Bola.com, Gianyar - Berbicara kebangkitan sepak bola Bali, tentu tidak boleh menafikkan kemunculan klub level atas liga Indonesia, Bali United. Ketika pencinta sepak bola Bali mulai menyimpan rapat-rapat kerinduan yang sangat akan tontonan sepak bola level atas, Bali United hadir membawa harapan baru.
Meski kemunculannya bukan "asli" lahir dari rahim Pulau Dewata, Bali United kemudian terus menyesuaikan diri agar bisa ditasbihkan sebagai klubnya warga Bali. Akhirnya, Bali United belakangan mulai identik dengan Bali.
Yabes Tanuri, CEO Bali United, dengan sabar menjawab keraguan para pencinta bola di Bali akan rencana jangka panjang Bali United. Kekhawatiran bila Bali United tidak akan bertahan lama di Bali dijawab dengan perencanaan serius yang mulai pelan-pelan direalisasikan.
Ketika klub lain tidak berani mengikat pelatih dengan durasi kontrak jangka panjang, Bali United pada tahun pertamanya di Bali berani menggandeng Indra Sjafri dengan durasi kontrak lima tahun.
Advertisement
Baca Juga
Ketika klub lain ragu memoles stadion "yang bukan milik sendiri", Bali united habis-habisan menyulap stadion Dipta menjadi venue yang megah. Bahkan di tahun keduanya di Bali, klub berjulukan Serdadu Tridatu ini berani membangun store megah secara permanen di sisi luar Stadion Dipta.
Masih adakah sisa-sisa keraguan itu? Tentu saja masih karena pencinta sepak bola Bali masih perlu pembuktian selanjutnya. Tidak cukup hanya yang itu-itu saja. Tetapi yang pasti, Semeton Dewata tidak akan pernah rela bila Bali United migrasi seperti klub-klub di Bali sebelum-sebelumnya. Semeton Dewata ingin Bali United selamanya di Bali.
Pelan-pelan kepingan kebangkitan sepak bola Bali mulai tersusun. Indikator-indikator kebangkitan sepak bola Bali mulai bermunculan. Bentuk dukungan dari pihak-pihak di luar lapangan juga mulai berdatangan. Pemerintah, Asprov PSSI Bali, KONI Bali bahkan pelaku wisata di Bali mulai melirik sepak bola sebagai alternatif lain untuk mengangkat nama Bali.
Ketika Bali sudah identik dengan pariwisata, bukan mustahil bila sepak bola Bali nantinya juga akan masuk dalam paket wisata. Jangan heran ketika dalam beberapa laga home Bali United, akan ada turis asing yang datang ke Bali tumpah ruah di stadion. Jangan heran juga jika nantinya mereka tidak lagi menjadikan pantai Kuta sebagai rujukan utama.
Yabes Tanuri punya rencana besar jangka panjang menjadikan Bali United sebagai klub yang benar-benar profesional. Bukan hanya ucapan kosong belaka, Yabes sudah jauh-jauh hari menyusun rencana dahsyat untuk Bali United.
Target Musim Ini
Yabes Tanuri memaknai sepak bola sebagai sebuah industri. Ia sepakat bila klub sepak bola bakal mustahil bisa berkembang jika secara finansial tidak kuat.
Berlatar belakang sebagai pengusaha, Yabes ingin klub sepak bola juga mampu memberi pemasukan secara finansial yang menjanjikan. Menurutnya, mengurus sepak bola bukan sekadar hobi, tetapi adalah bisnis.
"Jika di Eropa, pemasukan terbesar sebuah klub berasal dari hak siar, di Indonesia tidak. Jadi kami harus berpikir keras untuk mencari sumber pendapatan utama," kata Yabes.
Sponsorship, tiket pertandingan dan marchandise menurutnya masih bisa terus dikembangkan dengan berbagai macam metode karena tiga hal tersebut menurutnya menjadi faktor penting dalam mengelola finansial sebuah klub sepak bola. Sponsor akan hadir dengan sendirinya bila klub dikelola secara benar.
Kesadaran untuk membeli tiket akan muncul jika klub dibangun dengan visi yang sesuai. Merchandise akan laku keras jika diproduksi dengan elegan dan dipasarkan dengan baik.
"No tiket, No game. Stop barang bajakan, karena dengan membeli produk asli dari klub berarti turut andil membesarkan klub," seru Yabes.
Rencana besar itu sekaligus menjadi bukti Bali United tidak hanya numpang singgah di Pulau Dewata. Namun, Bali United sejak awal sudah berencana untuk menetap selamanya di Bali. Kalau hal tersebut masih sebatas rencana, Yabes sadar keraguan akan Bali United tetap masih ada. Namun, ia tak terlalu mempedulikan anggapan-anggapan itu.
Baginya, ada rencana besar yang sudah diperhitungkan secara matang dan tinggal direalisasikan. "Kita semua harus menunggu karena semuanya masih dalam proses," ujar Yabes.
Tahun ini, Bali United pelan-pelan mulai serius memikirkan cara berprestasi di dalam lapangan. Ketika dua tahun pertama lebih banyak mengandalkan pemain-pemain muda minim pengalaman, di awal tahun ketiganya Bali United mulai berani mendatangkan pemain berkelas. Merapatnya Irfan Bachdim dan beberapa pemain senior lain menjadi bukti keseriusan itu.
Tetapi, mendatangkan prestasi tentu bukan perkara mudah. Ada tahapan serius yang harus dilalui untuk meraihnya. Bali United sadar betul jika tahun ini masih relatif masih berat dalam urusan merengkuh trofi juara di Liga 1 2017.
Yabes berusaha realistis mengahadapi itu. Namun, target berada di posisi lima besar menurutnya tidak terlalu berlebihan bagi tim yang belum genap berusia tiga tahun ini. "Target kami tahun ini masuk lima besar dan saya optimistis," tegasnya.
Data Klub
Julukan: Serdadu Tridatu
CEO: Yabes Tanuri
Stadion: Kapten I Wayan Dipta, Gianyar
Pelatih: Hans Peter Schaller
Suporter: Semeton Dewata
Daftar Pemain
Kiper: Moch Diky Indriana, Wawan Hendrawan, I Putu Pager Wirajaya, I Kadek Wardana, Alfonsius Kelvan
Belakang: Agus Nova Wiantara, Ahn Byung Keon, A. A. Ngurah Wahyu Trisnajaya, Abdul Rahman Sulaiman, Dias Angga Putra, I Made Andhika Pradana Wijaya, Ricky Fajrin Saputra, Mahdi Fahri Albaar, Felisianus Junius Bate, Hasim Kipuw, Amrun Mubarok
Tengah: I Nyoman Adi Parwa, I Gede Sukadana, Syakir Sulaiman, Fadil Sausu, Muhammad Taufiq, Marcos Flores, Samsul Muhidin Pelu, Azka Fauzi Wibowo, Miftahul Hamdi, Jackson Tiwu, Yabes Roni Malaifani
Depan: Martinus Novianto, I Nyoman Sukarja, Irfan Haarys Bachdim, I Made Adi Wirahadi, Sylvano Dominique Comvalius, Yandi Sofyan Munawar
Hans Peter Schaller, Jadi Suksesor Bukan Perkara Mudah
Kehilangan Indra Sjafri di awal tahun ketiga membuat Bali United berpikir keras mencari pengganti. Pilihan kemudian jatuh pada sosok Hans Peter Schaller, mantan asisten Alfred Riedl di Timnas Indonesia di Piala AFF 2016.
Penunjukkan Hans Peter Schaller sebagai suksesor Indra Sjafri dianggap sangat tepat mengingat pelatih asal Austria ini dinilai punya visi yang sama dengan Bali United.
Awal perjalanan Hans Peter bersama Bali United ternyata tidak mulus. Torehan hasil minor di laga-laga awal Bali United bersama Peter sempat menyiratkan keraguan.
Gagal total di Piala Presiden, kemudian kalah dari tim kasta kedua PSS Sleman di laga uji tanding membuat nama Peter banyak dipergunjingkan. Kritikan mulai datang silih berganti seiring waktu.
Tetapi, mewarisi sebuah tim dengan komposisi pemain yang bukan keinginan sendiri terbilang menyulitkan bagi Peter. Apalagi secara taktikal dia punya perbedaan signifikan dengan Indra Sjafri.
Namun, sebagai sosok profesional, Peter sadar hal itu tidak boleh jadi alasan. Dia kemudian menyusun program latihan jangka panjang sembari memahami karakter masih-masih pemain warisan dari pelatih sebelumnya.
"Tak ada yang bisa saya lakukan selain kerja keras dari hari ke hari. Tim ini sudah terbentuk sebelum saya datang. Tak pilihan lain bagi saya selain memanfaatkan segala sesuatu yang sudah ada saat ini," kata Peter.
Kerja keras Hans Peter mulai menui hasil pada positif di gelaran Trofeo Bali Island Cup 2017. Bali United berhasil merengkuh trofi juara setelah menyisihkan dua kontestan lain, yakni Celebest FC dan 757 Kepri Jaya FC. Kemenangan 3-1 atas Kepri Jaya FC membuat Peter agak semringah dan menganggap timnya mulai menemukan bentuk permainan terbaik.
Namun, Peter tidak lantas puas. Dia sadar betul bila lawan yang dihadapi di trofeo kemarin berada satu level di bawah Bali United. Tetapi, setidaknya dia mulai sedikit lega. Ada simpul masalah secara taktikal yang pelan-pelan mulai terurai.
Penyesuaian taktik baru yang diusung menurut Peter mulai bisa dipahami sepenuhnya oleh para pemain. "Anda bisa melihat kalau kami sudah tampil lebih baik. Kerja keras kami mulai membuahkan hasil," ujar Peter.
Fadil Sausu, Roh Permainan Bali United
Sulit rasanya memisahkan Bali United dengan sosok bernama Fadil Sausu. Gelandang bertahan kelahiran Palu ini bisa dibilang roh permainan Bali United sejak tim ini berdiri bahkan hingga saat ini.
Fadil menjelma menjadi sosok sentral bagi Bali United. Kesuksesannya bertransformasi dari full back kiri menjadi gelandang bertahan layak diacungi jempol.
Kejelian Indra Sjafri melihat potensi tersembunyi dari sosok Fadil turut melambungkan namanya sebagai salah satu gelandang terbaik di Indonesia saat ini. Fadil mengakui itu sebagai utang budi. Dia ingin melunasinya dengan cara bertahan selama mungkin di Bali United.
"Kalau mau jujur, dulu siapa sih yang tahu saya. Bali United memberi saya kepercayaan penuh. Tentu saya merasa sangat berutang budi di sini," kata Fadil.
Kapten tim Bali United ini mengaku sangat menikmati masa-masa keemasannya bersama Bali United. Ketika dirinya merasa saat ini berada di level permainan terbaik, dia mulai berpikir untuk memberikan prestasi setinggi mungkin bagi tim yang melambungkan namanya ini. Capaian pribadi menurutnya tidak akan lengkap jika tidak dibarengi dengan capaian bersama tim.
"Kalau ditanya puas, pasti saya akan jawab belum. Saya merasa belum memberikan sesuatu yang membanggakan bagi Bali United," ujarnya.