Bola.com, Jakarta - Sejak 2010, PSSI amat getol menaturalisasi pemain berpaspor asing dengan tujuan memakai jasa mereka di Timnas Indonesia. Para pemain yang mendapat paspor Indonesia yang digaet tak hanya yang blasteran, memiliki darah Indonesia, tapi juga pesepak bola asal Afrika dan Amerika Latin yang lama berkiprah di kompetisi Tanah Air.
Cristian Gonzales jadi orang pertama yang mengawali gerbong naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI untuk mendongkrak performa Timnas Indonesia. El Loco yang berasal dari Uruguay tampil mengkilap di kompetisi kasta elite Tanah Air.
Advertisement
Baca Juga
Ia lima kali mencatatkan diri sebagai top scorer,yakni pada musim 2005-2006 (30 gol), 2006-2007 (32 gol), 2007-2008 (26 gol), 2008-2009 (28 gol), dan 2009-2010 (18 gol). Dan benar saja ia langsung unjuk ketajaman saat membela Tim Merah-Putih di Piala AFF 2010.
Selanjutnya setelah Gonzales, pemain-pemain naturalisasi bermunculan. Total sudah ada 12 pemain berdarah asing yang mendapat paspor Indonesia. Terakhir adalah sosok Ezra Walian.
Pemain sepak bola muda asal Belanda, Ezra Walian, resmi menjadi Warga Negara Indonesia setelah status kewarganegaraannya dikukuhkan di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi DKI Jakarta, Kamis (18/5/2017) siang.
Ezra Walian dikukuhkan status kewarganegaraannya oleh Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, Endang Sudirman, mulai pukul 13.50 WIB. Ezra mengungkapkan sumpah dan janji sebagai Warga Negara Indonesia bersama sang ayah, Glen Walian, dan empat warga negara Indonesia baru lainnya.
Pemain muda yang saat ini masih tercatat bermain di Jong Ajax ini pun langsung bertekad kuat membawa Indonesia berjaya di SEA Games 2017.
"Saya segera bergabung dengan Timnas Indonesia. Saya akan ikut ke Bali untuk ikut pemusatan latihan dan bertekad membawa Indonesia menjadi juara di SEA Games. Saya akan mencetak banyak gol dan membawa prestasi itu kembali ke Indonesia," tegasnya.
Menariknya dari daftar pemain naturalisasi yang ada, mayoritasnya berdarah Belanda. Kedekatan historis Indonesia dengan negara Kincir Angin jadi salah satu alasan.
Banyak orang berdarah Indonesia yang hidup di Belanda, yang pernah menjajah negara kita tiga setengah abad. Mengalirnya darah Indonesia yang dimainkan PSSI untuk mempermudah proses naturalisasi.
Pemain blasteran yang kesulitan bersaing di Timnas Belanda, melihat peluang besar mereka meningkatkan kariernya dengan membela Tim Merah-Putih. Siapa-siapa saja pemain berdarah Belanda yang kini sudah berpaspor Indonesia
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jhonny van Beukering
1. Jhonny van Beukering
Apes benar nasib pemain naturalisasi asal Belanda, Jhonny van Beukering. Karier sang striker terus mengalami keterpurukan begitu mudik ke Belanda seusai tampil membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2012. Ia kini jadi penganggur karena terkena skorsing KNVB.
Jhonny van Beukering yang pernah bermain di sejumlah klub top Belanda, semacam Feyenoord, Vitesse, dan Go Ahead Eagles, menganggur selama setahun karena skorsing Komisi Disiplin KNVB.
Hukuman dijatuhkan otoritas tertinggi sepak bola Negeri Kincir Angin ke pemain bertubuh gempal tersebut pada Oktober 2015. Jhonny terlibat keributan dengan pemain dan suporter klub Divisi C3, DVC '26, pada laga Piala KNVB yang dihelat pada 2 September 2015.
Jhonny saat itu membela klub Divisi C1, SC Veluwezoom. Seperti yang dilansir media Belanda Gelderlander, penyerang yang sempat membela klub Pelita Jaya pada 2011-2012 itu dilarang terlibat dalam aktivitas sepak bola selama 12 bulan, terhitung mulai ketuk palu keputusan pada 19 Oktober 2015. Klub yang dibelanya juga dikenai hukuman denda 150 euro.
Keputusan tersebut terasa menyesakkan bagi Jhonny. Karier sepak bolanya bak tamat, peluangnya mendapat klub baru menipis karena faktor usia yang tak lagi muda.
Bomber kelahiran 29 September 1983 itu tiga tahun belakangan mengais rezeki di klub-klub amatir. Ia tercatat membela klub Presikhaaf (2013), MASV Arnhem (2013-2014), dan SC Veluwezoom (2015). Di klub-klub tersebut ia jarang tampil di jajaran pemain utama.
Merosotnya karier sang pemain juga dipicu perilakunya yang tidak disiplin. Badan Jhonny van Beukering melar karena gaya hidupnya yang tidak teratur.
Saat mendatangkan sang pemain pada 2012 untuk keperluan Piala AFF, PSSI dihujami kritik tajam masyarakat. Dengan postur gendut tak lagi mirip atlet profesional. Intinya Jhonny dinilai tidak layak membela Timnas Indonesia!
Kenyataannya saat berlaga di Piala AFF, pelatih Tim Merah-Putih kala itu, Nilmaizar, lebih sering menempatkan pemain binaan akademi Vitesse itu di bangku cadangan.
Seusai Piala AFF 2012, tak ada klub Indonesia yang mau merekrut Jhonny van Beukering. Lantaran frustrasi ia pulang ke Belanda. Ironisnya di negara tanah kelahirannya kariernya makin mandek.
Pada Januari 2014, sang pemain tersandung kasus kriminal karena memiliki 600 pohon ganja yang tertanam di salah satu rumahnya di Arnhem. Jhonny membantah kalau ia yang menanam tumbuhan yang masuk kategori narkotika tersebut.
"Rumah saya sedang disewakan. Sebagai pemilik rumah, harusnya saya mengecek lebih sering tempat itu. Jika saya tahu, tentu akan saya larang. Tapi, Anda tak bisa terus mengawasi segalanya. Sekarang saya diringkus sebagai tersangka," katanya seperti dikutip dari Voetbalprimeur.
Advertisement
Stefano Lilipaly
2. Stefano Lilipaly
Gelandang serang blasteran Indonesia-Belanda bernama lengkap, Stefano Janite Lilipaly, sempat jadi perbincangan hangat kala promosi cepat ke tim utama FC Utrecht. Jam terbang Stefano di pentas kompetisi elite Eredivisie terhitung tinggi sebagai pemain muda.
Pada periode 2010-2012 Stefano tampil sebanyak 30 kali buat FC Utrecht, dengan torehan dua gol. Pencinta sepak bola Tanah Air mendesak PSSI untuk segera menaturalisasi pemain kelahiran 10 Januari 1990 tersebut.
Sayangnya, pencapaian itu tak cukup membuat Stefano bertahan di FC Utrecht. Pada musim 2012-2013, ia dilego ke klub Almere FC yang berlaga di kompetisi Eerste Divisie/Jupiler League (kasta kedua). Ia jadi pemain pelanggan posisi inti di klub barunya.
Pada 2013, proses naturalisasi Stefano beres. Berstatus WNI, ia berkesempatan membela Timnas Indonesia dalam laga uji coba melawan Filipina di Stadion Manahan, Solo. Kala itu Tim Merah-Putih yang diasuh Jacksen F. Tiago menang 3-1. Stefano menyumbang satu gol plus sebiji assist.
Pada awal 2014 ia dipinang klub Jepang, Consadole Sapporo. Karier sang pemain meredup di J-League 2. Stefano hanya sempat tampil di empat laga saja.
Merasa kariernya terancam, Stefano kemudian secara mengejutkan menerima pinangan Persija Jakarta. Di Tim Macan Kemayoran ia hanya singgah dua bulan saja. Karena kasus pembayaran gaji yang kerap tersendat, pemain yang pernah membela timnas Belanda U-17 kabur ke kampung halamannya.
Di Belanda, Stefano Lilipaly sempat menganggur kesulitan mendapatkan klub. Beruntung setelah menjalani sesi trial di sejumlah klub ia kemudian dikontrak SC Telstar (level Jupiler League). Tampil bersinar di klub tersebut pada musim 2016-2017, ia kemudian dipanggil Alfred Riedl buat membela Timnas Indonesia di pentas Piala AFF 2016.
ia jadi salah satu kartu truf Timnas Indonesia yang lolos ke final turnamen, sebelum akhirnya dikalahkan juara bertahan Thailand. Stefano mencetak tiga gol di ajang tersebut.
Semenjak tahun 2013 pun Stefano tak pernah lagi dipanggil ke Timnas Indonesia. Di ajang Piala AFF 2014, pelatih, Alfred Riedl, secara terang-terangan tidak berminat memakai jasanya. Alasannya ia tak yakin terhadap kemampuan Stefano, yang jarang tampil di laga-laga kompetitif kompetisi di klubnya kala itu.
Karier Stefano Lilipaly juga menanjak di Belanda. Pada transfer tengah musim ia dibeli oleh SC Cambuur. Di klub baru ia unjuk produktivitas dengan koleksi sembilan gol.
Sergio van Dijk
3. Sergio van Dijk
Sergio van Dijk yang punya reputasi mentereng di Liga Australia secara tiba-tiba memutuskan pindah ke Persib Bandung. Keputusannya untuk mengejar mimpi membela Timnas Indonesia.
Di Persib ia langsung unjuk ketajaman dengan mencetak 21 gol di Indonesia Super League. Namun, karena berselisih dengan pendapatan hak komersial Sergio memutuskan meninggalkan Persib pada musim selanjutnya.
Sempat berkiprah di klub India, Sepahan, semusim, Sergio yang pernah jadi top scorer Liga Australia (A-League) musim 2010-2011 berkarier di Liga Thailand selama dua musim membela Suphanburi.
Karier striker jangkung yang membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2014 tersebut sempat meredup ketika secara tiba-tiba membatalkan perpanjangan kontrak di klub Thailand, Suphanburi, akhir 2015.
Sergio van Dijk kabarnya kecewa karena permintaannya naik gaji tidak dikabulkan oleh klub itu.Di Thai Premier League 2015 Sergio van Dijk tampil apik dengan mencetak 14 gol sekaligus mengantarkan Suphanburi di jajaran papan atas. Ia kemudian dikontrak singkat oleh Adelaide United untuk keperluan play-off Liga Champions Asia.
Setelah itu ia mudik ke Belanda. Sergio van Dijk menjalani sesi latihan dengan klub Divisi 2 Belanda, FC Emmen.
Peruntungannya berubah setelah di musim 2016. Persib memboyong sang pemain untuk berkiprah di ajang Torabica Soccer Championship 2016. Di Tim Maung Bandung ia tampil produktif dengan lesakan 15 gol. Namun produktivitas itu tak mengantarkannya kembali ke Timnas Indonesia. Ia tidak masuk skuat Piala AFF 2016.
Di awal Liga 1 2017, Sergio van Dijk belum mempertontonkan ketajamannya. Ia dihantam cedera lutut di turnamen pramusim Piala Presiden 2017. Tanpa Sergio Persib yang mendatangkan bomber jebolan Premier League Inggris, Carlton Cole, mandul dalam urusan mencetak gol.
Advertisement
Tonnie Harry Cusell Lilipaly
4. Tonnie Harry Cusell Lilipaly
Tonnie Harry Cusell Lilipaly didatangkan PSSI untuk mendongkrak performa Timnas Indonesia di Piala AFF 2012. Saat itu pelatih Nilmaizar kesulitan mendapatkan pemain bagus karena pemain asal Indonesia Super League menolak bergabung. Mereka dilarang klubnya yang berkonflik dengan PSSI.
Sayang kehadiran Tonnie tak berdampak signifikan. Timnas gagal menyajikan prestasi. Tim Garuda terhuyung di penyisihan turnamen.
Pasca Piala AFF 2012 Tonnie digaet Barito Putera. Namun, ia tidak lama di sana. Karena dianggap sering indisipliner dan banyak mau, ia didepak.
Sejak meninggalkan Indonesia pada 2014 usai didepak Barito Putera, Tonnie Harry Cusell Lilipaly, pemain naturalisasi asal Belanda kembali ke kampung halamannya. Ia sempat menganggur tak memiliki klub.
Kepergiannya dari Barito menyisakan cerita tidak enak. Pelatih Barito, Salahuddin, menyebut Tonnie pemain yang tidak profesional. Ia sering keluyuran malam dan tidak serius saat menjalani sesi latihan.
Tonnie juga dinilai terlalu banyak mau. Ia menuntut fasilitas ala pesepak bola Eropa. Padahal belum membuktikan kemampuannya di lapangan.
Awal tahun 2015 ia sempat main untuk klub kecil Belanda, Nieuw Utrecht, setengah musim. Pada pertengahan tahun sang gelandang serang dikontrak oleh tim satelit raksasa Eredivisie, Ajax, yaitu AFC Ajax Amateurs atau yang lebih dikenal sebagai Ajax Zaterdag.
Di klub yang berkompetisi di Hoofdklasse atau Divisi V Liga Belanda, Tonnie jadi pilihan utama. Pada musim 2016 pemain kelahiran Amsterdam, 4 Februari 1983 tersebut masih tercatat sebagai pemain Ajax Zaterdag.
Perjalanan karier pemain produk akademi Vitesse terasa miris. Sempat digadang-gadang bakal jadi bintang saat direkrut FC Twente pada musim 2001–2002, Tonnie tak pernah terlihat bisa stabil mempertahankan penampilannya di lapangan. Kariernya selalu pendek di klub-klub yang dibelanya.
Saat diboyong ke Timnas Indonesia untuk tampil di Piala AFF 2012, Tonnie Cusell berstatus sebagai pemain klub amatir GVVV. Keputusan PSSI membantunya mendapat paspor Indonesia dipertanyakan, karena kualitas sang pemain tak bisa dibilang istimewa.
Kini bermain di Ajax Zaterdag, tak bisa dibilang sebagai sebuah prestasi. Di usia yang memasuki 33 tahun, semestinya ia bisa berkiprah di klub level divisi lebih baik. Kompetisi Divisi V Belanda sejatinya level amatir. Mereka yang berkecimpung di klub-klub kontestan kompetisi bermain paruh waktu karena memiliki pekerjaan lain di luar sepak bola.
Ruben Wuarbanaran
5. Ruben Wuarbanaran
Bergabung bareng Jhonny van Beukering dan Diego Michiels ke Pelita Jaya pada musim 2011-2012, karier Ruben Wuarbanaran di Indonesia melempem. Rahmad Darmawan, pelatih Pelita Jaya kala itu, jarang menurunkan bek kelahiran Wijhe, Belanda, 15 Agustus 1990 tersebut sebagai pemain inti. Kualitasnya dinilai rata-rata air, alias tidak istimewa.
Ia sempat ikut seleksi Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011, namun gagal. Ruben pun ikut terbuang dari Pelita Jaya bareng Van Beukering.
Pemilik klub Pelita Jaya, Nirwan Dermawan Bakrie, sempat memberi kesempatan kepada Ruben bergabung dengan klubnya di Belgia, CS Vise. Ia dititipkan bareng sejumlah pemain alumnus program pelatnas jangka panjang SAD Uruguay.
Apesnya, di kompetisi Divisi 2 Belgia, Ruben juga minim jam terbang bermain sehingga akhirnya dipulangkan ke Indonesia.
Barito Putera pada musim 2013 menawarkan kontrak bareng pemain naturalisasi lainnya, Tonnie Harry Cusell Lilipaly. Hanya baru beberapa bulan bergabung ia dicoret karena dinilai kualitasnya di bawah ekspetasi pelatih, Salahuddin.
Sempat terombang-ambing tak memiliki klub, pada musim 2015 Ruben Wuarbanaran kemudian dikontrak klub Divisi 5 Jerman, SV Honnepel-Niedermormter. Di musim 2015-2016 sang pemain baru turun sekali ke lapangan di pentas Oberliga Niederrhein (level kompetisi terbawah di Jerman). Itu pun dengan status pemain pengganti.
Padahal, saat dinaturalisasi pada tahun 2011, Ruben Wuarbanaran, digadang-gadang bakal jadi pemain muda potensial yang bisa memberi warna timnas level junior. Dengan postur yang ideal 180 cm/79 kg, Ruben bisa bermain di dua posisi sebagai stoper serta gelandang jangkar. Namun harapan tinggal harapan, pesepak bola binaan akademi FC Den Bosch tak bisa menunjukkan level permainan terbaik.
Advertisement
Raphael Maitimo
6. Raphael Maitimo
Bareng Jhonny van Beukering dan Tonnie Harry Cusell Lilipaly, Raphael Maitimo masuk gerbong naturaliasai asal Belanda yang membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2012. Maitimo jebolan Feyenoord Academy. Ia sempat membela Timnas Belanda U-15, U-16, dan U-17 bareng bintang top Robin van Persie.
Banyak pengamat menilai performa Maitimo paling kinclong dibanding rekan-rekannya. Pesepak bola yang serba bisa, yang bisa bermain sebagai gelandang bertahan, stoper, dan bek sayap ini, sebelum membela timnas tercatat sebagai pemain klub Divisi III Belanda, VV Capelle.
Selepas Piala AFF 2012 Maitimo memutuskan bermain di kompetisi Indonesia. Pemain kelahiran 17 Maret 1984 laku di pasaran Indonesia. Ia jadi gulali klub-klub elite.
RaphaelMaitimo berkostum Mitra Kukar, Sriwijaya FC, PersijaJakarta, Arema FC, PSM Makassar , dan terakhir kini di Persib Bandung. Walau main bagus di klub-klub yang dibelanya, ia kirang beruntung di Timnas Indonesia.
Ia hanya sempat menjadi bagian dari skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Terakhir di Piala AFF 2016 silam, ia sama sekali tidak dilirik oleh Alfred Riedl. Konon karena sang pelatih tidak suka dengan sifat sang pemain yang cenderung banyak mau dan menuntut.
Diego Michiels
7. Diego Michiels
Sosok Diego Michiels didatangkan ke Indonesia untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011. Kedatangannya disponsori oleh pengusaha gila bola yang saat itu jadi Wakil Ketua Umum PSSi, Nirwan Dermawan Bakrie.
Selepas SEA Games 2011, ia langsung bergabung dengan klub milik NDB, Pelita Jaya. Namun, ia berkasus di sana. Tiba-tiba kabur pindah ke Persija Jakarta versi Indonesia Primer League. Kepergiannya karena takut ketakutan kehilangan kesempatan membela timnas. Saat itu Pelita berseberangan dengan kepengurusan PSSI baru Djohar Arifin Husein.
Sempat masuk skuat seleksi Piala AFF 2012, DiegoMichiels tersandung kasus kriminal pemukulan seseorang yang memaksanya masuk bui. Pemain kelahiran 8 Agustus 1990 memang dikenal sebagai bad boy, doyan terlibat keributan.
Terbebas di penjara, Diego yang kemudian dikontrak Mitra Kukarcomeback ke Timnas Indonesia U-23 di SEAGames 2013. Tim Garuda Muda yang diasuh RahmadDarmawan lolos ke final sebelum akhirnya takluk dari Thailand dengan skor 0-1. Diego selalu tampil sebagai pemain inti sepanjang event.
Karena perilakunya yang urakan Diego kerap tak dipanggil ke timnas. Dua nakhoda Tim Merah-Putih, Jacksen F. Tiago dan Alfred Riedl ogah memakainya.
Diego Michiels yang sebelum ke Indonesia memperkuat Go Ahead Eagles kini bermain di klub Pusamania Borneo FC.
Advertisement