Bola.com, Bandung - Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar menyesalkan tindakan oknum bobotoh yang melempari kereta api tujuan akhir Kroya di Stasiun Kiaracondong dan Stasiun Gedebage, Kamis (23/3/2017). Sembilan orang itu ditangkap anggota Polsek Kiaracondong pada Jumat (24/3/2017).
Umuh menilai mereka adalah oknum suporter yang tidak bertanggung jawab dan ingin merusak citra Persib dan bobotoh. "Saya tegaskan bahwa sembilan suporter yang menyerang kereta api semalam bukanlah bobotoh asli Persib. Itu ulah oknum yang ingin merusak nama baik bobotoh," tegas Umuh saat dihubungi Bola.com, Jumat (24/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Umuh menambahkan, beberapa pentolan Viking Persib Club, seperti Rudi Boseng tidak mengenal sembilan oknum suporter itu. "Awalnya saya mau bantu menyelesaikan tapi karena ini oknum suporter maka saya mempersilakan pihak kepolisian untuk mengusut sampai tuntas," tegas Umuh.
Pada kesempatan itu, Umuh meminta kepada seluruh bobotoh Persib, baik yang tergabung ke dalam Viking, Bomber, dan lainnya agar tidak terpancing dengan insiden tersebut. "Saya mengimbau kepada seluruh bobotoh jangan terpancing dengan kejadian itu dan mohon menjaga nama baik bobotoh sebagai suporter terbaik Piala Presiden," ucap Umuh.
Seperti diketahui sekitar 20 kaca KA Serayu pecah dan retak yang diduga mengangkut suporter Persija dari arah Jakarta. KA Serayu pemberangkatan Pasar Senen dengan tujuan akhir Kroya dan memang berhenti normal untuk turun naik penumpang di Stasiun Kiaracondong, Bandung.
Akibat insiden tersebut tiga orang mengalami luka dan segera ditangani oleh pihak PT KAI di Stasiun Cipeundeuy dan Stasiun Tasikmalaya. Akibat kejadian tersebut, pihak PT KAI kemungkinan besar melarang suporter bola untuk menggunakan kereta api. Pasalnya tindakan anarkis oknum suporter ini sangat merugikan PT KAI secara moril maupun materil.
“Bisnis kami ini melayani masyarakat dengan keselamatan dan kenyamanan, jadi hal-hal seperti ini sungguh sangat tidak patut dan mengganggu kenyamanan pengguna jasa kami,” ucap Manager Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus.