Bola.com, Gresik - Persegres Gresik United adalah salah satu tim yang paling doyan ganti pelatih di tengah kompetisi berjalan. Kursi pelatih tim berjulukan Laskar Joko Samudro itu dikenal panas, sehingga siapa pun pelatihnya patut waspada.
Sekadar catatan, pada tiga musim terakhir, Persegres sudah mengganti pelatih hingga delapan kali. Tindakan ini kerap disebabkan oleh pelatih yang dinilai gagal memenuhi ekspektasi suporter maupun manajemen.
Advertisement
Baca Juga
Sang pelatih Hanafi memang sudah memberikan modal awal positif bagi tim yang bermarkas di Stadion Tri Dharma Petrokimia, Gresik tersebut. Namun, hasil seri kontra Persipura bisa saja tak cukup bagi suporter Persegres, Ultrasmania, puas jika dalam laga kandang perdana kontra Semen Padang berakhir buruk.
Maka itulah, Hanafi dan seluruh pemain wajib bekerja ekstra keras agar terhindar dari hasil buruk pada laga ini. Maklum, meski masih awalan, kegagalan di partai ini akan menjadi catatan yang akan dijadikan akumulasi kekecewaan Ultrasmania. Bahkan tak tertutup kemungkinan mereka akan menuntut sang mentor untuk meletakkan jabatannya.
Minimal, nasib itu pernah menimpa pelatih Persegres di putaran pertama Torabika Soccer Championship 2016, Liestiadi. Sang mantan pelatih Persegres yang kini membesut Persipura itu pun terpaksa mundur dari posisinya setelah didesak Ultrasmania karena dianggap tidak mampu mengangkat performa tim.
“Saya menyadari jika suporter menuntut kami menang, apalagi saat tampil di kandang. Saya anggap itu sebagai risiko yang harus saya terima. Saya dan pemain sendiri bertekad untuk menjadikan catatan itu sebagai pelecut agar meraih hasil maksimal di banyak laga,” tutur Hanafi.
Hanya, Hanafi tak mau memikirkan hal itu berlebihan. Ia ingin fokus dan konsentrasi untuk memberikan seluruh kemampuannya dalam meracik tim agar mendapatkan hasil optimal dalam setiap pertandingan.