Bola.com, Phnom Penh - Timnas Kamboja memandang serius partai uji coba melawan Timnas Indonesia. Kamboja menggunakan pertandingan yang digelar di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, 8 Juni 2017 sebagai persiapan akhir sebelum menjamu Afghanistan di venue sama, lima hari kemudian, dalam putaran ketiga penyisihan Grup C Piala Asia 2019.
Timnas Kamboja membidik kemenangan karena keberhasilan mengalahkan Tim Garuda bakal mendongkrak motivasi dan kepercayaan diri. Pasalnya, sejak diarsiteki pelatih asal Brasil, Leonardo Vitorino, mulai 1 Maret 2017, The Koupreys belum pernah menang.
Chan Vathanaka cs. kalah 2-3 dari India di laga uji coba di Phnom Penh. Setelah itu mereka kembali tumbang, 0-7, dari India di putaran ketiga penyisihan Grup C Piala Asia 2019 (28/3/2017).
Namun, sang pelatih, Leonardo Vitorino, menyadari bukan hal mudah bagi pasukannya untuk mengalahkan Indonesia, bahkan ketika bermain di depan publik sendiri. Seperti diakuinya, dalam 20 tahun terakhir, Kamboja belum mampu menundukkan Indonesia.
"Pertandingan internasional melawan Indonesia sangat penting buat kami. Indonesia tim kuat, kami belum bisa mengalahkan mereka dalam 20 tahun. Mereka tidak tampil di kualifikasi Piala Asia tapi mereka mempersiapkan diri untuk SEA Games 2017 di Malaysia."
"Jadi, mereka pastinya akan mencoba berbagai formasi dan pemain sehingga ini jadi pertandingan yang sulit menjelang partai 13 Juni melawan Afghanistan," kata Vitorino, seperti dikutip dari Phnom Penh Post, Selasa (30/5/2017).
Advertisement
Baca Juga
Itulah mengapa, Vitorino menekankan dua hal penting pada pemainnya jelang bersua Indonesia. Dua hal itu adalah disiplin dan pengorbanan saat menjalani latihan.
"Buat saya dua hal itu sangat penting," kata pelatih yang dalam tekanan menyusul keputusannya memilih lebih banyak pemain muda untuk mengisi skuatnya itu.
Vitorino menjelaskan bahwa dirinya lebih senang jika timnya yang diraciknya sekarang disebut sebagai perpaduan antara pemain muda dengan pemain berpengalaman.
Vitorino juga mengungkapkan bila selama ini ia memegang prinsip pemain yang bekerja keras dalam latihan dan bermain saat pertandingan lebih keras lagi, layak mendapatkan penilaian positif. Dia menambahkan sejauh ini dirinya terus mencermati perilaku setiap pemain terhadap sesi latihan, kerja sama tim dan komitmen mereka, sambil melakukan penilaian untuk skuat inti.
"Setiap pemain harus mengusahakan tempatnya (dalam tim) sendiri-sendiri. Tidak ada yang namanya pemain bintang. Saya ingin, mereka yang menganggap dirinya tak tergantikan, mengetahui bila kami punya para pemain muda untuk menggantikan posisi mereka bila mereka tidak maksimal saat bermain dan berlatih," tuturnya.
Meski begitu, Vitorino secara khusus memberikan kredit positif pada satu pemain, yakni Chan Vathanaka. Pelatih yang menggantikan Lee Tae-hoon itu menjelaskan alasannya mengapa menganggap pemain 23 tahun yang bermain di klub J3-League, Fujieda MYFC, sebagai aset berharga untuk Timnas Kamboja.
"Banyak orang di Kamboja tidak tahu, Vathanaka menjalani latihan khusus di Jepang. Ketika mayoritas rekan di timnya berlatih sehari sekali, dia latihan dua kali sehari. Dia tidak menunggu hal-hal berubah di sepak bola Kamboja, tapi dia ingin membawa perubahan itu ke tim," kata Vitorino.