Bola.com, Jakarta - Liga 1 2017 benar-benar jadi ujian berat bagi Perseru Serui. Ironisnya, cobaan itu malah datang dari faktor eksternal. PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) lewat rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI menyatakan klub berjulukan Cenderawasih Oranye itu dinyatakan tidak lolos verifikasi dari segi infrastruktur.
Faktor keamanan dan transportasi dijadikan alasan utama bagi anggota Exco PSSI agar Perseru mencari kandang baru di luar Stadion Marora, Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, jika mereka tetap ingin berkompetisi di Liga 1 musim ini.
Padahal, menurut asisten manajer Perseru, Hariadi Winarno, fasiltas transportasi ke Serui baik jalur laut maupun udara telah banyak kemajuan.
"Sebelumnya penerbangan ke Serui dari Biak atau Jayapura hanya memakai maskapai Susi Air yang hanya berkapasitas 14 penumpang. Sekarang Trigana sudah bisa ke Serui dengan kapasitas 49 orang," tutur Hariadi.
Advertisement
Baca Juga
Akses ke Serui pun, lanjut Hariadi Winarno, tiap hari bisa dijangkau dari Biak-Serui PP maupun Jayapura-Serui PP. "Artinya, dengan perbaikan transportasi udara ini, soal penerbangan sudah teratasi. Jadi, tak ada alasan Perseru gagal verifikasi," ujar Hariadi.
Dengan kemungkinan ketatnya Liga 1 2017, wajar bila Perseru sangat keberatan bila dipaksa pindah markas di luar Serui.
"Kami butuh dukungan suporter untuk bersaing di Liga 1. Jika kami main di luar Serui, ini akan menyurutkan semangat tanding para pemain. Kami juga rugi secara finansial karena tak dapat pemasukan dari penonton," jelasnya.
Selama ini Stadion Marora Serui memang angker bagi tim-tim tamu, baik saat ISL 2014 maupun TSC 2016. Padahal, di Liga 1 nanti, Perseru memasang target menembus peringkat 10 pada klasemen akhir.
"Posisi 10 besar itu target minimal. Setidaknya kami harus bisa di atas target itu. Liga 1 akan sangat berat. Jika kami main di luar Serui, perjuangan kami makin sulit," ucap Hariadi.
Salah satu venue alternatif yang memenuhi standar operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB), anak asuh Yusack Sutanto ini harus bermain di Stadion Mandala, Jayapura. Namun, pilihan ini juga dianggap merugikan Perseru.
"Biaya operasional kami akan lebih besar bila pindah ke Jayapura. Kami juga tak memiliki pendukung fanatik di sana. Kami berjuang maksimal agar PT LIB dan PSSI merevisi hasil verifikasinya," tuturnya.
Perjuangan Perseru untuk meyakinkan PSSI dan operator liga akhirnya membuahkan hasil. PT LIB memberikan persetujuan Perseru tetap bermarkas di Stadion Marora, dengan catatan. Yakni, Perseru bisa memberikan jaminan terkait transportasi.
Data Klub:
Berdiri: 1970
Julukan: Cendrawasih Oranye, Kuda Laut Oranye
Markas: Stadion Marora, Serui
Pelatih: Yusack Sutanto
Suporter: Seruimania
Daftar Pemain
Kiper: Sukasto Efendi, Annas Fitranto, Hendra Molle
Belakang: Boman Bie Irie Aime, M. Zaenuri, Bilibig Dian Mahrus, Jhon Alex Wayoi, Tony Roy Ayomi, Kelvin Wopi, Farid Wadji, Reksa Leghad Satata, Septinus Alua
Tengah: Ronaldo Meosido, Frangklyn Rumbiak, Omar Zeinneddine, Mariando Uropmabin, Gamalia Imbiri, Alba Saves Krey, Lukas Mandowen
Depan: Paitoni Towolom, Irvan Yunus, Fransiskus Mumpo, Jaelani Arey, Silvio Escobar, Detius Muni, Toni Rumatrai
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Yusack Sutanto, Tangan Dingin Pelatih Gaek
Yusack Sutanto menanggung beban yang tidak ringan saat sepakat bekerja sama dengan Perseru Serui untuk menduduki jabatan pelatih kepala musim 2017. Pasalnya, musim ini Perseru lebih banyak dihuni pemain lokal serta pemain muda.
Namun, manajemen Perseru dipastikan sudah melewati berbagai pertimbangan sebelum mendatangkan pelatih kelahiran Semarang, Jawa Tengah itu. Yusack yang memiliki lisensi pelatih A AFC dikenal bertangan dingin dalam mengorbitkan pemain muda.
Yusack pun cukup yakin bisa menjawab tantangan itu. Meski begitu, manajemen klub tidak memasang target muluk-muluk di Liga 1 2017. Hanya, Yusack berjanji akan membawa Perseru ke penampilan terbaik sehingga tidak mengecewakan para pendukung.
Yusack dikenal sebagai salah satu pelatih senior di Tanah Air. Karier kepelatihannya cukup panjang. Ia pernah mengarsiteki tim Persipura (2006), Pelita Solo (2000-2002), Persijap Jepara (2006-2007 dan 2016), PSS Sleman (2013), dan beberapa klub lain.
Manajemen yakin dengan bekal pengalaman yang dimiliki Yusack, Perseru yang musim lalu berada di posisi 11 klasemen akhir Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo bisa lebih bertaji di musim 2017.
Advertisement
Arthur Barrios Bonai, Loyalitas Sang Kapten
Kisah manis Perseru tidak bisa dilepaskan dari sosok Arthur Barrios Bonai. Pemain yang beroperasi di lini tengah ini tidak hanya piawai mengatur serangan dan pertahanan bagi Cendrawasih Oranye.
Sebagai gelandang elegan, peran Arthur Barrios Bonai memang sangat sentral. Dia memiliki naluri mengatur alur serangan sebaik menjaga pertahanan saat Perseru terancam.
"Di tim ini belum ada pemain yang bisa menggantikan peran Arthur Bonai. Jika di era kejayaan Persipura ada Eduard Ivakdalam, Perseru punya Arthur Bonai," kata Choirul Huda, asisten pelatih Perseru.
Asisten pelatih asal Kepanjen, Kabupaten Malang itu, tahu betul kualitas sang kapten tim. Maklum Choirul Huda ikut membidani Perseru sejak dari Divisi Satu hingga saat ini berada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
"Karena lama bersama tim Perseru, saya hafal mati kualitas individu maupun karakter tiap pemain," ujar Choirul Huda.
Ketika Arthur Bonai dipanggil seleksi timnas Piala AFF 2016, Choirul Huda menganggap itu sudah tepat. "Arthur Bonai sudah bisa disejajarkan dengan gelandang terbaik klub-klub lainnya. Meski dia gagal lolos seleksi, Perseru tetap bangga dengan Arthur Bonai," ucap Choirul Huda.
Â