Sidoarjo itu pula yang memelopori kebangkitan Persebaya 1927, setelah manajemen PT Persebaya Indonesia mengantongi hak paten merek atas nama dan logo Persebaya.
Bahkan, Mat Halil dengan suka rela berlatih dan bermain pada sejumlah uji coba yang digelar Persebaya 1927 di beberapa kota di Jawa Timur.