Bola.com, Palembang - Kebijakan pembatasan usia pemain yang bakal diterapkan PSSI di Liga 1 2017 masih jadi polemik. PSSI seperti diketahui membatasi klub hanya boleh memiliki dua pemain di atas usia 35 tahun. Salah satu pemain yang bisa terkena dampak regulasi itu adalah T.A. Musafri.
T.A. Musafri mengaku kecewa dengan aturan anyar PSSI itu, yang dianggapnya bisa dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Menurut pemain kelahiran 19 Februari 1982 ini, kompetisi tertinggi atau profesional hampir di setiap negara tidak mengenal pembatasan usia.
Seorang pemain, menurut Musafri, tidak diukur dari muda atau tua melainkan dari kualitasnya. "Bila ada kesempatan, saya ingin berdialog dengan PSSI," ucapnya.
Advertisement
Baca Juga
Mantan pemain Timnas Indonesia ini menyuguhkan argumen lain, yakni tanpa aturan itu sekalipun, pemain yang berusia 35 tahun ke atas jumlahnya sudah tidak banyak dan seleksi alam akan terjadi. Pemain senior di Sriwijaya FC ini menambahkan bila klub juga dipastikan tidak sembarangan memilih pemain.
"Jika melihat kondisi kebugaran, sebenarnya saya menargetkan bisa bermain setidaknya 2-3 tahun lali. Saya merasa masih bugar dan bisa bersaing. Tapi, dengan aturan ini, saya seperti dipaksa pensiun dini," paparnya.
Di sisi lain, ia merasa beruntung karena masih bisa mendapat tempat di Sriwijaya FC. Lantaran dianggap masih cukup mumpuni, tenaga pemain yang bisa bermain di banyak posisi ini akhirnya tetap dipertahankan Laskar Wong kito semusim ke depan.
Setiap tes fisik, VO2 Max yang dimiliki Musafri selalu di atas pemain lain, selain kualitasnya masih dibutuhkan pelatih. "Kami juga mempertahan Musafri agar pemain muda SFC mendapat contoh secara langsung bagaimana seorang pesepak bola profesional menjaga kondisinya," kata sekretaris tim Sriwijaya FC, Achmad Haris,
Namun, Musafri berempati pada koleganya yang tidak mendapat klub padahal semestinya masih bisa bermain di level Liga 2 akibat regulasi ini.
"Saya sama seperti pesepak bola lain yang berusia di atas 35 tahun. Kalau seperti ini, bagaimana nasib teman-teman dan istri atau anak mereka. Pasti terkena imbasnya," tutur Musafri.
Â