Bola.com, Solo - Klub-klub asal Jateng yang akan berlaha pada pentas kompetisi Liga 2 merasa gundah. Hal tersebut menyusul berlum jelasnya kick-off kasta kedua sepak bola Tanah Air tersebut.
Terlebih, agenda manager meeting yang sedianya berlangsung, Kamis (23/3/2017) diundur 30 Maret 2017. Selain kepastian jadwal, sebagian besar klub mempertanyakan regulasi pembatasan usia, format kompetisi, hingga verifikasi klub untuk terjun ke Liga 2.
Manajer Persis Solo, Hari Purnomo mengakui pihaknya butuh kepastian regulasi yang diterapkan. Terutama menyangkut perekrutan pemain untuk menyusun kekuatan tim. Regulasi ini sangat penting agar tim tidak salah ambil pemain. Terlebih, muncul isu adanya batasan usia maksimal 30 tahun.
Advertisement
Baca Juga
"Padahal dua pemain kami usianya di atas 30 tahun, tentu memberatkan. Jadwal juga belum jelas, sehingga menyulitkan tim pelatih dalam menyusun agenda latihan maupun uji coba," kata Hari, Kamis (23/3/2017).
Kegusaran juga dikatakan General Manager PSIS Semarang, Wahyu ''Liluk'' Winarto yang menyebut kepastikan kompetisi jadi bagian penting sebuah tim membangun kerangka.
Menurutnya, tim merasa dirugikan karena pelatih akan kerepotan dalam menyusun program persiapan tim. Tak hanya itu, belum jelasnya jadwal kompetisi dinilai Liluk juga berpengaruh pada minat sponsor untuk bergabung ke dalam sebuah klub.
"Para sponsor belum berani bergerak sebelum ada kejelasan kompetisi karena menyangkut dengan durasi kerja sama dan juga nilai secara finansial. Ini yang harus difikirkan operator kompetisi," tegas dia.
Hal senada juga dilontarkan CEO Persijap Jepara, Esti Puji Lestari yang pesimistis kick off Liga 2 akan berlangsung pertengahan bulan depan. Sebab, hingga saat ini informasi terkait jadwal masih simpang siur. PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi juga belum melakukan verifikasi aspek utama termasuk stadion.
"Kalau saya belum yakin Liga 2 akan bergulir bulan depan, bahkan sepekan setelah Liga 1. Padahal jadwal itulah yang jadi patokan kami dalam menyusun program," ungkap perempuan asal Sukabumi tersebut.
Bos Sragen United, Indika Wijaya Kusuma berharap PSSI dan operator kompetisi lebih memperhatikan kepastian Liga 2. Sebab, hampir seluruh peserta sudah bersiap diri dan membangun kekuatan. ''Jadi jangan hanya terkesan Liga 1 saja yang diutamakan," ucapnya.