Sukses


Profil Persegres GU: Laskar Joko Samudro Siap Jadi Kuda Hitam

Bola.com, Gresik - Persegres Gresik United adalah klub hasil peleburan dua klub asal Gresik, Persegres Gresik dengan mantan salah satu tim raksasa era Galatama, Petrokimia Putera. Klub yang kini dimiliki oleh salah satu pengusaha kapal asal Gresik, Saiful Arif ini berdiri pada 2 Desember 2005.

Sejak berdiri dan untuk kali pertama mengikuti kompetisi resmi, klub tersebut belum pernah meraih prestasi tinggi layaknya Petrokimia yang pernah menjadi runner-up serta juara Liga Indonesia. Persegres di tangan pemilik baru ini memang berbeda.

Mereka tak lagi jor-joran dalam belanja pemain pada setiap musim sehingga secara prestasi, mereka juga tak terlalu mengilap. Posisi mereka pun kerap berada di papan tengah, atau bahkan di papan bawah klasemen ketika kompetisi berakhir.

“Kami memang bukan tim yang bergelimang uang. Sebagai tim dari daerah kecil, kami kesulitan mendapatkan sponsor kakap layaknya tim-tim besar yang berada di kota-kota besar,” terang Bagoes Cahyo Yuwono, manajer umum Persegres.

Di musim lalu, ketika tampil di Torabika Soccer Championship 2016, nasib Persegres cukup mengenaskan. Mengawali kompetisi dengan hasil positif (mengalahkan Persela 1-0 di Lamongan), Persegres justru terseok-seok sejak pertengahan hingga akhir kompetisi.

Daftar Pemain Persegres Gresik United musim 2017 (Bola.com/Adreanus Titus)


Persegres jadi bulan-bulanan tim lawan, terutama ketika tampil di kandang lawan. Mereka memang sempat menjadi penakluk tim-tim raksasa macam Sriwijaya FC dan Persib ketika menang dengan skor identik, 2-1, serta menahan imbang Bhayangkara FC 0-0. Namun performa mereka secara keseluruhan di TSC 2016 bisa dibilang buruk.

Buktinya, mereka mengakhiri kompetisi di urutan ke-17, alias satu level di atas tim juru kunci klasemen akhir, PS TNI. “Kami sebetulnya masih bisa bersaing kalau pemain pilar kami tidak bergantian didera cedera. Tapi mau bagaimana lagi, kualitas pemain pelapis kami sangat timpang dibanding pemain inti,” papar Bagoes.

Kini, dengan melakukan cuci gudang besar-besaran di awal musim Persegres bertekad untuk memperbaiki prestasinya di Liga 1 nanti. Kendati masih dihuni mayoritas pemain non-bintang, manajemen dan tim pelatih optimistis Persegres akan menjadi kuda hitam.

Setidaknya, skuat Persegres proyeksi Liga 1 2017 ini telah menunjukkan mereka lebih kompetitif dibanding tim musim lalu. Hal itu bisa dilihat dari hasil uji coba terakhir kontra Bhayangkara FC, Jumat (31/3/2017) di Lapangan Mapolda Jatim, Surabaya.

Dalam laga yang berakhir seri, 2-2, itu Persegres yang bertindak sebagai tim tamu justru tampil lebih tajam. Minimal, dua gol yang dicetak Persegres di pertandingan tersebut hasil dari skema permainan.

Berbeda dengan Bhayangkara FC yang hanya melesakkan gol dari titik putih, serta gol bunuh diri pemain belakang Persegres. Namun yang lebih menggembirakan bagi pelatih tim berjulukan Laskar Joko Samudro tersebut adalah tidak ada perbedaan mencolok antara pemain inti dan pemain pelapis ketika diturunkan bergantian.

Data tim:

Julukan: Laskar Joko Samudro
Berdiri: 2 Desember 2005
Pemilik: Saiful Arif
CEO: Bagoes Cahyo Yuwono
Stadion/Kapasitas: Tri Dharma, Gresik (25.000) dan Gelora Joko Samudro, Gresik (25.000)
Pelatih: Hanafi
Suporter: Ultras Mania

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Hanafi, Ingin Buktikan Bukan Pelatih Kacangan

Hanafi adalah pelatih asli Malang, Jawa Timur. Sebelum berlabuh di Persegres Gresik United, Hanafi adalah mantan aristek Perseru Serui di Torabika Soccer Championship 2016. Ia direkrut tim berjulukan Laskar Joko Samudro karena dinilai memiliki kemampuan mumpuni untuk membawa skuat Persegres berprestasi lebih baik dari musim sebelumnya.

Benar saja, Hanafi telah membuktikan bahwa ia bukan pelatih ayam sayur. Setidaknya, dengan materi minim bintang, Hanafi mampu membawa Perseru serui bertengger di jajaran papan tengah klasemen akhir (peringkat 11) TSC 2016.

Hanafi sendiri bukan orang baru bagi publik Gresik. Semasa masih jadi pemain, ia adalah salah satu penggawa Petrokimia Putera di era 80-an. Karena itu, Hanafi merasa pulang ke rumah sendiri ketika menginjakkan kakinya kembali di Gresik.

“Saya merasa memiliki. Kecintaan saya pada sepak bola Gresik masih saya rasakan hingga kini. Karena bagaimana pun saya tidak pernah lupa apa yang saya jalani selama jadi pemain Petrokimia,” katanya.

Kini, Hanafi pun bertekad untuk membawa Persegres menjadi kuda hitam di Liga 1. Ia optimistis, dengan skuat yang ada, ia mampu memberikan yang terbaik bagi Persegres. Tanpa bermaksud jemawa, ia yakin timnya mampu bersaing di papan tengah klasemen hingga akhir kompetisi kasta teratas.

Hanafi memang mengaku lebih tenang bekerja sebagai pelatih Persegres. Dibanding Perseru Serui yang jauh dari rumahnya di Malang, Persegres relatif mudah dijangkau. Baik oleh keluarganya jika ingin mengunjunginya, maupun dirinya saat ingin pulang.

Dengan konsentrasinya yang tak lagi terpecah, ia pun bisa bekerja dengan baik. “Saya sekarang bisa fokus melatih. Karena setiap saat bisa menengok keluarga,” jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Goran Gancev, Tembok Tangguh Macedonia

Pelatih Persegres Gresik United Hanafi pantas optimistis timnya mampu bersaing dengan tim-tim Liga 1 2017. Ini tak lepas dari keberadaan Goran Gancev di lini belakang tim berjulukan Laskar Joko Samudro itu. Maklum, kemampuan sang pemain setidaknya sudah teruji selama membela sejumlah tim Tanah Air.

Sebut saja PSMS Medan, Persebaya 1927 (di kompetisi IPL), Semen Padang, Pusamania Borneo FC, dan Arema Cronus (kini Arema FC) adalah sederet tim besar yang pernah dihuni sang pemain.

Bahkan pada musim lalu, pemain asal Macedonia ini mampu mengantarkan Arema FC menjadi runner-up Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. "Goran pemain yang sarat pengalaman. Ia juga mempunyai kemampuan mumpuni," katanya.

Wajar, kendati baru bergabung dengan Persegres pada 22 April lalu, atau pemain terakhir yang direkrut Persegres, proses adaptasi Goran dinilai sang pelatih cukup cepat. Minimal, sejak masuknya Goran, lini belakang Persegres saat ini lebih kokoh dibanding sebelumnya.

“Masuknya Goran membuat kami merasa lebih siap menghadapi kompetisi. Sebab, sejak awal persiapan, lini belakang menjadi salah satu titik lemah tim ini. Sekarang kami sudah mantap karena memiliki tembok kokoh di belakang,” sebut Hanafi.

Goran Gancev berambisi memberikan yang terbaik bagi Persegres. Ia pun yakin, dengan kemampuan dan semangat yang ditunjukkan rekan-rekannya sejauh ini, Persegres bisa merepotkan tim-tim besar bertabur bintang. "Mari lihat saja, kami akan buktikan," kata pemain yang doyan bercanda ini.

Video Populer

Foto Populer