Borneo FC Sebut Petaka di Final Berawal dari Keluarnya Yamashita

Bola.com, Cibinong - Pusamania Borneo FC seperti antiklimaks ketika tampil di final Piala Presiden 2017 melawan Arema FC. Pada pertandingan yang dimainkan di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (12/3/2017) itu, tim pesut Etam kalah telak dengan skor 1-5.

Pelatih Borneo FC, Ricky Nelson, mengakui bila keluarnya Kunihiro Yamashita pada menit ke-26 menjadi awal petaka timnya. Meski digantikan Firly Apriansyah, pertahanan Pusamania Borneo FC tak lagi kukuh.

"Kami tertekan setelah gol ketiga. Kami mencoba bangkit, tapi Arema justru lebih kuat di babak kedua," kata Ricky seusai pertandingan dalam sesi konferensi pers.

Pelatih 36 tahun itu menegaskan skuatnya tidak grogi atau kikuk tampil di partai final. Hanya, ia memang menyebut timnya seperti ada ketergantungan dengan sosok Yamashita.

"Setelah dia terkena cedera di tendon kaki kanan, Firly masuk tapi para pemain seperti kurang koordinasi. Dirkir Glay drop karena kehilangan Yamashita," imbuhnya.

Selama di Piala Presiden 2017, duet Dirkir Glay-Kunihiro Yamashita memang jadi tembok kukuh Pusamania Borneo FC yang sulit ditembus pemain lawan. Ketiadaan Yamashita akibat cedera setelah berbenturan dengan pemain muda Arema, Nasir, sangat jelas terlihat dampaknya dalam pertandingan malam ini.

Di sisi lain, Ricky Nelson secara sportif mengucapkan selamat atas keberhasilan Arema mengalahkan timnya. "Arema layak juara. Saya harus sportif kepada coach Aji Santoso yang mampu menjadikan timnya kuat," ucapnya.

Ricky tidak lupa meminta maaf kepada suporter Pesut Etam, Pusamania, serta masyarakat Samarinda atas kegagalan Pusamania Borneo FC merebut gelar juara. "Tapi, apapun hasilnya kami syukuri bisa berada di peringkat kedua," ujarnya.

Hal sama juga disampaikan Abdul Aziz. "Saya sebagai pemain sudah berusaha sebaik mungkin dan inilah hasil akhir yang kami dapatkan. Kami minta maaf dan tetap bersyukur atas penghasilan malam ini," kata gelandang Pusamania Borneo FC itu.