Sukses


6 Pelatih Top yang Meracik Klub Kasta Kedua Indonesia

Bola.com, Jakarta - Kompetisi Liga 2 musim ini berjalan sangat berat. Betapa tidak, dari total 61 klub yang berpartisipasi, hanya 21 tim yang bertahan. Artinya 37 diantaranya bakal turun kasta di kompetisi 2018.

Dua tim teratas klasemen akhir berhak lolos ke babak 16 Besar sekaligus bertahan di Liga 2. Sedangkan slot lima tersisa diperebutkan melalui jalur play-off bagi tim yang berada di posisi 3-4 pada akhir musim.

Hal tersebut membuat klub mempersiapkan diri dengan matang. Selain materi pemain mumpuni, mereka rela merogoh kocek dalam-dalam untuk merekrut pelatih dengan nama besar dan malang-melintang di kompetisi kasta tertinggi.

Dengan merekrut pelatih dengan nama dan pengalaman mentereng di sepak bola Indonesia, mampu mengangkat performa tim untuk bersaing dengan kontestan lain.

Liga 2 musim 2017 ini menjadi momentum buat menyodok ke kasta utama musim mendatang. Harga sepadan buat pengeluaran gemuk musim ini.

Bola.com memilih enam pelatih top yang meracik tim di Liga 2. Siapa-siapa saja mereka?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Alfredo Vera

Persebaya mendatangkan Angel Alfredo Vera sebagai pengganti Iwan Setiawan. Keputusan pelatih asal Argentina itu berlabuh ke tim Bajul Ijo tak mengejutkan mengingat dia jadi kandidat kuat bersama Jaya Hartono, dan Riono Asnan.

Kehadiran pelatih 44 tahun itu diharapkan mampu mengembalikan performa dan karakter permainan tim Kota Pahlawan. Terlebih, reputasi Alfredo Vera di sepak bola Tanah Air cukup menjanjikan dengan membawa Persipura Jayapura meraih juara Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.

Masuk sebagai pelatih pengganti sejak pekan ke-14 TSC 2016 menggantikan Jafri Sastra, Alfredo mampu mengatrol posisi Persipura yang sempat terseok-seok pada awal turnamen.

Di tangan Alfredo, Persipura saat itu langsung melesat ke puncak lewat torehan 15 kali kemenangan, 4 kali seri, dan 2 kali kalah. Selama ditukangi Alfredo, Persipura memasukkan 38 gol dan kemasukan 13 gol.

Selain membesut tim Mutiara Hitam, Alfredo juga meracik Persela Lamongan, Persegres Gresik. Sentuhan magis itulah yang diharapkan bisa ditularkan kepada Rendi Irwan dkk. yang sedang berjuang di babak penyisihan Grup 5 Liga 2.

Saat ini, Persebaya masih terjerembab di posisi 7 dengan 5 poin. Masih banyak pertandingan yang akan dihadapi untuk merangsek ke posisi dua besar.

 

 

3 dari 7 halaman

Kas Hartadi

Keberhasilan membawa Sriwijaya FC sebagai juara Liga Super Indonesia (ISL) musim 2011-2012 melambungkan nama Kas Hartadi.

Tak hanya itu, dia juga membawa tim Laskar Wong Kito jadi kampiun Inter Island Cup (IIC) di tahun yang sama. Kesuksesan pelatih kelahiran Solo itu sempat mendapat julukan ''Kasdiola'' dari suporter Sriwijaya FC. Julukan itu mengacu pada mantan pelatih Barcelona, Guardiola yang juga membawa tim Catalan juara di musim perdana.

Setelah hijrah dari Sriwijaya FC, Kas Hartadi sempat membesut Persikabo Bogor dan Cilegon United di pentas Divisi Utama, serta Pusamania Borneo FC di ajang Piala Presiden 2015. Setelah itu, dirinya meracik Persik Kediri di pentas Indonesian Soccer Championship (ISC) B 2016 hingga Kalteng Putra saat ini.

Tak hanya sebagai pelatih, juru taktik 46 tahun itu juga meraih kesuksesan semasa masih bermain. Kas Hartadi merasakan empat gelar juara baik klub dan Timnas Indonesia.

Kas Hartadi tiga kali merengkuh juara Galatama bersama Kramayudha Tiga Berlian, plus satu gelar lagi bersama Arseto Solo. Kas juga turut mengantarkan Timnas meraih medali emas dalam ajang SEA Games Manila tahun 1991.

Kehadiran Kas Hartadi di Kalteng Putra semakin menunjukkan keseriusan tim yang bermasrkas di Stadion Tuah Pahoe tersebut. Tim berjuluk Laskar Isen Mulang juga mendatangkan pemain berpengalaman seperti Galih Sudaryono, Usep Munandar, Stefanus Bungaran, hingga Dede Hugo.

4 dari 7 halaman

M Zein Al Hadad

Kabar mengejutkan datang dari klub Liga 2 asal Jawa Timur, Persida Sidoarjo kala menunjuk mantan pelatih Persija Jakarta, M Zein Al Hadad sebagai juru takti.

Padahal pelatih kelahiran Surabaya, 19 September 1961 sempat diminati sejumlah klub Liga 1. Alasan manajemen Persida menunjuk pelatih yang akrab disapa Mamak itu cukup jelas, yakni kapasitasnya yang sudah teruji di kompeiti kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Mamak pun mendapat tugas berat dengan diharapkan membawa Persida promosi ke kasta tertinggi tahun depan. Meski punya nama besar di kancah sepak bola Tanah Air, Mamak belum memiliki prestasi gemilang bersama klub yang dia tangani.

Prestasi terbaik mungkin membawa Deltras Sidoarjo menjadi peringkat ketiga Copa Dji Sam Soe 2009 di Palembang dengan mengalahkan Persija Jakarta saat itu. Mamak juga dinobatkan sebagai pelatih terbaik.

Namun, pengalaman meracik tim-tim besar seperti Assyabaab Galatama, Persebaya Surabaya, Persijatim Solo FC, Deltras Sidoarjo, Persija, hingga asisten pelatih Timnas U-23 di SEA Games 2015 jadi modal utama.

Terlebih sebagai pelatih kelahiran Jawa Timur, Mamak tentu paham karakter permainan sepak bola cepat dan trengginas ala Jawa Timur.

5 dari 7 halaman

Jaino Matos

Klub 757 Kepri Jaya FC jadi satu dari sebagian kecil tim Liga 2 yang mengontrak pelatih asing. Manajemen skuat Ikan Kakap memutuskan menggaet juru taktik asal Brasil, Jaino Matos untuk dapat bersaing di kompetisi kasta kedua sepak Bola Indonesia.

Cukup mengejutkan, mengingat Jaino sebenarnya mendapatkan tawaran dari salah satu klub Thai League T1, Thai Honda Ladkrabang FC. Pelatih 37 tahun itu juga sempat dikaitkan dengan Persija Jakarta.

Pengalaman pelatih kelahiran Brasil 27 Oktober 1979 di sepak bola Tanah Air belum terlalu panjang. Jaino mengawali karir bersama Persib Bandung Jr dan berlanjut sebagai pelatih fisik tahun 2013-2015.

Setelah itu, Janio bergabung bersama Pusamania Borneo FC sebagai Kepala Department Science And Performance di bawah pelatih kepala, Iwan Setiawan di Piala Presiden.

Jaino lantas meracik tim tetangga Borneo FC, Persiba Balikpapan pada  ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Meski demikian, Persiba hanya mampu finis di peringkat 13 dengan torehan 35 poin, sehingga kontraknya tidak diperpanjang.

Perjuangan berat harus dilalui Jaino Matos bersama 757 Kepri Jaya meningat saat ini terjerembab di posisi 6 dengan 5 poin, atau terpaut 10 angka dari pemuncak klasemen sementara, PSMS Medan. Butuh usaha dan kerja keras untuk merangkak ke posisi dua besar atau setidaknya peringkat 3-4 untuk menjalani babak play-off.

6 dari 7 halaman

Rudy Eka Priyambada

Nama Rudy Eka Priyambada melambung sebagai pelatih kepala di salah klub kasta kedua di Bahrain, Al Najma. Meski baru berkarier sebagai pelatih kepala di Al Najma, Rudy Eka menunjukkan kapasitasnya sebagai seorang pelatih muda berbakat.

Buktinya, berbekal kemampuan mumpuni membuat analisa tepat, Rudy Eka berhasil membawa Al Najma promosi ke kompetisi kasta tertinggi setelah di akhir musim menempati urutan kedua klasemen akhir.

Pelatih muda pemegang lisensi A AFC itu menangani Celebest FC di Indonesian Soccer Championship (ISC) B 2016. Tuah Rudy Eka pun terlihat di klub yang bermarkas di Stadion Gawalise itu lolos ke fase knock-out.

Meski masih berusia 34 tahun, dia masuk dalam label pelatih papan atas dan sempat jadi kandidat juru taktik Timnas U-19 sebelum PSSI akhirnya memilih Indra Sjafri.

Kini masih bersama Celebest FC, Rudy Eka menapaki jalur menuju prestasi. Tim yang bermarkas di Stadion Gawalise, Palu, berada di jalur yang benar dengan menempati posisi kedua klasemen sementara Grup 7.

7 dari 7 halaman

Subangkit

PSIS Semarang termasuk salah satu klub Perserikatan yang masih terjebak di kasta kedua. Musim ini, PSIS berambisi meraih prestasi dengan promosi ke kasta tertinggi.

Manajemen PSIS menunjuk pelatih kawakan, Subangkit. Manajemen membawa optimistisme bersama mantan pelatih Mitra Kukar itu untuk membawa PSIS menembus Liga 1 2018.

Subangkit punya karakter kuat dan pengalaman yang mumpuni. Pelatih yang sukses bersama Persekabpas Pasuruan menyingkirkan delapan kandidat lain dalam proses seleksi.

Di bawah arahan Subangkit, PSIS kini bersaing ketat dengan Persis Solo dalam klasemen sementara Liga 2 Grup 4. PSIS mengemas 13 poin dan berada di urutan kedua.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer