Bola.com, Jakarta - Robert Rene Alberts jadi pelatih yang amat vokal di perhelatan Liga 1 2017. Ia kerap kali menyinyiri kinerja wasit di sejumlah laga yang dilakoni tim asuhannya, PSM Makassar.
Terakhir, nakhoda asal Belanda itu secara terang-terangan menyebut wasit sebagai biang kekalahan PSM saat berjumpa PS TNI di Stadion Pakansari, Cibinong, Senin (15/5/2017).
Arsitek asal Belanda tersebut menyebut Handri Kristanto yang pengadil laga telah merusak pertandingan. "Tidak ada yang salah dengan tim saya.Yang salah wasit!" ujar Robert dengan nada meninggi.
Advertisement
Baca Juga
Menurut klaim Robert pada babak pertama PSM mendapat dua kali penalti dalam pertandingan tersebut. Satu penalti karena pelanggaran di area kotak penalti pada babak pertama.
Sementara itu, pada babak kedua ketika Hamka Hamzah mendapat peluang kemudian pemain PS TNI melakukan handsball di kotak penalti, wasit mendiamkan saja tidak menunjuk titik putih.
Ia juga menyayangkan ketika ada pemain PSM dicekik, namun pengadil mendiamkan saja. Robert kemudian melontarkan komentar pedas.
"Selama lebih dari 20 tahun menjadi pelatih saya baru kali ini merasakan wasit tak mengindahkan Laws of The Games FIFA. Saya tahu di Indonesia banyak korupsi, jadi tidak heran kalau hal ini terjadi," ucap Robert Rene Alberts.
Dengan berani ia menyindir Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, yang jadi salah satu pembina PS TNI. "Tidak usah tanya saya apa harapan saya terhadap PSSI. Anda tahu siapa jabatan Ketua Umum PSSI saat ini," ujar mantan arsitek klub Malaysia, Serawak FA tersebut.
Sebelumnya, Robert juga mengomentari kinerja wasit, Tauriq Alkatiri, dalam duel PSM Vs Persija Jakarta di Stadion Andi Mattalatta, Minggu (30/4/2017). Meski PSM menang 1-0, Robert melontarkan kritik.
"Wasit Thoriq Alkatiri terlalu gampang mengeluarkan kartu. Fakta ini sedikit memengaruhi konsentrasi pemain," ujar Robert ada jumpa media usai pertandingan
Pada pertandingan PSM versus Persija, wasit Toriq mengeluarkan masing-masing dua kartu merah dan tujuh kartu kuning buat pemain kedua tim. Menurut Robert, secara umum kinerja wasit hampir mirip khususnya dalam menilai suatu pelanggaran.
"Sepanjang pengalaman saya jadi pelatih, baru kali ini saya melihat para wasit mengeluarkan banyak kartu diawal kompetisi," jelas Robert.
Robert juga meluapkan melontarkan kekecewaannya ke wasit Iwan Sukoco yang memimpin partai timnya melawan Mitra Kukar dalam lanjutan Liga 1 2017 di Stadion Aji Imbut, Senin (24/4/2017).
Menurutnya, Iwan Sukoco telah membuat keputusan keliru dengan memberi hadiah penalti kepada Mitra Kukar yang berhasil dieksekusi oleh, Marclei Cesar Chavez Santos, pada menit terakhir laga. Alhasil, PSM Makassar yang sudah unggul 1-0 harus rela berbagi poin dengan Mitra Kukar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Doyan Mengkritik
Robert Rene Alberts selama ini dikenal sebagai pelatih yang doyan nyinyir ke wasit. Di pentas Torabika Soccer Championship 2016 ia sempat melontarkan pernyataan kontroversi pertandingan ada mafia wasit yang bermain Madura United versus PSM di Stadion Bangkalan, Madura, yang berkesudahan 1-4.
"Hasil akhir pertandingan ini sudah diatur seseorang. Perjuangan para pemain terasa sia-sia karena semua sudah diatur," ungkap Robert Rene Alberts emosional. Sang mentor menyoroti dua penalti buat tuan rumah yang ia anggap semestinya.
Kubu Madura United dibuat geram dengan pernyataan tersebut, mereka meminta Robert membuktikan ucapannya.
"Kalau tidak terbukti ada mafia yang mengatur pertandingan Madura United versus PSM yang berakhir dengan skor 4-1, Madura United menuntut Alberts meminta maaf dan mencabut pernyataan tersebut. Jika tidak, kami akan pertimbangkan untuk melaporkan Alberts ke polisi karena ini fitnah dan mencemarkan nama baik Madura United," ujar Ziaul Haq, Direktur PT PBMB, perusahaan yang menaungi Madura United.
Ziaul juga heran jika hukuman penalti yang diberikan wasit Dodi Setiap Purnama dinilai tidak tepat. Berdasarkan bukti rekaman
pertandingan, tim berjulukan Sape Kerrab ini menganggap bola mengenai lengan Ardan Aras yang aktif.
"Bisa dilihat berkali-kali, bola itu menyentuh lengan Ardan yang saat itu aktif. Lihat lebih jeli, supaya semua tahu, bahwa penalti itu tidak mengandung unsur kontroversial," jelas Ziaul.
Madura United menilai pernyataan Robert adalah bentuk luapan stres karena ia posisinya tengah terpojok. Ia dibebani target berat oleh manajemen PSM. Robert melempar bola liar ke wasit untuk menyelamatkan posisinya.
Balik ke duel PS TNI kontra PSM, pelatih yang sempat menukangi klub Malaysia, Serawak FA, juga dibebani target menang oleh petinggi Tim Juku Eja. The Army dianggap lawan empuk karena tidak memiliki basis pendukung besar.
Advertisement
Saat di Arema
Hanya saja banyak pihak menilai kritik Robert Rene Alberts berstandar ganda. Saat timnya diuntungkan ia seringkali bungkam bicara.
Pertanyaan jahil sempat dilontarkan Bola.com dalam sesi konfrensi pers usai duel PS TNI Vs PSM: Apa beda kinerja wasit saat dirinya melatih Arema dengan PSM saat ini?
Arema jadi juara Indonesia Super League musim 2009-2010 dengan banyak memunculkan kritikan dari pesaing. Tim Singo Edan saat itu dinilai seringkali diuntungkan wasit. Robert memberi jawaban diplomatis.
"Kinerja wasit saat melatih Arema dan saat ini PSM sama saja. Tidak ada perkembangan sama sekali. Saat melatih Arema saya banyak mengalami hal yang sama seperti saat ini."
Komentar Robert seusai laga PSM kontra Sriwijaya FC pada pekan ketujuh Liga 1 2017 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, Minggu (21/5/2017), jadi sorotan.
Kemenangan PSM diwarnai aksi mogok main selama 20 menit oleh Sriwijaya yang tak terima keputusan Wasit Hadiyana yang memberi penalti buat PSM pada menit ke-93. Menurut kubu Sriwijaya, bek Firdaus Ramadhan tidak melakukan pelanggaran terhadap Hamka Hamzah. Dalam rekaman televisi terlihat kalau tidak ada kontak antarakedua pemain.
Durasi penambahan waktu sampai enam menit digugar kubu Laskar Wong Kito. Pengadil dinilai sengaja memberi peluang ke PSM untuk menang.
Usai laga Robert Rene Alberts justru menyindir Sriwijaya FC. "Seharusnya Sriwijaya menerima apa pun keputusan wasit. Tidak perlu melakukan aksi mogok. Kami juga pernah merasakan hal sama ketika dijamu Mitra Kukar tapi kami tidak keluar dari lapangan," kata Robert.
Menurut Robert, seharusnya PSM mendapat lima tendangan penalti. Masing-masing dua pada babak pertama dan kedua. "Tapi, kami tidak melakukan protes berlebihan seperti yang dilakukan mereka," kata Robert.
Robert menambahkan, seharusnya wasit lebih tegas dengan memberi ultimatum kepada Sriwijaya. "Bukan membiarkan mereka mogok selama 20 menit. Itu bisa merusak konsentrasi kami," tegas Robert seraya menambahkan, sudah seharusnya PSSI memanggil para wasit untuk berdiskusi soal aturan.
Di luar kontroversi soal kinerja wasit, faktanya PSM Makassar asuhan Robert Rene Alberts kini untuk sementara ada di puncak klasemen Liga 1 2017.
Dari tujuh laga yang telah dilakoni Tim Juku Eja mendulang 16 poin, unggul tiga poin dari pesaing terdekat Persib Bandung.
Peran Robert membangun soliditas permainan Tim Ayam Jantan dari Timur amat besar. PSM yang terakhir kali juara kompetisi kasta tertinggi musim 1999–2000, kini jadi penantang juara serius. Mereka menjadi ancaman bagi Persipura Jayapura, Arema FC, Persib Bandung, serta Sriwijaya FC yang beberapa musim terakhir bersaing bak kuda pacu dalam perburuan juara. Akankah PSM mengakhiri dahaga gelar musim ini?