Bola.com, Malang - Kemenangan atas Mitra Kukar 2-0 dalam pekan kedelapan Liga 1, Minggu (28/5/2017), di Stadion Gajayana, Malang, jadi momen bahagia Arema FC. Tim Singo Edan mereka berhasil mengakhiri paceklik kemenangan dan sementara melejit ke posisi tiga klasemen dengan nilai 14.
Namun, kemenangan ini bakal membuat hati marquee player Arema, Juan Pablo Pino, bersedih karena Arema justru menang saat dia tidak dimasukkan dalam line-up. Bisa jadi pemain 30 tahun asal Kolombia itu diparkir lebih lama. Termasuk saat tandang ke kandang Persija Jakarta, Jumat (2/6/2017).
"Pino harus introspeksi diri karena Arema tampil bagus justru saat dia tidak ada dalam line-up. Bisa jadi Pino tidak kami bawa ke kandang Persija," kata pelatih Arema FC, Aji Santoso.
Saat mengalahkan Mitra Kukar, posisi Pino digantikan Esteban Vizcarra. Gelandang asal Argentina ini punya mobilitas tinggi. Ketika Vizcarra melebar ke posisi sayap, giliran Adam Alis yang menjadi gelandang sentral. Dua pemain itu bisa membuat penampilan Singo Edan lebih apik ketimbang Pino.
Advertisement
Baca Juga
Dari lima pertandingan yang dijalani Pino, Arema justru tampil kurang fight karena eks pemain AS Monaco dan Galatasaray itu tidak mau tampil habis-habisan. Dia terkesan malas untuk turun ketika kehilangan bola. "Kami akan lihat perkembangan Pino seperti apa setelah pertandingan ini," jelas Aji.
Sebenarnya Pino punya skill yang tidak perlu diragukan. Namun, dia harus mengikis kebintangannya jika ingin terus bermain reguler di Arema karena Aji lebih memercayai pemain yang punya fighting spirit tinggi di lapangan.
"Saya suka dengan karakter pemain yang mau kerja keras di lapangan. Seperti saat Piala Presiden lalu. Semua pemain punya kemauan tinggi untuk berduel dengan lawan," tegasnya.
Aji seakan memberikan sinyal Arema bisa tampil lebih bagus tanpa Pino. Seperti saat menjuarai Piala Presiden awal tahun ini. Hanya, manajemen Singo Edan masih berpikir ulang jika ingin memutus kontrak Pino lantaran mereka harus membayar kompensasi besar.
Apalagi pemain yang akrab dengan nomor punggung 20 itu punya nilai kontrak tertinggi di Arema sehingga opsi yang dipilih pelatih dan manajemen adalah memarkir dia dari line-up.