Sukses


Profil Persela: Optimisme Menatap Liga 1 Tanpa Bintang

Bola.com, Lamongan - Persela merupakan tim yang berbasis di Kabupaten Lamongan. Tim ini didirikan pada 18 April 1967. Mereka berada di kompetisi kasta tertinggi setelah promosi ke Divisi Utama (kompetisi kasta tertinggi kala itu) pada musim 2003.

Sejak saat itu, Persela terus eksis di kompetisi level teratas. Kendati tidak pernah turun lagi ke level yang lebih rendah, prestasi tim berjulukan Laskar Joko Tingkir di kancah sepak bola nasional juga bisa dibilang sedang-sedang saja.

Pasalnya, hampir setiap musim tim ini selalu bercokol di papan tengah klasemen akhir. Prestasi tertinggi Persela hanya mereka ukir di era Indonesia Super League 2008-2009, di mana mereka mampu finis di posisi keenam klasemen akhir.

Catatan prestasi yang mendekati itu hanya terjadi di musim 2013-2014. Kala itu Choirul Huda dkk. mengakhiri kompetisi di peringkat ke-8.

Di skala yang lebih kecil, di level Jatim, Persela boleh menepuk dada. Sebab, tim yang bermarkas di Stadion Surajaya, Lamongan, itu, mengoleksi lima gelar juara Piala Gubernur Jatim. Capaian itu sama dengan yang dikoleksi Persik Kediri.

Catatan Persela itu mengalahkan dua tim raksasa di Jatim semacam Arema FC (2 kali juara Piala Indonesia, dan runner-up Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo), dan Persebaya (6 kali juara kompetisi era Perserikatan).

Bisa dimaklumi jika Persela tidak pernah bertengger di papan atas klasemen akhir, sebab materi pemainnya setiap musim tidak bertabur bintang layaknya tim-tim besar lain. Hal ini juga berkaitan dengan anggaran yang disediakan juga tidak sebesar tim-tim besar lainnya.

Persela Lamongan Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Persela memang tak pernah jorjoran untuk urusan belanja pemain, tetapi jangan pernah meremehkan tim yang satu ini. Sebab untuk urusan semangat dan kekompakan, tim ini sangat bagus. Lebih-lebih jika tampil di kandang sendiri. Setidaknya, tim-tim besar seperti Persipura dan Arema kerap dibuat tertunduk lesu karena kalah di Lamongan.

"Kami selalu memperhitungkan efektivitas dan efisiensi. Kalau bisa berprestasi dengan modal sedang, kenapa harus mengeluarkan biaya besar tapi berujung kecewa," kata Yunan Achmadi, manajer Persela.

Untuk musim ini tidak jauh beda. Tim besutan Herry Kiswanto itu tidak membelanjakan uangnya untuk memboyong banyak pemain bintang. Namun, mereka optimistis mampu bersaing dengan tim-tim kontestan Liga 1 lainnya.

Data Klub
Nama: Persela Lamongan
Julukan: Laskar Joko Tingkir
Berdiri: 18 April 1967
CEO: H. Fadeli
Manajer: Yunan Achmadi
Pelatih: Herry Kiswanto
Markas/Kapasitas: Stadion Surajaya, Lamongan (15.000 penonton)
Suporter: LA Mania

Daftar Pemain
Kiper: Choirul Huda, Ferdiansyah
Belakang: Marcio Rozario Nascimento, Taufiq Kasrun, M. Zainal Haq, Ahmad Birrul Walidain, Eky Taufik, Rio Pratama Valentino, Samsul Arifin, Edy Gunawan, Aang Suparman
Tengah: Zainal Arifin, Eka Ramdani, Juan Revi Auriqto, M. Agung Pribadi
Depan: Ivan Carlos, M. Fahmi Al Ayyubi, Samsul Arif Munip, Bobby Wirawan S., Nur Hardianto, Saddil Ramdani

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Herry Kiswanto, Momen Bersihkan Nama?

Setelah pelatih sebelumnya, Aji Santoso, menolak untuk melanjutkan kontraknya bersama Persela, manajemen tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu sempat kelimpungan mencari pengganti. Namun, setelah melakukan pencarian dan menimbang sejumlah nama yang mereka inventaris, manajemen akhirnya mantap memilih Herry Kiswanto sebagai arsitek tim Persela di Liga 1 2017.

Herry Kiswanto lahir di Banda Aceh, namun besar di Bandung. Di Kota Kembang inilah Herry besar dan mengenal sepak bola. Hingga akhirnya menjadi salah pemain bintang di masanya. Betapa tidak, sederet klub besar Tanah Air seperti Persib Bandung, Yanita Utama, Pardedetex Medan, Krama Yudha Tiga Berlian, pernah ia huni. Sejumlah gelar juga pernah didapatkannya.

Terlepas dari kariernya sebagai pemain di era 70-an hingga 90-an, pelatih yang akrab disapa Herkis ini menapaki karier kepelatihannya di musim 1996 bersama Persija. Setelah itu, ia berpindah-pindah klub hingga musim ini di Persela.

Meski menyandang nama besar ketika masih menjadi pemain, karier Herkis sebagai pelatih tidak mengilap. Ia tercatat belum pernah mengukir prestasi selama menekuni dunia kepelatihan.

Bersama klub sebelumnya, PSS Sleman, Herkis bahkan terkena sanksi berat (dilarang berkecimpung di sepak bola Indonesia seumur hidup) dari PSSI karena dianggap terlibat skandal sepak bola gajah yang melibatkan PSS Sleman dengan PSIS Semarang.

Beruntung, setelah terjadi perubahan tampuk pimpinan di PSSI, Herkis akhirnya dibebaskan dari sanksi tersebut dan bisa melanjutkan karier sebagai pelatih.

Wajar jika tidak sedikit yang meyakini, membesut Persela adalah ajang pembuktian bagi dirinya sekaligus membersihkan namanya yang sempat ternoda. Namun, Herkis selalu menolak jika ia harus membersihkan namanya. Sebab ia merasa tidak pernah terlibat dalam upaya kotor tersebut.

"Saya fokus saja pada karier dan pekerjaan saya. Soal catatan kelam itu biar itu menjadi urusan Tuhan. Bagi saya yang terpenting, bisa memberikan prestasi sebaik mungkin pada Persela," tutur Herkis.

3 dari 3 halaman

Ivan Carlos, Mesin Gol Temperamental

Persela Lamongan cukup beruntung memiliki seorang striker tajam semacam Ivan Carlos. Pasalnya, setelah setengah musim bersama Persela, pemain asal Brasil ini terus berkembang. Pemain berkepala plontos ini pun dipastikan bakal menjadi andalan Persela di Liga 1 2017 yang akan bergulir mulai 15 April mendatang.

Pemain bertubuh kekar ini memang pantas digadang-gadang menjadi bintang tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu selama mengarungi kompetisi kasta teratas tersebut. Pasalnya, Ivan selalu menjadi solusi bagi lini depan Persela ketika mengalami kebuntuan.

Setidaknya hal itu tampak dari ketajamannya selama menjalani uji coba. Ivan tidak pernah absen mencetak gol bagi Persela di setiap latih tanding.

"Dia punya kemampuan individu di atas rata-rata, bagus dalam duel udara, selalu memberikan seluruh kemampuannya di setiap laga," ujar manajer Persela, Yunan Achmadi, mengungkapkan alasannya kembali merekrut Ivan di musim ini.

Di tiga laga uji coba terakhir, kontra Persatu Tuban (1-1), Persip Pekalongan (2-0), dan PS Sumbawa Barat, Ivan menyumbangkan masing-masing satu gol. Koleksi itu sebagai bukti Ivan layak disegani oleh semua lawan yang akan bertemu Persela.

Pelatih Persela, Herry Kiswanto, mengakui setelah kehilangan Saddil Ramdani dan Nur Hardianto yang bergabung bersama Timnas U-22, timnya sangat bertumpu pada pemain yang satu ini untuk urusan melesakkan bola ke jala lawan.

Namun, bukan berarti Ivan tidak memiliki kelemahan. Temperamentalnya yang cukup tinggi bisa merusak ambisi Persela. Hal itu terlihat ketika Ivan dikeluarkan wasit di pertandingan uji coba melawan Persip Pekalongan.

Kartu merah lawan Persip itu bukanlah yang pertama diterima pemain ini. Sebelumnya, Ivan pernah diganjar kartu merah saat Persela menahan 3-3 Persiba Balikpapan di Balikpapan dalam gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo.

"Itulah yang harus kami benahi dari Ivan. Sebab, di kompetisi nanti akan merugikan kalau sampai dia terkena kartu merah lagi. Ivan harus bisa jaga emosi supaya jumlah pemain kami tidak berkurang," ujar Ragil Sudirman, asisten pelatih Persela.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer