Bola.com, Surabaya - Direktur Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi mengindikasi Rachmat Afandi punya itikad tidak baik pada Tim Bajul Ijo. Pemain yang baru saja diputus kontraknya oleh Persebaya tengah menuntut ganti rugi ke mantan klubnya.
Persebaya mengakhiri kontrak lebih dini karena RachmatAfandi cedera berat. Ia tidak bisa diberdayakan saat tim mengarungi persaingan Liga 2 2017.
Kubu Bajul Ijo melihat ada kejanggalan dalam kasus cedera Rachmat. Ia tidak pernah terbuka mengenai rekam medis selama berobat di Jakarta.
Indikasi itu semakin kuat lantaran Rachmat selalu menolak bila manajemen Persebaya menyarankan sang pemain untuk berobat ke beberapa ahli ortopedi di Surabaya.
“Kami tidak pernah mendapat rekam medis selama dia berobat. Kami sarankan berobat di Surabaya, dia juga menolak. Alasannya dia sudah punya langganan di Jakarta,” terang Candra.
Advertisement
Baca Juga
Penasaran karena sang pemain tak kunjung sembuh, manajemen pun memaksa Rachmat untuk menjalani MRI di salah satu rumah sakit di Surabaya. Di situlah pertanyaan manajemen akan cedera Rachmat terjawab.
“Dari keterangan dokter, ada serabut di tulang. Indikasinya ada dua, bisa jadi luka karena sekali benturan, ada juga bisa cedera bawaan. Kami pun menjalin komunikasi dengan klub Rachmat sebelumnya, dan pihak klub itu mengakui jika Rachmat pernah cedera di tempat yang sama,” tutur Candra.
Ia mengakui, Persebaya tidak melakukan cek medis sedetail itu saat merekrut pemain di pramusim lalu. Hal itu disebabkan persiapan Persebaya terhitung mepet dengan gelaran kompetisi Liga 2.
“Kami tidak punya banyak waktu karena persiapan kami terhitung pendek dibanding banyak tim Liga 2 lainnya,”ujar Candra.
Persebaya pun menolak jika dianggap menelantarkan Rachmat. Sang pemain sendirilah yang mereka nilai tidak pernah terbuka mengenai pengobatannya selama di ibu kota.
Persebaya mengklaim memberikan perhatian besar ketika Dimas Galih jatuh sakit kala Persebaya bentrok lawan Madiun Putra lalu. Perhatian yang sama akan diberikan kepada pemain lain, tak terkecuali Rachmat Afandi.
Bahkan setelah beberapa hari usai pertandingan itu Dimas kembali masuk rumah sakit karena sakit tifus, manajemen Persebaya sangat peduli dan membiayai seluruh pengobatannya hingga sang pemain pulih kembali. Maka itu, Chandra menyerahkan kepada publik untuk menilainya.
“Kalau Rachmat Afandi terbuka saja, kami pasti sudah memberikan perhatian dan biaya pengobatannya kami tanggung. Tapi karena dia tertutup, kami tidak tahu meliputi apa saja cedera yang diobati, dan berapa besaran biayanya. Kami hanya tahu sekitar Rp 6 juta dari Rachmat sendiri, tanpa menyertakan bukti rekam medis,” terang Candra.