Bola.com, Jakarta - Liga 2 2017 sejauh ini masih belum bersahabat dengan Pro Duta. Hingga pertandingan kelima, Minggu (21/5/2017), Pro Duta baru mengoleksi poin dua, hasil dari dua kali bermain imbang. Sisanya mereka ditaklukkan tim lawan.
Pertandingan kelima melawan 757 Kepri Jaya yang dimainkan di Stadion Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (21/5/2017), yang digadang-gadang jadi partai pertama yang berakhir dengan kemenangan, berakhir dengan skor 1-1. Imbasnya, Pro Duta gagal beranjak dari dasar klasemen sementara Grup 1.
Baca Juga
Advertisement
Kubu Pro Duta lantas menyuarakan ketiadakpuasan atas kinerja wasit Totok Supriyanto yang memimpin pertandingan melawan 757 Kepri Jaya.
Di mata tim tuan rumah, wasit Totok Supriyanto berlaku tidak tegas dengan tidak memberikan kartu kuning atau merah untuk pelanggaran yang dilakukan pemain 757 Kepri Jaya, yang diklaim dua kali menyikut pemain klub berjulukan Kuda Pegasus itu.
"Wasit utama Totok Supriyanto dalam memimpin pertandingan suka-suka sendiri. Dua kali dia mengambil keputusan sendiri, padahal hakim garis memutuskan berbeda. Jadi, hakim garis seolah tak ada gunanya," kata Muhammad Hamzaly, kapten Pro Duta FC.
Ketidakpuasan itu bukan yang pertama. Pro Duta bahkan sudah melaporkan pelanggaran yang dinilai lebih serius yang terjadi di Grup 1 kepada operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru.
Pro Duta melaporkan dugaan pelanggaran Regulasi Liga 2 2017 Pasal 38 ayat 2, yang berbunyi: Klub mendaftarkan sebanyak-banyaknya 5 pemain yang berusia di atas 25 tahun dengan komposisi 3 orang pemain berusia 25 tahun sampai dengan 35 tahun dan 2 pemain berusia bebas (tidak dibatasi usia).
Pro Duta menemukan bila kontestan di Grup 1, yakni PSMS Medan serta PSPS Pekanbaru melakukan pelanggaran regulasi itu.
Pro Duta mengklaim PSMS memiliki sembilan pemain berusia di atas 25-35 tahun dan satu pemain berusia di atas 35 tahun. Sementara PSPS, memiliki 12 pemain berusia di atas 25-35 tahun. Hal ini ditemukan Pro Duta saat bersua kedua tim-tim itu pada 30 April 2017 (vs PSMS) dan 5 Mei 2017 (vs PSPS).
Sekretaris Umum Pro Duta, Belinda Siahaan, mengungkapkan pelanggaran regulasi ini merupakan pelanggaran terhadap asas fair play dan sporting merit yang berujung dengan kerugian bagi Pro Duta.
"Oleh karena itu kami mohon agar sanksi dapat diberikan berupa pengurangan poin atas hasil pertandingan masing-masing klub yang melanggarnya," ujar Belinda sambil berharap protes mereka disetujui demi tegaknya fair play dan sporting merit.