Bola.com, Surabaya - PSSI memberlakukan batasan usia maksimal pemain senior hanya di usia 35 tahun. Kebijakan ini membawa banyak korban, terutama tentu para pemain senior yang usianya sudah melebihi batasan tersebut.
Tidak sedikit pemain yang harus menepi akibat batasan usia ini. Padahal, mereka masih cukup produktif meski umurnya sudah melewati 35 tahun. Sebut saja Mat Halil di Persebaya atau Budi Sudarsono di Kalteng Putra FC.
Halil dipaksa pensiun dini karena usianya sudah 37 tahun. Hal ini tentu sangat mengecewakan bagi pemain yang turut memperjuangkan nasib Persebaya selama tiga tahun terakhir itu.
"Kecewa sih ada, tapi tidak masalah karena usia saya memang sudah mendekati masa pensiun. Soal memperjuangkan nasib Persebaya, bagi saya itu kewajiban, jadi tidak perlu dibahas," katanya.
Advertisement
Baca Juga
Namun, ia mengkritisi kebijakan ini karena banyak rekannya terkena imbasnya. Maklum, tidak sedikit pemain yang menggantungkan hidupnya dari bermain sepak bola saja.
"Kalau saya sudah bekerja sebagai PNS, sedangkan mereka yang hanya mengais rezeki dari sepak bola, bagaimana?" tanya Halil.
Tidak hanya itu, kuota pemain senior yang sangat minim (hanya lima pemain) untuk Liga 2 juga dianggap kurang tepat. Pasalnya, banyak pemain senior yang dipaksa menganggur dan dalam kesulitan karena tidak lagi berpenghasilan.
Ia pun menyayangkan regulasi ini dilakukan di musim pertama kompetisi resmi aktif lagi setelah vakum sekian lama, di saat kerinduan untuk tampil di kompetisi resmi mencapai puncak. Apalagi penerapan batasan usia ini juga disertai kuota sehingga hanya sedikit pemain senior di bawah 35 tahun yang tetap bisa beredar.
"Semua kompetisi ada batasan usia, baik di Liga 1, Liga 2, dan Liga Nusantara. Lantas mereka harus ke mana? Apakah PSSI tidak pernah berpikir bahwa kebijakan ini mematikan sumber penghidupan banyak pemain?" tanya Mat Halil lagi.