Bola.com, Jakarta - Persaingan kompetisi kasta elite Liga 1 2017 terasa ketat sejak pekan-pekan awal. Belum terlihat satu tim pun yang superior dalam perburuan gelar juara.
Kompetisi profesional gaya baru ala PSSI tersebut juga memunculkan banyak bintang baru. Regulasi baru yang mewajibkan klub-klub memainkan tiga pemain U-23 selama 45 menit membuat banyak darah-darah muda mencuat ke permukaan.
Advertisement
Baca Juga
Di sisi lain, selain mengontrak tiga pemain asing (satu asal Asia) klub-klub juga bisa menggaet seorang legiun asing dengan status marquee player.
Bisa dibilang perebutan posisi ini di masing-masing klub kia terasa ketat. Di luar pemain muda dan pemain impor, hanya tersisa tiga slot buat buat pesepak bola senior (di luar kiper).
Jangan heran keterbatasan slot starting eleven berimbas pada menurunnya jam terbang pemain senior. Bahkan banyak di antara mereka memiliki reputasi mentereng.
Kebugaran serta konsistensi permainan jadi penentu seberapa sering seorang pemain dapat kesempatan turun ke lapangan. Begitu seorang pemain dihantam cedera atau rapor performanya buruk, ia harus siap jadi spesialis cadangan.
Bola.com mencatat ada sejumlah pesepak bola top yang bernasib kurang beruntung. Musim lalu mereka dipuja karena penampilannya yang oke, namun musim ini lebih sering jadi penoton. Siapa-siapa saja mereka, dan apa alasan mereka terpinggirkan di awal Liga 1 2017?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Beny Wahyudi
1. Beny Wahyudi (Arema FC)
Nama Beny Wahyudi kembali mencuat ke permukaan di ajang Torabika Soccer Championship 2016. Pemain yang beberapa musim terakhir terpinggirkan dari Arema FC karena problem cedera kambuhan kembali jadi pelanggan posisi inti di Tim Singo Edan.
Beny yang beroperasi di sektor bek sayap kanan kemudian dipanggil Alfred Riedl untuk membela Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2016. Ia jadi bagian penting starting eleven Tim Merah-Putih yang sukses membuat kejutan lolos ke final setelah dua tahun vakum dari pentas sepak bola internasional.
Pasca Piala AFF, pemain berusia 31 tahun tersebut memutuskan pensiun dari timnas, dengan alasan ingin fokus di Arema dan membantu proses regenasi di Tim Garuda. Namun apesnya Beny dihantam cedera lutut di turnamen Piala Presiden 2017.
Cedera tersebut membuat pemain kelahiran 20 Maret 1986 harus kehilangan banyak laga di awal Liga 1 2017. Ia tercatat baru sekali tampil sebagai pemain inti, saat Tim Singo Edan menjamu Barito Putera di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jumat (5/5/2017).
Di empat laga sebelumnya posisinya digantikan oleh Syaiful Indra Cahya. Penampilan mantan pemain Persija Jakarta cukup apik di sisi kanan pertahanan Arema. Beny yang sudah mulai pulih dari cedera harus unjuk gigi kilat untuk bisa kembali mendapat posisinya.
Advertisement
Sergio van Dijk
2. Sergio van Dijk (Persib Bandung)
Sergio van Dijk didatangkan Persib Bandung di pengujung putaran pertama Torabika Soccer Championship 2016. Ia didatangkan sebagai solusi instan melempemnya kinerja lini depan Maung Bandung.
Sergio kemudian jadi satu-satunya tumpuan di sektor depan setelah manajemen Persib memutus kontrak bomber asal Spanyol, Juan Belencoso. Sempat kering gol di laga-laga awal bersama Maung Bandung, striker naturalisasi berdarah Belanda unjuk ketajaman. Di TSC 2016 Sergio mencetak 15 gol.
Apesnya pemain gaek berusia 34 tahun tersebut dihantam cedera lutut jelang semifinal Piala Presiden 2017. Ia tidak bisa memperkuat Persib di awal kompetisi Liga 1 2017.
Persib menggaet mantan bintang Premier League, Carlton Cole, untuk menutup lubang yang ditinggalkan Sergio. Apesnya Cole mandul gol. Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, berharap Sergio cepat pulih dari cederanya.
Ramdani Lestaluhu
3. Ramdani Lestaluhu (Persija Jakarta)
Nama Ramdani Lestaluhu melejit di SEA Games 2011 dan 2013. Ia jadi salah satu pemain muda yang digadang-gadang bakal jadi sayap yahud di Timnas Indonesia Senior.
Karena penampilannya yang memesona di SEA Games 2013, Ramdani ditarik Alfred Riedl untuk membela Timnas Indonesia Senior di Piala AFF 2014. Di sisi lain, Ramdani selalu jadi pelanggan posisi inti di klubnya Persija Jakarta.
Ia sempat hilang dari peredaran di awal musim Torabika Soccer Championship 2016, karena cedera hamstring. Apesnya begitu pulih ia kesulitan menembus posisi inti di Tim Macan Kemayoran.
Pemain asal Tulehu, Maluku, sempat ngambek minta pindah klub karena merasa tidak cocok dengan pelatih Paul Camargo yang belakangan dipecat dari Persija. Ramdani kembali jadi pemain inti di era pelatih baru, M. Zein Alhadad.
Bak de javu cerita pahit musim lalu terulang di Liga 1 2017. Pelatih Persija gres, Stefano Teco Cugurra, terlihat kurang berminat membedayakan tenaga Ramdani. Ia lebih suka memasang Jefri Kurniawan.
Posisi Teco kini disorot seperti halnya pendulunya Camargo, seiring pencapaian minimalis Persija di awal musim ini. Sinyal kalau arsitek asal Brasil itu bakal dicopot menguat belakangan ini. Akankah pergantian pelatih merubah peruntungan Ramdani Lestaluhu?
Advertisement
Ferdinand Sinaga
4. Ferdinand Sinaga (PSM Makassar)
Ferdinand Sinaga jadi andalan PSM Makassar dalam hal menjebol gawang lawan di Torabika Sccer Championship 2016. Ia menyumbang 10 gol buat Tim Juku Eja.
Produktivitas di level klub mengantar pemain yang dikenal kerap tidak bisa mengontrol emosi tersebut ke level Timnas Indonesia. Di ajang Piala AFF 2016 ia jadi pelapis Boaz Solossa.
Petaka datang di duel pembuka Liga 1 2017. Kala PSM menjamu Persela Lamongan di Stadin Andi Mattalatta, Matoangin, Ferdinand yang masuk sebagai pemain pengganti ketangkap tangan memukul pilar asing Tim Jaka Tingkir, Ivan Carlos.
Ia otomatis mendapat kartu merah serta hukuman susulan skorsing empat laga. Pelatih Robert Rene Alberts belakangan kerap memasang Titus Bonai mengisi posisi Ferdinand si sektor depan Tim Ayam Jantan dari Timur.
Melihat grafik permainan Tibo yang menanjak naik, Ferdinand kudu kerja ekstrakeras mendapatkan posisinya kembali.
Zulham Zamrun
5. Zulham Zamrun (Mitra Kukar)
Keputusan kontroversial dibuat Zulham Zamrun seusai membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Ia memutuskan mengakhiri kebersamaan dengan Persib Bandung. Padahal, di klub tersebut Zulham mendapat puncak popularitas.
Penyerang sayap kelahiran 19 Februari 1988 tersebut sempat menjadi Pemain Terbaik dan Top Scorer Piala Presiden 2015 di Persib.
Zulham memutuskan kembali ke Mitra Kukar, klub yang ia bela sebelum merapat ke Persib.
Ngenesnya di Tim Naga Mekes, Zulham justru kesulitan menembus posisi inti. Ia tercatat baru dua kali ditampilkan Jafri Sasta sebagai pemain inti dan bermain selama 114 menit.
Banyak pengamat menilai performa Zulham jauh menurun pasca cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di pertengahan tahun 2015. Ia absen lebih dari setengah tahun. Sampai saat ini ia dipandang belum berhasil menemukan bentuk permainan terbaik.
Advertisement