Bola.com, Solo - Bek Mitra Kukar, Dedi Gusmawan, sudah menjalani operasi di RS Ortopedi Soeharso, Pabelan, Solo, pekan lalu. Operasi dalam rangka menyembuhkan patah tulang fibula kaki kiri itu berlangsung selama tiga jam.
Kepada Bola.com, Dedi Gusmawan menceritakan bila jelang operasi berakhir, ia merasa setengah sadar. "Saya sempat merasakan kaki goyang-goyang, tapi tidak terasa sakit. Saya memang tidak dibius total. Hanya, beberapa saat sebelum operasi berakhir, saya sepertinya tersadar lebih cepat jadi bisa mengetahui dokter mengoperasi kaki saya meski bagian dada ke bawah ditutupi," kata Dedi.
Cedera yang dialami Dedi memang tidak bisa dikatakan ringan. Meski begitu, ia mengaku cukup beruntung karena cedera yang dialaminya masih bisa disembuhkan dengan jalan operasi. "Bila lokasinya bergeser sekian sentimeter saja, ada kemungkinan tidak bisa dioperasi," ungkapnya saat dikunjungi Bola.com di kamar kontrakannya di kawasan Baturan, Colomadu, Karanganyar.
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, Dedi mengalami cedera saat memperkuat Mitra Kukar di laga terakhir penyisihan Grup 1 Piala Presiden melawan Persipura Jayapura di Stadion Maguwoharjo, Sleman (15/2/2017). Ia mengakui jatuh dengan posisi salah tumpuan saat berusaha mengawal pemain lawan. Saat itu juga tulang di kaki kirinya mengalami dilokasi hingga patah.
"Kejadiannya cukup cepat. Saya ngeri melihat bentuk kaki saya yang aneh. Saya berteriak mencari perhatian karena saya sadar cedera ini tidak seperti biasanya. Akhirnya saya ditandu karena memang saat itu sudah tidak bisa berjalan. Berdiri saja tidak sanggup," kenangnya.
Oleh tim medis pesepak bola Indonesia pertama yang berkiprah di Liga Myanmar itu dibawa ke rumah sakit. Manajemen tim Mitra Kukar mengawal dengan mobil lain di belakang ambulans. Dalam ambulans itu Dedi ditemani masseur tim. "Pak Alam (Noor Alam, asisten manajer Mitra Kukar) tidak tega melihat kondisi kaki saya. Beliau memilih tidak semobil dengan saya. Sepertinya Pak Alam ngeri dengan cedera yang saya alami," cerita Dedi sambil tertawa.
Ada cerita lucu bercampur haru. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, tulang kaki Dedi yang dislokasi hingga patah itu sempat "dikembalikan" oleh masseur Mitra Kukar. Lantaran menganggap kaki Dedi sudah normal karena sudah kembali ke bentuk asal, ambulans sempat berhenti dalam perjalanan dan diminta putar balik.
"Sudah putar balik saja, tak usah ke rumah sakit. Pak Alam yang ada di mobil belakang terkejut karena ambulans tiba-tiba berhenti. Setelah mengetahui alasannya, beliau meminta ambulans tetap ke rumah sakit untuk memastikan cedera saya," ungkap Dedi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dedi Enggan Copot Ban Kapten
Cerita lain, saat mengalami cedera, Dedi ketika itu mengenakan ban kapten. Ia menggantikan Bayu Pradana, kapten utama, yang lebih dulu cedera hingga harus digantikan pemain lain. Ban kapten pun berpindah ke Dedi.
Namun, tak lama berselang, kapten kedua Mitra Kukar itu juga cedera. "Sembari menunggu pertolongan dari tim medis, saya berpikir dua kapten sudah jatuh dan keluar lapangan. Jangan-jangan, kapten ketiga yang menggantikan saya mengalami nasib sama seperti kami berdua. Akhirnya, ban kapten tidak saya lepas, saya bawa sampai ke rumah sakit," cerita Dedi.
Dedi pun hanya bisa terkekeh mengenang situasi kala itu. Ia lagi-lagi mengaku bersyukur karena keputusan ke rumah sakit sangat tepat mengingat kondisi cederanya butuh penanganan serius.
Ayah dua putra itu sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Yogyakarta serta berkonsultasi di salah satu rumah sakit di Jakarta Utara, sebelum menjatuhkan pilihan dioperasi dan menjalani perawatan di RS Ortopedi Soeharso.
"Saya merasa sreg di sini (RS Ortopedi Soeharso) karena memang rumah sakit untuk tulang. Beberapa teman juga menyarankan saya ditangani di Solo ini," tutur Dedi.
Selepas operasi, Dedi Gusmawan tinggal menjalani rawat jalan dan kontrol sesuai waktu yang ditetapkan dokter. Dalam kesehariannya di kamar kontrakan, ia ditemani fisioterapis Mitra Kukar, Kadir. Namun, sang istri, pada Kamis (2/3/2017), menyusul untuk mendampinginya selama perawatan.
"Saya sudah melarang istri agar tidak usah ke Solo karena anak-anak juga masih kecil. Tapi, namanya juga istri, tahu suaminya seperti ini, inginnya mendampingi. Akhirnya saya izinkan," kata bek 31 tahun itu.
Mantan pemain PSDS Deli Serdang dan PSPS Pekanbaru itu terharu dengan perhatian rekan setim dan kolega. Sejak cedera menderanya, banyak perhatian yang telah diperolehnya. Mulai manajemen, tim pelatih, dan ofisial Mitra Kukar, hingga perwakilan pemain Persipura, dan sesama pesepak bola asal Sumatra sudah menjenguk dan memberikan dukungan.
"Saya mencoba mengambil hikmah dari kejadian ini. Mungkin beberapa waktu dari sekarang saya baru bisa memahami hikmahnya. Namun, saya menerima semua ini karena masih ada yang lain yang lebih parah dari saya dan juga, ada pemain yang mengalami cedera seperti saya namun masih bisa bermain," kata Dedi Gusmawan.
Advertisement