Sukses


Cristian Gonzales, Borneo FC, dan Pelajaran Tentang Kerja Keras

Bola.com, Jakarta - 26 Mei 1999. Tanggal tersebut akan selalu dikenang publik sepak bola dunia, suporter, dan sudah pasti ofisial maupun pemain Manchester United. Tanggal tersebut adalah hari di mana tim yang diarsiteki pelatih legendaris, Sir Alex Ferguson, membuat keajaiban di Camp Nou, markas Barcelona.

MU yang memburu gelar kedua di kompetisi paling elite Eropa, setelah gelar Piala Champions musim 1967-1968, tertinggal 0-1 hingga menit ke-90, setelah Bayern mencetak gol cepat melalui tendangan bebas, Mario Basler, pada menit keenam. Trofi Si Kuping Besar pun tinggal menunggu waktu sampai ke genggaman Bayern yang kala itu diarsiteki Ottmar Hitzfeld.

Namun, David Beckham dkk. menolak menyerah. Seluruh pemain The Red Devils tetap bekerja keras, berjuang, dan bermain penuh determinasi. Pasukan Sir Alex memberikan semua tenaga yang tersisa sampai wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.

Kerja keras itu berbuah keajaiban bagi MU pada masa injury time. MU di luar dugaan berhasil membalikkan keadaan setelah mencetak dua gol dalam kurun waktu tiga menit.

Teddy Sheringham yang masuk sebagai pemain pengganti membuat skor menjadi 1-1 pada menit ke-91. Tembakan Sheringham dari jarak dekat, membobol gawang Bayern yang dikawal Oliver Kahn.

Para pemain Manchester United merayakan gelar Liga Champions yang diraih pada musim 1998-1999 setelah mengalahkan Bayern Munchen 2-1. (UEFA.com)

Dua menit berselang, pemain penganti lainnya, Ole Gunnar Solskjaer, memberikan sukacita buat MU dan malapetaka untuk Bayern. Sontekan pemain berjulukan the Baby Face Assassin, merobek gawang Die Roten untuk kedua kalinya.

Gol dari Solskjaer membuat MU berpesta di Camp Nou, dalam sebuah pertandingan bersejarah yang dikenang publik sepak bola dunia. MU pun meraih tiga gelar sekaligus yakni Liga Champions, Liga Primer, dan Piala FA alias treble winners.

"Mereka punya hasrat yang luar biasa untuk menang, semangat tim, dan karakter hebat. Mereka pantas untuk menang karena mereka terus berjuang," kata Ferguson setelah kemenangan bersejarah tersebut.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Cristian Gonzales

Pelajaran tentang kerja keras yang berujung keajaiban itu juga tersaji pada leg kedua semifinal Piala Presiden 2017, akhir pekan lalu. Arema FC lolos dari lubang jarum setelah muncul keajaiban yang dibuat striker gaek mereka, Cristian 'El Loco' Gonzales.

Tim Singo Edan yang tampil meyakinkan sejak penyisihan grup, nyaris masuk kotak saat menghadapi Semen Padang pada semifinal. Takluk 0-1 dari Semen Padang pada leg pertama semifinal, Arema justru mengalami mimpi buruk di depan puluhan ribu Aremania yang datang ke Stadion Kanjuruhan, Malang pada leg kedua semifinal, 5 Maret 2017.

Tim asuhan Aji Santoso tertinggal 0-2, saat pertandingan leg kedua semifinal baru berjalan 26 menit. Dua gol Semen Padang yang dicetak Marcel Sacramento pada menit ke-22 dan Vendry Mofu (26'), membuat Semen Padang unggul agregat 3-0. Jalan tim asuhan Aji Santoso ke final semakin terjal dan sulit.

Alih-alih menyerah dengan keadaan, para pemain Arema justru mengerahkan kemampuan terbaik mereka pada saat terjepit. Gonzales cs. sadar keajaiban tidak datang begitu saja. Mereka harus bekerja keras di lapangan untuk mendapatkannya. (Baca: Cristian Gonzales dan 6 Pemain Veteran yang Eksis di Indonesia)

Striker Arema FC, Cristian Gonzales, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Semen Padang. El Loco tampil memukau pada laga ini, bomber berusia 40 tahun itu membukukan lima gol dalam laga sarat drama tersebut. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Satu gol yang membuka asa tuan rumah tercipta melalui sontekan Gonzales pada menit ke-27 sekaligus mengakhiri catatan tak kebobolan Semen Padang. Tiga menit berselang, giliran tendangan bebas Gonzales yang mengoyak jala gawang Muhammad Ridwan. Dua gol El Loco membuat agregat pertandingan menjadi 2-3.

Pada babak kedua, kerja keras yang berujung keajaiban di Stadion Kanjuruhan itu diwujudkan lewat penampilan sempurna dari Gonzales. Striker gaek berusia 40 tahun itu berlari, berduel dengan pemain lawan, dan tampak tidak kenal lelah. Ia melakukan segalanya di lapangan demi Tim Singo Edan.

Hasilnya, El Loco mencetak gol ketiganya alias hattrick untuk menyamakan agregat pertandingan menjadi 3-3 pada menit ke-66. Tujuh menit jelang laga berakhir, Gonzales membuat puluhan Aremania bersukacita setelah gol lewat sundulan membawa Arema unggul agregat 4-3. Ia kemudian mencetak gol kelimanya alias quintrick pada masa injury time dan memperbesar kemenangan Arema menjadi 5-3.

Arema melaju ke final dan nama Gonzales ramai diperbincangkan di media sosial. Berkat quintrick kedua sepanjang kariernya di kompetisi Tanah Air, nama Gonzales dan julukannya, El Loco, sempat menjadi trending topic Twitter di Indonesia.

Layaknya pemain besar, Gonzales enggan disebut sebagai pahlawan Arema meski ia telah menghadirkan keajaiban di Stadion Kanjuruhan dengan quintrick yang dicetaknya. "Kemenangan ini bukan karena saya, tetapi karena kerja keras para pemain Arema yang luar biasa," kata pemain berdarah Uruguay ini.

Pelukan dari Aji kepada Gonzales dalam sesi jumpa pers setelah pertandingan melawan Semen Padang juga melengkapi hari yang luar biasa tersebut. "Saya menganggap Gonzales adalah pemain andalan yang dimiliki oleh Arema meski usianya sudah tak lagi muda. Syukurlah ia bisa mencetak banyak gol," kata Aji.

3 dari 3 halaman

Pusamania Borneo FC

Tidak ada satu pun yang sebelumnya berani bertaruh Pusamania Borneo FC bisa melangkah hingga ke partai final Piala Presiden 2017. Namun, kerja keras yang ditunjukkan seluruh pemain dan racikan strategi dari pelatih Pesut Etam, Ricky Nelson, memutarbalikan semua prediksi yang ada.

Tim asal Kalimantan Timur itu di luar dugaan lolos ke partai puncak untuk meladeni Arema FC di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (12/3/2017). Suatu pencapaian mengesankan dari tim yang awalnya sempat diremehkan.

Tim yang bermarkas di Stadion Segiri, Samarinda, itu diprediksi tidak akan melakukan lompatan besar seperti saat ini. Keputusan menurunkan tim kedua (Borneo FC II) yang dihuni mayoritas pemain muda, membuat Borneo FC diragukan bisa berbicara banyak di turnamen Piala Presiden edisi kedua ini. (Baca: 4 Kunci Sukses Pusamania Borneo FC di Piala Presiden 2017)

Keraguan itu semakin besar setelah Borneo FC hanya dua kali bermain imbang tanpa gol melawan Barito Putera dan Bali United FC. Kemenangan 1-0 atas Sriwijaya FC pada laga terakhir Grup 4 yang meloloskan mereka ke babak 8 besar, juga tidak lantas menempatkan Borneo FC dalam daftar tim favorit juara.

Selebrasi pemain Pusamania Borneo FC setelah memenangkan laga semifinal leg kedua Piala Presiden 2017 melalui adu penalti melawan Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Jawa Barat,  Minggu (5/3/2017).  (Bola.com/Peksi Cahyo)

Bahkan, keberhasilan Borneo FC melaju ke semifinal setelah menang adu penalti 5-4 (0-0) atas Madura United justru diwarnai komentar bernada miring. Hal itu berkaitan dengan permainan bertahan Borneo FC sejak dari babak penyisihan grup hingga babak perempat final.

Namun, semua cibiran itu akhirnya menguap setelah Borneo FC mengalahkan juara bertahan Persib Bandung di semifinal lewat adu penalti 5-3 (3-3). Pesut Etam bermain menyerang pada leg pertama semifinal dan tampil penuh disiplin pada leg kedua di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, akhir pekan lalu.

Borneo FC pun menghentikan laju Persib dan kerja keras mereka akhirnya mendapatkan apresiasi setelah memastikan lolos ke final. Cibiran yang sempat menerpa, kini berubah menjadi pujian bagi Asri Akbar dkk.

"Ini hasil kerja keras kami, jadi akan kami tuntaskan untuk merebut gelar juara (Piala Presiden)," kata Ricky, pelatih yang rajin mengotak-atik strategi timnya sejak babak penyisihan grup Piala Presiden 2017.

Persis seperti yang dikatakan Ferguson soal MU, 18 tahun silam, Gonzales dan Borneo FC juga pantas menjadi pemenang karena mereka sudah bekerja keras di lapangan yang berujung keajaiban untuk mereka sendiri dan juga para penggemar yang sampai meneteskan air mata melihat perjuangan dan hasil yang ditorehkan pemain serta klub kesayangan di lapangan.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer